Tuesday, January 11, 2011

Tantri, Nicky Astria, dan Lady Rocker Indonesia

TANTRI (foto: tempo.co)
SEGAR sekali mendengar suara Tantri  saat bersenandung. Vokalis grup band Kotak itu bisa begitu manis saat mendendangkan lagu “Masih Cinta” ataupun “Pelan-pelan Saja”. Namun, dia juga bisa tampak garang ketika berteriak lantang, menyanyikan lagu “Beraksi”.

Kotak, ya Kotak adalah grup muda asal Jakarta yang tengah menjulang saat ini. Jebolan kompetisi musik “Dream Band” di sebuah stasiun televisi pada tahun 2004 itu, kini begitu sering menghiasi layar kaca. Jadwal panggung mereka pun padat.

Dari sisi komersil, Kotak pun menangguk keuntungan luar biasa, lantaran penjualanring back tones (RBT) album kedua mereka, “Kotak Kedua”, konon  mencapai angka enam digit!

Khusus untuk Tantri, yang punya nama lengkap Tantri Syalindri Ichlasari, kemunculannya seakan telah memuaskan dahaga pecinta musik rock akan sosok seorang vokalis rock wanita alias lady rocker. Maklum, setelah era Nicky Astria, sepertinya belum ada lagi penyanyi rock wanita yang benar-benar mampu membuat perbedaan di peta musik di negeri tercinta ini.

“Teh Nicky”-panggilan Nicky Astria-memang pernah begitu fenomenal menguncang panggung musik rock tanah air. Dengan gaya sensual, dia menawarkan pesona, lebih dari sekadar suara yang khas.

Saya ingat betul, betapa puluhan ribu penonton terkesima menyaksikan penampilan Nicky di sebuah panggung musik kolosal di Senayan, akhir tahun 1990-an, saat saya masih duduk di sekolah menengah pertama. Ketika itu, Nicky, yang kini berusia 43 tahun, menjadi bintang tamu  dalam Konser Seratus Kota Iwan Fals, saat mempromosikan ambul “Mata Dewa”. Gaya panggungnya, suaranya ketika itu fantastis!

Nicky sendiri muncul setelah era Sylvia Sartje mulai pudar. Album pertama Nicky, “Semua Dari Cinta” di tahun 1984, memang kurang menarik perhatian. Namanya baru benar-benar bersinar usai merilis album kedua, “Jarum Neraka”, setahun kemudian.

Dua lagu dari album tersebut, “Jarum Neraka” dan “Misteri Cinta” langsung menjadihits. Album ini sendiri, konon laku terjual hingga 350 ribu kaset dan disebut-sebut sebagai album rock pertama yang angka penjualannya mampu menyamai rekor penjualan album pop, ketika itu.

Nicky, yang sempat terjun ke dunia sinetron,  pun ketika itu makin mengukuhkan posisinya sebagai lady rocker nomor satu setelah merilis album-album selanjutnya. Mulai “Tangan Tangan Setan” di tahun 1986, Gersang (1987), Matahari dan Rembulan (1988), Bidadari (1989), hingga “Kemana?” di tahun 2003.

Praktis, para era tersebut, setidaknya hingga akhir tahun 1990-an, Nicky benar-benar menjadi primadona di pelataran musik rock Indonesia. Dia juga sempat berkolaborasi dengan beberapa rocker lainnya lewat Pakarock, yang sempat menelurkan album “Jangan Bedakan Kami” di tahun 1990.

NICKY ASTRIA (foto:pikiran rakyat)
Nicky beruntung, karena di awal kariernya, dia ditemukan musisi rock andal, sekaligus gitaris grup Godbless dan Gong 2000, Ian Antono. Selanjutnya, kehadiran musisi berkualitas macam Areng Widodo, Jockie Suprayogo, James F. Sundah, Youngki Suwarno, Jelly Tobing, atau Eet Syahranie, semakin mematangkan sisi musikalitas seorang Nicky Astria.

Bahkan, meski di album-album terakhir, wanita bernama lengkap Nicky Nastiti Karya Dewi ini lebih banyak bermain dengan jenis pop, imejnya sebagai lady rocker tulen tak juga memudar.

Memang sempat muncul nama-nama seperti Cut Irna-yang juga tergabung dalam Pakarock- Connie Dio, Hilda Ridwan Mas, Mel Shandy, Yossi Lucky, ataupun Ayu Laksmi. Namun, nama-nama tersebut tak mampu bertahan lama. Ada juga Anggun C. Sasmi, yang sempat menjulang lewat tembang “Tua-tua Keladi” dan “Takut”. Namun, kariernya malah dibawa terbang sang suami ke Prancis.

Maka itu, kehadiran Tantri, 21 tahun, seperti membangkitkan kembali romantisme kejayaan lady rocker di negeri ini. Inikah tanda-tanda bakal kembali merajanya penyanyi rock wanita? Semoga saja.


Sumber foto: kotakrockband.com
Sumber klip: You tube
Bekasi, 11 Januari 11


No comments:

Post a Comment