Saturday, November 7, 2015

Rock Hits Melawan Asap


LELANG GITAR - Founder Rock Hits, Nicko Krisna (kedua dari kiri) menyerahkan
gitar yang dilelang kepada pemenang lelang Ludy Glue (keempat dari kiri) disaksikan
perwakilan Yayasan Usaha Mulia (kedua dan ketiga dari kanan)
 MAKIN cinta deh sama komunitas keren ini. Ya, Rock Hits, yang merupakan grup di Facebook turunan dari Brur & Zus, awalnya Hits From The 80s & 90s, memang semakin menunjukkan jati diri yang spesial.

Para member tidak cuma bicara rock, posting lagu-lagu favorit. Kami memainkannya, menikmatinya. Banyak member dari grup ini bahkan kembali merasa hidupnya lebih berwarna, lantaran eksis lagi bermain musik. Gitar yang telah lama digantung, bass yang telah berdebu, kembali diganti senar-senarnya, dibersihkan. itu semua karena Rock Hits.

Kami, para member,  tak hanya eksis dunia maya, tapi juga merasa seperti keluarga yang utuh, hidup, nyata. Terbukti, setiap kali gathering digelar, suasana selalu begitu cair. Selalu ada canda-tawa, bahkan cekikikan, atau obrolan musik yang bermutu, bukan sekadar ha, ha, ha, wakakakak, xixixixi, atau yeahhh … seperti tertulis di kolom-kolom komentar Facebook.

Dari persahabatan yang tulus inilah rasa empati pun tertanam. Tak hanya kepada sesama member, tapi juga masyarakat luas, masyarakat di mana kami tinggal, masyarakat di mana kami hidup.

Maka itu itu kami juga ikut merasa perih, sedih, marah saat saudara-saudara kami  menjadi korban asap, karena perbuatan tak bertanggung jawab segelintir orang.

Acara amal, penggalangan dana, dengan tajuk #rockhitsmelawanasap pun digelar untuk menggalang dana demi membantu saudara-saudara kita yang menjadi korban asap.  Yayasan Usaha Mulia digandeng sebagai mitra untuk menyalurkan dana hasil acara mulia ini kepada yang membutuhkan.

Tentu, acara ini tak ujug-ujug digelar. Panitia yang terdiri dari para admin, bekerja keras pontang-panting demi suksesnya acara. Puluhan meeting dijalani tanpa lelah, seluruh member pun dirangkul untuk ikut terlibat.

Host Francis dan bass sumbangan Icas Hendhy yang dilelang
Tak heran, acara yang digelar di Beer Basement, Jakarta, Kamis (5/11) pun berlangsung sukses, lancar, dan penuh makna. Para pengisi acara, yang total berjumlah 11 band, bermain antusias, lepas, karena tahu, audiens, member yang hadir sangat menghargai mereka.

Beberapa member bahkan turut menyumbang, meski tidak bisa datang. Mas Icas Hendhy misalnya, menyumbang bass gitar miliknya untuk dilelang dan hasilnya didonasikan untuk saudara kita korban bencana asap …. Matur suwun sanget mas ….

Mengesankan

Dua host yang memandu acara, Francis “Ncis” Acoustica Sciuto dan Clara Sofiana Primartuti tampil begitu mengesankan. Mereka sangat komunikatif dan informatif, sehingga membuat audiens merasa terus dilibatkan. Acara tak sedikitpun blank.

Mawar Berduri, kebetulan ini band gue, tampil sebagai pembuka dengan nomor lawas dari Poison, “Nothin’ but A Good Time”. Setelah itu dua lagu kami mainkan tanpa jeda. Kami surprise banget, karena kami bisa tampil lancar…ha,ha, ha,….maksimal. Entahlah, mungkin karena memang juga sangat antusias untuk acara mulia ini dan tampil di hadapan kawan-kawan sendiri.

MAWAR BERDURI
Tentu saja masih banyak kekurangan, karena band ini baru seumur jagung hahaha… tapi sumpah, gue (bass), Charles Alphares dan Roy Aritonang (gitar) serta Satia “Didit” Adhi Pradana (drum) ngerasain banget, dapet suasana dan atmosfernya.

Kami juga jadi lebih pede, karena front man Mawar Berduri, Joe Tobing (vokal) tampil begitu ciamik. Ha, ha, hahaa… Sumpah, gue ngerasain lagi tuh, sensasi manggung, seperti dulu tahun 1990-an… hehehee..

Usai Mawar Berduri, tampil Morning Casablanca, alias Morcas. Ini band keren abis dah… Membawakan lagu-lagu Nirvana, aksi panggung mereka gila-gilaan. Sang bassist, Yudo Irawan Tahesa sampai berguling-guling di floor. Drummer Cassablanca Fesbuk juga sampai membuka baju hahahaha..toopp dah..

Hebatnya, usai manggung, sang gitaris, sekaligus vokalis mereka, Dziki Achmad Dzkirillah , menyerahkan gitar yang dimainkan untuk ikut dilelang dan hasilnya disumbangkan untuk korban asap.

MORNING CASABLANCA
“Gitar ini sebenarnya sudah disiapkan sahabat kami Danang Siswandono untuk kami hancurkan di stage. Tapi, kami pikir, sayanglah, lebih baik disumbangkan dan om Danang pun setuju,” ujar Dziki, yang juga dikenal sebagai penggila diecast.

Saat itu juga, duet host, Ncis dan Clara pun langsung membuka lelang. Dimulai dengan harga Rp 100 ribu. Sempat terjadi perang bidding di angka Rp 700 ribu yang terus merangkak naik. Hingga akhirnya, lelang ini dimenangkan seorang personel Glue, seharga Rp 1,7 juta.

Penyerahan gitar ini pun langsung dilakukan secara simbolis oleh founder Rock Hits, Nicko Krisna, disaksikan perwakilan dari Yayasan Usaha Mulia. Sementara Glue diwakili salah satu gitarisnya, Ludy Glue. “Kami senang dapat berkontribusi di acara ini.  Semoga semua donasi yg terkumpul malam ini dapat membatu teman-teman kita yang menjadi korban asap,” ujar Ludy.

Glue Gorgeous
Menariknya, gitar merek Fender tipe Telecaster itu langsung digunakan saat Glue tampil di stage. Ahh…ternyata Glue ini band keren. Berkelas broo. Ludy bersama Alvnkn (gitar), Butta Maulana (bass), Yudha Pramita (kibor/synthesizer), Andy Setianto (drum), dan Ipink (vocal) tampil sangat bersih, rapi. Padahal, Glue menggunakan instrument termasuk banyak. Selain dua gitar, masih ada tambahan kibor/synthesizer. Tampak betul, mereka sangat berpengalaman. Sekadar info, di tahun 2012, Glue juga sempat merilis EP bertitel “Kesempatan Kedua”.

Mengusung genre Britpop, Glue membuka konser dengan lagu “You’re Gorgeus” milik grup Inggris, Baby Bird, yang membuat suasana jadi adem. Bahkan, drummer kami, Satia, tak tahan, ikut bergoyang, ha, ha, ha ….

Glue juga sempat memainkan lagu karangan mereka sebelum menutup gigs dengan sebuah lagu dari Blur. Sumpah, keren ini band.

GLUE
O, ya, sebelum Glue, Jager terlebih dahulu memanaskan altar rock, ciee… he, he, he… Ini band juga ciamik, memainkan lagu “Smell Like Teen Spirit” (Nirvana)  dan sebuah lagu karangan sendiri. Terus terang, gue terkesan banget sama voice vokalisnya. Berkarakter broo, ngerockk banget. Permainan mereka juga secara umum, sangat padu, kompak.

Satu band lagi yang gue tunggu adalah Pelangi. Band ini terdiri dari Rama Ibud Jaya (drum)Rief Rief (kibor), Henry Winata (gitar), Catur Budi Satriawan (bass), dan Donny Chairuman (vokal).

vokalis JAGER
PELANGI

Rama, salah satu sohib gue di Rock Hits. Doi punya wawasan musik yang sangat luas, terutama genre progressive rock dan classic Rock. Soal dua genre ini, kami sering berdiskusi, juga dengan mas Parjo bin Tukijo…..wah ketahuan umur kita dah ahahhaa.. Rama ini paling pas kalo diskusi sama Mas Ken Saptomo Adji, terutama saat ngobrol soal Toto dan Genesis..ha, ha, haa..
Rama bersama Pelangi memainkan lagu-lagu hard rock era 1980-1990-an dengan format akustik. Keren. Beberapa di antaranya “Take Cover” (Mr Big), “Livin on a Prayer” (Bon Jovi), serta “Jump” (Van Halen).  Asik banget ngeliat doi main, perpaduan jazz/fusion plus rock.

Usai Pelangi, tampil salah satu band favorit di grup Rock Hits. The Kulums, alias kuda lumping, ha, ha, ha…Band ini terdiri dari admin-admin caem: Ardian (gitar), Denny Harsono (bass), dan Cnoe Herlambang (drum), plus Elfian Widy Prihatna (gitar) dan Moa Andrealova (vokal).
Mereka langsung menggebrak dengan lagu “Machine Head” dari Bush. Suasana pun panas lagi. Seperti biasa, aksi Elfian pun sulit dikendalikan, ha, ha, ha..piss broo..  Moa, juga asik gayanya, gak kalah gila. Vokal si Moa ini emang keren broo..pas banget dah bawain lagu-lagu alternatif/grunge.

Che Cool
THE KULUMS Feat CHE CUPUMANIK
The Kulums mendapat kehormatan khusus malam itu. Karena di dua lagu terakhir, seorang ikon grunge negeri ini, Candra Hendrawan Johan alias Che, yang merupakan vokalis band Cupumanik, ikut tampil sebagai bintang tamu. Salut buat Che yang sudah mau menyempatkan waktunya bergabung, membaur dengan member Rock Hits.

Dua lagu dimainkan The Kulums bersama Che Cupumanik; “Plush” (Stone Tempe Pilots) dan “Tomorrow” (Silverchair). Kerennn puoolll.. Gaya Che yang cool, serta vokalnya yang khas membuat musik yang dimainkan The Kulums jadi tambah berisi.

"Terimakasih Rock Hits udah ngajak saya ikut beramal, semoga perusahaan yang menyebabkan tragedi asap segera kena karma-nya,” ujar Che, yang sempat berkolaborasi bersama Edwin Coklat (gitar), Marcell (drum), serta Romy Sophiaan (bass), membentuk Konspirasi.
Sabtu-Minggu ini (7-8 November) bersama Cupumanik, Che menggelar jambore di Ranca Upas, Ciwidey Bandung, dalam rangka ulang tahun mereka.

Usai The Kulums Feat Che Cupumanik, sang founder, Nicko Krisna naik panggung bersama Nick & Java Jr. Si abah tampil keren, ngegitar, bernyanyi mengenakan top hat berwarna hitam dengan dukungan vokalis Hendra Java Jr.

NICK & JAVA JR (foto: Seus Eky)
Mereka membawakan lagu-lagu di antaranya “Y.O.N.E.XdanNever Enough” yang diambil dari album Nick, SkyvsSky, serta “Piring Terbang” dari EP Freweksi 8090. Sekadar informasi lagu “Never Enough” pernah meraih penghargaan untuk kategori Best Pop Song di ajang VIMA Music Asia Award 2014.

Usai Nick & Java Jr, berturut-turut tampil Moby Dick dan Trustha. Mody Dick, sesuai namanya, yang merupakan salah satu judul lagu instrumental Led Zeppelin, yang menonjolkan permainan drum John Bonham, memainkan nomor-nomor dari band legendaris dari Inggris itu.



Sementara Trustha, yang dimotori Ined Gallagher dengan vokalis ceweknya, berhasil menyita perhatian dengan lagu-lagu cover version dari band Britpop asal Wales, Catatonia. Salah satunya “Mulder And Scully" yang diambil dari album kedua Catatonia, International Velvet, tahun 1989.


Dan akhirnya, dua band keren, FLIM alias For The Love of Iron Maiden dan I SKIP tampil sebagai penutup gigs malam itu. FLIM tau donk? Band yang digawangi Tito Trisetiayoga (vokal), Eanggy dan Nicko Widyanto (gitar), Bramasta (bass), dan Agung (drum) sudah dikenal di kalangan member Rock Hits sebagai band jempolan peng-cover lagu-lagu Iron Maiden.

Sementara I SKIP dengan drummernya Rahadian Sulaiman adalah yang band yang kerap membawakan lagu-lagu Lenny Kravitz. Malam itu, featuring Jagad Bluesman, mereka di antaranya memainkan “Can’t Get You Out of My Mind” dan lagu signatured om Lenny, “Are You Gonna Go My Way”.

FLIM (foto: Tita Titoet)

Lancar dan Sukses
Singkat kata, acara malam itu berlangsung aman, lancar, sukses, …petjah kata anak sekarang hehehhe… Alhamdulillah, total dana yang terkumpul malam itu mencapai Rp. 10.575.110. Namun, panitia masih menunggu hingga akhir pekan ini, jika teman-teman masih ada yang ingin menyumbang, sebelum diserahkan kepada saudara-saudara kita yang membutuhkan melalui Yayasan Usaha Mulia.

“Terimakasih untuk para pendukung acara #rockhitsmelawanasap. Acara sukses, lelang berhasil, band-band yang main bagus semua, dan kerja keras tim event memuaskan. Mohon maaf bila ada kekurangan, semoga kita semua diberkati,” ujar om Nicko, semringah.

O, ya sekadar informasi, acara ini juga mendapat perhatian dari beberapa media. Salah satunya, Jak Tv, yang melalui program “Update” secara khusus datang meliput acara keren ini.

Nicko Krisna (right) dan Francis diwawancara Jak Tv (foto: Seus Eky)
Selamat buat panitia, acaranya sukses. Semoga berkah dan bermanfaat bagi saudara-saudara kita yang membutuhkan. Dalam kesempatan ini, gue pribadi dan mewakili kawan-kawan Mawar Berduri, secara khusus juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya telah diberikan kesempatan tampil.

Spesial untuk mbak Seus Eky Shuuzz, ogut juga terima kasih banget udah dipinjemin dua foto kerennya. Oiya mbak Eky juga berperan besar di acara ini. Doi sukses ngejualin tiket sebanyak 30 lembar! Kerenn…..

Terima kasih juga buat kawan-kawan semua yang hadir, Wydabala: Cilegowo Woweko, Ican Cadix Tigabelas, Nenny Mike Paty, Natalia Nurika, serta teman-teman yang lain: Admin Rezizamzami, Dewi S Sari, Winda Mohede, Jonathan Hendro, Kyra Pradiono Krisna, Junita Puspita Sari,  Muhammad Taufik, Neng JA, Yos Mo, Edwin Says, Amanda Gaban, Ken Saptomo Adji, “duet maut” Tita Titoet dan Tria Nindy ( yang luar biasa jagain tiket hehehehe), Novariantika Lestianingrum, Sisie Yura, Hendra Vero, Deqie Rock, Yayan Ahadiyan, Rauf Nouvo Biru, Smen New Grow, Adji Baim, Gara-Si Bup, serta teman-teman lain yang luput gue sebutkan satu persatu.

Semoga Rock Hits tetap eksis dengan berbagai kegiatan positifnya, dan persahabatan kita langgeng adanya..aamiinn..
Mohon maaf jika ada kata-kata yang kurang berkenan atau data-data yang kurang akurat yaaa….keeponrockin!

Foto-foto: Edu Krisnadefa, except noted

Tita Titoet, Tria Nidy, and Clara SP

Mawar Berduri before the show

Admin Denny Harsono in action, moto maksudnya

Admin and gank

Antusiassss

Cilegowo, Yayan, Deqie, Yos Mo

Duet Host Maut: Francis n Clara..toppppp

Om Denny dan bodyguard gue Sawal, hehehe

Elfian terlibat diskusi serius denga Moa

Dua Ikon Rock Hits: Cnoe n Bang Opik

Wah ada gue juga nih hehehehe


Mengabadikan gambar kawan yang lagi main itu wajib broo :)


Obrolan santai di sela acara

Crowd, cool and cozy

Menunggu gigs

Trio Caem

Ahh...bahagianyaaaa

Ined Gallagher (Trushta)

Audiens salut to Glue

Ada yang bilang kelompok si berat ini ..hehe pisss

Senyum sang Founder

Neng JA, Mbak Nenn, Cang Rauf

Gaya khas mbak Eky (kedua dari kiri)



Wednesday, September 23, 2015

ANnYAverockin, Ketika Rock n Roll Telah Mendarah Daging


SENANG - Semua senang, berfoto di akhir acara ulang tahun ke-10 Anya.
ANAK adalah anugerah paling indah bagi orangtua. Tak percaya? Tanyakan kepada Icas Hendhy. Demi membahagiakan sang putri, pria berkaca mata ini secara khusus, berkerja keras, bersusah-payah membuat “surprise party”, dengan nuansa rock yang sangat kental.
 
Maka, jadilah perayaan ulang tahun kesepuluh Anya, sang putri, layaknya pesta rock n roll nan begitu meriah. “AnnYAverockin 10th’”, begitu acara ini diberi tajuk. Hajatan keren ini digelar Sabtu (19/9) malam di Taman Kuliner, Ciputat, Tangerang Selatan, Banten.

Ada tiga band cadas yang tampil: For the Love of Irom Maiden (FLIM), BIG X, dan TRUST, yang dimotori Icas sendiri. Plus Griya Mahayana tentu saja yang merupakan home band Tamkul Ciputat. Kebetulan, beberapa hari sebelumnya,  Mahayana juga merayakan ulang tahun mereka yang pertama. Pas…lah.

Tentu, bukan tanpa alasan Icas menggelar pesta ulang tahun Anya layaknya pagelaran rock. Pasalnya, seperti dirinya, Anya sendiri, ternyata juga sangat menyukai classic rock. Ya, rock n roll sepertinya memang sudah mendarah daging di keluarga Icas.

Line-up pengisi acara yang tampil juga disesuaikan dengan  grup-grup kesuakaan gadis cilik ini. Ada FLIM yang khusus membawakan lagu-lagu Iron Maiden, BIG X menyanyikan lagu-lagu Mr. Big, serta TRUST yang meng-cover lagu-lagu Rush. Sementara Mahayana, terkenal sebagai salah satu band keren pengusung  classic rock.

Saya sendiri memang telah merencanakan datang ke acara ini. Kebetulan, akhir pekan itu, saya dan keluarga ada jadwal menginap di rumah ayah, di Komplek Deplu Rock City Jurang Mangu-Cipadu, tidak terlalu jauh dari Tamkul Ciputat.

GRIYA MAHAYANA
Aksi Mahayana
Saya datang bersama putra saya, Fadhil, adik saya Andis serta putranya, Andrea sekitar pukul 19.45 WIB, saat acara sudah dimulai. Mahayana dengan formasi Har Tanto (gitar), Henry (bass), Mando (kibor), Michael Laquais (drum) serta dua vokalis, Dave dan Linda telah berada di atas panggung. Mulai “Love Keep Us Alive” (Eagles), “I Remember You” (Skid Row), hingga “Thank You” (Bon Jovi) dimainkan begitu rancak oleh Tanto dan kawan-kawan. Mereka juga sempat memainkan beberapa lagu Metallica.

Ini band memang keren. Terlihat betul mereka memang sangat berpengalaman dan didukung skill mumpuni personelnya. Soal jam manggung, Mahayana memang tak perlu diragukan lagi. Sebab, selain di Tamkul, mereka juga tampil regular di kafe-kafe terkenal ibukota, seperti Space dan Piston Brake. Belum lagi ditambah jam terbang tinggi pribadi personelnya.

Tanto, sebelum membentuk Mahayana sempat lama berkibar dengan Le-Montea, grup yang juga mengusung classic rock. Michael dan Henry juga bukan nama asing di panggung musik. Michael sebelumnya tercatat sebagai drummer Pendulum, grup pengusung progressive metal bersama Turi Kaliandra (gitar). Sedangkan Henry  beberapa kali pernah membantu Kla Project.

Mando? Di era 1980-1990-an, siapa sih gak kenal kibordis berambut kriting ini? Bersama Grass Rock yang dibentuknya di Surabaya pada 1984, Mando sempat lama malang-melintang di jagad musik rock Indonesia.  Pada Festival Rock Indonesia 1986 yang digelar promotor Log Zhelebour, Mando terpilih sebagai pemain kibor terbaik, bersama Rere, sang drummer. Grass Rock sendiri ketika itu tampil sebagai juara. FYI, Grass Rock ini salah satu grup lokal favorit saya. Saya pernah menulisnya di sini.

Nah, bayangkan jika musisi-musisi keren seperti mereka dilengkapi dengan vokal paten dari Dave dan Linda. Dahsyat, kan? Apalagi duo vokalis ini juga sangat komunikatif dengan audiens. Gaya Dave dan Linda juga asyik.


Anya meniup lilin di kue ulang tahunnya.
Kejutan Sesungguhnya
Di tengah konser Mahayana, “surprise” sesungguhnya itu muncul. Icas, sang ayah idola, tiba-tiba masuk ke area panggung mengendarai becak bersama Mabel, putri pasangan Michael -Afriyani Afree, membawa kue tart untuk sang  birthday girl.

Clara Sofiana Primartuti, MC cabutan dari Rock Hits lalu memanggil Anya dan sang bunda ke atas pentas untuk meniup lilin kue ulang tahunnya dan mengungkap harapan serta cita-citanya. Suasana haru  pun mengalir begitu saja. Kami semua berdoa yang terbaik untuk gadis mungil ini. Semoga panjang umur, selalu sehat, kelak menjadi anak salehah, berguna bagi keluarga dan bangsa, aamiin…

Setelah itu,  Mahayana sempat kembali memainkan beberapa lagu, sebelum Enggal, selaku MC utama, yang juga istri Tanto, mendaulat Anya tampil  memamerkan suara emasnya, diiringi Andrea (drum), Wildan (gitar), dengan bantuan pemain bass Mahayana, Henry.

Menarik, karena seperti juga Anya, Andrea dan Wildan, masih berusia belasan. Andrea berumur 12 tahun dan duduk di kelas 7, sedangkan Wildan bahkan masih duduk di kelas 6 SD! Hebatnya, lagi, mereka tidak berlatih sebelum tampil dan belum saling mengenal. Tak heran, saat Dave meminta Anya memperkenalkan personel bandnya dan bertanya siapa nama pemain drumnya, Anya menjawab, “Enggak tau…” he, he, he…

Tapi penonton langsung tersentak, begitu mereka langsung memainkan lagu“Rising Force” milik Yngwie Malmstein. Yngwie gitu lho….. Gerayangan jari-jari mungil Wildan, yang merupakan putra Tanto, di atas fret-fret gitar, begitu rapi dan luwes memainkan teknik arpeggio khas Yngwie di lagu tersebut, bersih! Penguasaan struktur lagunya juga luar biasa. Benar kata pepatah buah jatuh tak jauh dari pohonnya.

Anya-Andrea-Wildan membawakan "Rising Force" dan "Sweet Child O Mine"
Andrea juga begitu (bukan karena doi keponakan saya lho he,he,he...). Penguasaan set drumnya layaknya musisi dewasa. Permainan double pedal-nya sepanjang lagu juga begitu rapi, plus aksen-aksennya.
Mungkin memang masih banyak kekurangan. Tapi saya pribadi takjub melihat permainan dua bocah ini. O,ya sekadar informasi, bersama bandnya, Fiveplus, Andrea baru merilis album yang diproduseri Pupun Lemurian, gitaris D’Bandhits, eks Kapten Band. Album Fiveplus sudah bisa didownload di ITunes. Mungkin CD-nya segera beredar dalam waktu dekat. Promosi…ha, ha, ha…..

Anya juga mengagumkan. Anak seusia dia bisa begitu menguasai lagu dengan begitu baik, termasuk saat membawakan lagu kedua, “Sweet Child O Mine” (Guns n Roses).

Usai Anya dan kawan-kawan turun panggung, kehebohan berlanjut, saat band cilik lainnya tampil. Satria and The Monsters, namanya. Band yang terdiri dari tiga bersaudara ini juga begitu memukau memainkan lagu-lagu dari AC/DC dan lagu sendiri. Satria (gitar/vocal) sendiri merupakan kawan lama Andrea. Keduanya sempat menimba ilmu di Gilang Ramadhan Studio Band (GRSB).

FLIM-BIG X-ROCK HITS
 Sekitar pukul 22.00 WIB, panggung menjadi milik FLIM. Dan, malam itu, mereka tampil dengan formasi lengkap: Tito Trisetyayoga (vokal), Eanggy, Nicko Widiyanto (gitar), Bramasta (bass), serta Agung (drum). Meski sempat terkendala sound system pada lagu pertama, "The Number of The Beast", FLIM tetap tampil penuh semangat, total. Bringas, lugas, tanpa kompromi! That's FLIM! Mereka memang selalu habis-habisan di setiap penampilan.

FLIM
Seperti biasa, dengan kibaran benderanya, Tito selalu mampu menyebarkan “virus” Maiden lewat vokalnya yang powerfull. Sementara empat rekannya yang memegang alat, tidak kalah garang. Sudah lebih dari tiga kali saya menyaksikan mereka perform, tak sekalipun saya kecewa. Saya pernah menulis tentang mereka di sini.

Total delapan lagu dimainkan FLIM malam itu. Di antaranya "Heaven Can Wait", "Fear of The Dark", "Wasted Years", serta "Caught Somewhere in Time". Salah satunya, “Phantom of The Opera” dipersembahkan  khusus untuk sang empunya hajat, Icas. Di lagu pamungkas, “Hallowed be Thy Name”, Tito secara khusus memanggil Ncis Acoustica Sciuto, untuk tampil bersamanya.

Ah…tidak disangka, pria tinggi besar ini ternyata ada bakat jadi rocker, he, he,he….. Opening lirik lagu di album The Number of The Beast itu pun dinyanyikan Ncis dengan penuh percaya diri, sebelum Tito, sang ahlinya, menuntaskannya sekaligus menutup gig mereka malam itu.

“Gile..suara gue ngejazz disuruh nyanyi rock,” ujar Ncis, yang tak lain tak bukan adalah admin Rock Hits. O, ya…selain Clara dan Ncis, beberapa member Rock Hits juga hadir malam itu. Sebut saja Junita Puspita Sari, Seus Eky Zeus, Cilegowo Wokowo, serta Admin Denny Harsono dan istrinya, Sisie Yura, plus sang putra, Raditya.

Geng ROCK HITS minus Seus Eky
Kami datang untuk memberi support kepada FLIM, BIG X, yang rata-rata personelnya adalah juga member Rock Hits. Dan tentu juga untuk Icas, sang shohibul bait , yang juga merupakan member Rock Hits.
Usai FLIM turun, panggung langsung dipanaskan oleh kehadiran BIG X, yang sebelumnya sempat tampil di awal acara. Ini band asal Bekasi, yang semua personelnya punya kemampuan bermusik mumpuni, jika tak mau dibilang jago banget, ha,ha,ha….. Bangga juga jadi warga Bekasi, punya band sekeren BIG X, he..he, he..

Hits-hits Mr Big semodel “Daddy, Brother, Lover, and Your Little Boy”, "Live n Kickin", atau“Green Tinted Sixties Mind” pun meluncur dari kerongkongan Fikri, sang vokalis, ditingkahi iringan musik energik trio Adhi (bass), Iwan (gitar), dan Obhe (drum). Vokalis wanita Mahayana, Linda, sempat tampil berduet dengan Fikri di lagu “Just Take My Heart” dan “Nothing But Love”. 

Njlimet, bertenaga, namun harmonis. BIG X pun mampu membawakan lagu-lagu Mr. Big dengan begitu rapi. Kemampuan teknik tinggi tiga player-nya, plus karakter suara sang vokalis, membuat lagu-lagu Mr. Big, yang berat sekalipun jadi tetap enak di telinga, saat dibawakan live.

Bahkan, sebelum menggeber lagu “Shyboy” yang dimedley dengan lagu "Addicted to That Rush", Adhi dan Iwan sempat unjuk kebolehan, mengawali lagu tersebut dengan komposisi insturmental “Screaming Blues O Mania”, milik Paul Gilbert, gitaris Mr. Big. Syedafffff….

Pemilihan lagu “Shyboy” sendiri menarik, lantaran mungkin tak terlalu banyak yang familiar dengan lagu ini. Pasalnya, “Shyboy” hanya ada di album live Mr Big, seperti Mr. Big Live (1992) dan Back to Budokan (2009). “Shyboy” sendiri merupakan karangan Billy Sheehan, bassist Mr Big, saat masih bersama grup lamanya, Talas

Lagu ini sempat dirilis di album Talas, Sink Your Teeth Into That (1982), sebelum dibawakan ulang David Lee Roth di debut album solonya Eat ‘Em and Smile (1986). Seperti diketahui, Sheehan sempat membantu Lee Roth di dua album solo pertamanya.

IWAN dan ADHI ( BIG X)

Semua Senang

Dan, sebagai penutup pesta rock n roll malam itu, tampillah TRUST, yang dimotori Icas (bass), bersama Michael (drum), dan Ibnu Aliph (gitar). Meski hanya membawakan dua buah lagu, TRUST seperti datang membawa air untuk dahaga para penggemar Rush. Dengan skill tinggi personelnya, TRUST menjanjikan harmonisasi ideal dari musik-musik Rush, yang memiliki tingkat kesulitan tinggi.

Lagu pertama yang dibawakan adalah “La Villa Strangiato”, sebuah nomor instrumental yang diambil dari album Hempishere di tahun 1978. Cukup panjang ini lagu, hampir 10 menit! Tapi, TRUST berhasil membawakannya dengan rapi, tanpa membuat penonton merasa bosan. TRUST akhirnya  membungkus malam itu dengan lagu “The Spirit of Radio”, yang dibawakan secara khusus oleh Anya.

TRUST
“Yang penting semua senang, semua happy. Mohon maaf jika banyak kekurangan di acara ini,” ujar Icas. “Tujuan acara ini, selain perayaan ulang tahun Anya, juga untuk dijadikan wadah berkumpul, bersilaturahmi dari semua komunitas rock yang ada. Saya mengucapkan terima kasih kepada semua yang membantu acara ini: pengisi acara, dan semua yang hadir, juga dari Rock Hits.”



Anya menyanyikan "The Spirit of Radio"


Ya, seperti kata Icas, semua senang, senang happy. Itu tergambar saat kami berfoto bersama di akhir acara. Sebab, di acara itu kami tak hanya mendengarkan musik, menyaksikan live perform. Tapi lebih dari itu. Sebab, yang kami saksikan adalah kawan-kawan sendiri, sehingga ada keterikatan tersendiri. Bounding, istilah kerennya, he, he, he....

Selain itu, kami juga berkumpul dengan kawan-kawan lainnya, bertegur sapa, bercerita, mengeratkan lagi tali silaturahmi yang telah telah tercipta. Banyak kawan, hidup akan bahagia, begitu kata ayah saya. Benar enggak? InsyaAllah....aamiinn.....

@edukrisandefa
Bekasi, 22 September 2015
Foto-foto: Edu Krisnadefa

 
HAR TANTO (Mahayaya)

MANDO (Mahayana)

ANDREA

WILDAN

SATRIA AND THE MONSTERS

SEPTO "CHODET" and FLIM

IBU ALIPH (Trust)

ROCK HITS: SISIE, DENNY, SEUS EKY, CILE

ENCIS, tampil bersama FLIM

FIKRI (Big X) feat LINDA

TITO TRISETYAYOGA

ICAS-MABEL: Kue tart untuk sang birthday girl

ANDIS, ANDREA, RADITYA, FADHIL

 
ME and my Son