VINCE NEILL (foto: loudwire) |
Tak kurang dari delapan album dia hasilkan bersama Motley Crue pada periode 1981-2008. Neil juga sempat melepas tiga album solo yang laris di pasaran. Sebut saja Exposed di tahun 1993, Carved in Stone (1995), dan Tattos & Tequila (2010).
Namanya rocker, Neil juga punya rekam jejak hitam. Utamanya berkaitan dengan alkohol. Dia, misalnya, berkali-kali berurusan dengan kepolisian lantaran alkohol. Bahkan, di tahun 1984, lantaran mabuk saat mengendarai mobil, Neil menewaskan sahabatnya, Nicholas Dingley, yang juga drummer Hanoi Rocks, dalam sebuah kecelakaan di Los Angeles, Amerika Serikat (AS).
Lantaran temperamennya, Neil juga pernah memukul mantan gitaris Guns N’ Roses, Izzy Stradlin, dalam sebuah acara MTV Video Music Awards di tahun 1989. Ketika itu, Izzy dikabarkan mendapat luka cukup parah di bibirnya lantaran pukulan Neil.
Namun, Neil juga manusia. Dia sempat mengalami guncangan jiwa yang sangat hebat usai meninggalnya sang putri, Skylar Lynnae, lantaran penyakit kanker di tahun 1995.
Ketika itu, Neil yang tengah menjalani proses rehabilitasi dari ketergantungannya terhadap alkohol pun tak berdaya. Pil-pil laknat dan alkohol pun kembali akrab dengan pria pemiliki vokal tipis itu. “Saya butuh itu untuk menghadapi hari-hari tersulit dalam hidup saya usai kematian Skylar,” ujar Neil dalam acara TV show Celebrity Ghost Stories, seperti dikutip Rockradio.
Ketika itu, Neil, yang hengkang dari Motley Crue pada tahun 1992 bahkan mengaku tak lagi memiliki hasrat untuk hidup. Berkali-kali dia mencoba bunuh diri dengan menenggak sebanyak mungkin pil dan alkohol. “Saya merasa Skylar menunggu saya di ’sana’,” Neil menuturkan. “Ketika itu, satu-satunya yang saya inginkan adalah berada di sisinya.”
Neil yang lahir di Kalifornia, AS, 8 Februari 1961 itu juga mengaku selalu menangis saat mengingat penderitaan sang putri menjalani kemotrapi. Diagnosis dokter ketika itu, ada gumpalan tumor di jantung kanan ginjal Skylar, menekan paru-parunya, sehingga putri Neil itu kesulitan bernapas.
“Saya benar-benar hancur. Selama empat bulan, saya tak melakukan apa-apa, selain meratapi malangnya nasib saya,” Neil melanjutkan. “Ketika itu, saya ingin mati. Selama dua tahun saya rasakan perasaan itu.”
Hidup Neil, yang juga dikenal sebagai playboy ulung, benar-benar hancur. Kontrak-kontrak tur dan rekaman berantakan. Kariernya pun menjadi tidak jelas. Sampai pada suatu ketika, keajaiban itu datang.
Suatu malam, Neil merasa didatangi arwah sang putri. “Ketika itu saya masih ingin mati-saya terjaga dari tidur. Pintu kamar saya tiba-tiba terbuka,” Neil mengisahkan. “Saya begitu takut, saya tak tahu apa yang terjadi. Tapi, saya melihat dia, putri saya.”
Awalnya, Neil menyangka ajalnya telah tiba, putrinya datang menjemput. Namun, kehadiran arwah sang putri justru untuk menyelamatkan nyawanya. Neil menuturkan, selama dua minggu setelah kejadian itu, dia merasa arwah Skylar selalu menemaninya.
Menyemangatinya, untuk kembali menjalani hidup dengan normal, hingga akhirnya Neil mampu kembali bangkit. “Dia telah menyelamatkan hidup saja,” ujar Neil, lirih. “Padahal, saat dia sakit, saya tidak bisa berbuat apa-apa.”
Pada tahun 1998, Neil kembali bergabung dengan Motley Crue dan melahirkan album Generation Swine. Karier Neil kembali bersinar. Dia juga mulai merambah dunia bisnis. Mulai usaha merchandise Motley Crue, tatto parlor, hingga memproduksi tequila sendiri dengan label Tres Rios.
Sementara, untuk mendedikasikan semangat putrinya, Neil mendirikan sebuah yayasan yang diberi nama Skylar Neil Foundation. Yayasan ini bergerak dalam penggalangan dana untuk membantu para penderita kanker, AIDS, dan penyakit-penyakit mematikan lainnya.
Long live Neil, long live rock n’ roll
No comments:
Post a Comment