Friday, May 11, 2012

Vixen, Bukan Cuma Cantik…

TERBAIK - Vixen formasi terbaik, dari kiri ke kanan: Roxy Petrucci (drum),
Jan Kuehnemund (gitar), Janet Gardner (gitar/vokal), dan Share Pedersen (bass).
(foto: bastetglasba.blogspot)
VIXEN….ah terbayang lagi goyang genit Janet Gardner, sang vokalis, raungan gitar si cantik Jan Kuehnemund, serta gebukan drum lembut namun bertenaga milik Roxy Petrucci. Ya, Vixen, grup heavy metal cewek asal Los Angeles, Amerika Serikat (AS) ini memang sempat menjulang namanya di akhir tahun 1980-an.

Saya ingat betul, saat masih duduk di bangku SMP, pertama kali menyaksikan aksi mereka lewat sebuah program musik di sebuah stasiun televisi swasta, di akhir tahun 1980-an, bernama Rocket dengan host Jeffrey Woworuntu.

“Edge of a Broken Heart” itulah lagu pertama yang saya dengar dari grup yang juga dimotori Share Pedersen, sebagai pemain bass ini. Lagunya asyik, gaya mereka pun menarik, lantaran grup ini terdiri dari cewek-cewek berparas cantik.

Namun, tentu saja ini bukan soal tampang, apalagi goyangan. Sebab, selain “Edge of a Broken Heart”, Vixen juga memiliki hits-hits yang membuat nama mereka pantas disejajarkan dengan grup rock cewek yang terlebih dahulu terkenal, seperti Hearts, Bangles, ataupun Warlock yang berasal dari Jerman.

Lagu “Edge of a Broken Heart” memang merupakan pintu gerbang mereka merambah pentas rock dunia. Lagu yang terdapat di album debut mereka, Vixen di tahun 1989 ini, merupakan karya dari Richard Marx. Namun, tentu tak hanya “Edge of a Broken Heart”. Di album ini, Vixen juga menghasilkan tembang-tembang berbobot lainya, seperi “Crying” dan “I Want You to Rock Me”.

Imbasnya, ketika itu, grup yang didirikan tahun 1980 dan sempat bergonta-ganti personel sebelum album debut mereka ini mendapat kesempatan tampil sepanggung dengan pentolan-pentolan heavy metal, seperti Ozzy Osbourne, Bon Jovi, bahkan Scorpions. Singkat kata, Vixen sudah langsung mendapat nama lewat debut album mereka.

Sebuah prestasi yang tak mudah, mengingat ketika itu, pada periode akhir 1980-an hingga awal 1990-an, aliran heavy metal, hair metal, glam metal, ataupun apa pun namanya, tengah mendapat tempat istimewa di hati pecinta rock. Sehingga, begitu banyak grup-grup bermunculan pada era tersebut.

DUO IKON - Janet Gardner (kiri) dan Jan Kuehnemund
jadi dua ikon Vixen. (foto: bforoencastellano.runboard)
Memang betul, kualitas suara Janet tak sehebat Joan Jett atau Ann Wilson (Hearts). Permainan gitar Jan ataupun gebukan Roxy mungkin tak ada apa-apanya dibanding CC DeVille (Poison) atau Tommy Lee (Motley Crue). Namun, secara kualitas musik, album pertama Vixen ini tetap layak mendapat tempat khusus.

Alur lagu mereka, harmonisasi vokal, serta isian-isian setiap instrument membuat musik mereka begitu asyik didengar. Sementara napas rock jelas sekali keluar dari raungan gitar Jan, yang sekilas mirip Lita Ford, mungkin karena sama-sama blonde.

Tak heran, album kedua mereka,Rev It Up (1990) cukup mendapat tempat di kalangan metal head. Dari album ini, dua lagu “How Much Love”dan “Love is a Killer” sempat jadi hitsdan kerap diputar di MTV.

Hanya sayang, setahun  setelah dirilisnya album ini, Vixen menyatakan bubar. Konon, perbedaan dalam visi bermusik menjadi penyebab utama. Masing-masing personel tak mau mengekang ego, sehingga sulit menyatukan perbedaan di antara mereka.

Mungkin ini juga imbas dari semakin tingginya popularitas mereka. Maklum, ketika itu, jam terbang Vixen juga sudah semakin tinggi.  “Teman-teman” mereka di setiap konser pun sudah merupakan band-band besar. Sebut saja KISS ataupun Deep Purple.

Pada tahun 1997, Roxy kembali menghidupkan Vixen bersama Janet. Namun, tak ada nama Jan dan Share, yang digantikan oleh Gina Stile dan Rana Ross. Setahun kemudian mereka merilis album bertitel Tangerine.

Formasi ini juga tak bertahan lama, karena memang “pasar” heavy metal sudah sepi lantran tergerus tren alternatif rock yang dibawa musisi-musisi asal Seattle. Vixen baru kembali bangkit pada tahun 2001, saat Jan kembali mengajak Roxy dan Janet, plus pemain bass baru, Pat Holloway. Sementara Share telah bergabung dengan band suaminya, Bam, The Dogs D’Armour.

TERKINI - Formasi Vixen terkini, tinggal menyisakan Jan (kanan) sebagai personel awal. (foto: vixenrock)

Sayang, dalam sebuah tur keliling AS deengan tajuk Voices of Metal, pada sekitar tahun 2004, perpecahan kembali terjadi. Janet, Roxy, dan Pat memilih hengkang, sementara Jan melanjutkan Vixen dengan menggamit Jenna Piccolo (vokal), Lynn Louise (bass) dan Kat Kraft (drum). Formasi inilah yang berlanjut hingga sekarang, setelah merilis album terakhir, Live and Learn pada tahun 2006.
sumber: wikipedia, you tube, vixenrock, bastetglasba.blogspot.com


Diskografi
1989    Vixen
1990    Rev It Up
1998    Tangerine
2006   Live and Learn