Thursday, November 17, 2011

Lita Ford, Ratu Rock N’ Roll Tulen


LITA FORD/foto:fanar.tv
NAMANYA memang tak setenar Joan Jett ataupun Suzi Quatro. Apalagi jika dibandingkan dengan ratu blues rock, mendiang Janis Joplin. Namun, kiprah Lita Ford sebagai vokalis sekaligus gitaris rock cewek papan atas, rasanya tetap tak bisa dianggap remeh.

Ya, Lita memang bisa dibilang telah memberi warna tersendiri dalam khasanah musik rock di era 1980 hingga 1990-an. Dia menjadi salah satu dari sedikit metal queen yang menjulang namanya, ketika itu. Bahkan, berkat jasa Lita juga, band-band rock cewek seperti Warlock, Vixen, ataupun Bangles mulai mendapat tempat di kalangan pencinta rock.

Vokal Lita yang khas rock n roll, gitarannya yang yahud, serta aksi panggungnya yang atraktif membuat wanita kelahiran London, Inggris, 18 September 1958 ini disebut-sebut sebagai salah satu ratu rock n roll tulen di eranya. Apalagi, itu masih didukung dengan paras cantik dan sosoknya nan sensual.

Tak heran, lagu-lagu Lita ketika itu pun banyak menjadi hits, seperti “Gotta Let Go”, “Kiss Me Deadly”, “Falling In and Out of Love”, serta“Close My Eyes Forever”, di mana dia berduet dengan rocker legendaris, Ozzy Osbourne.

Di Blok M, ketika itu, poster-poster bergambar Lita pun begitu banyak dijanjakan, bersanding dengan poster-poster Bon Jovi, Poison, Guns n’ Roses, atau Skid Row. Seingat saya, pose favorit Lita adalah saat dia bergaya dengan gitar warna pink-nya.

Wajar, memang jika Lita cepat dikenal. Sebab, saat pertama kali mengeluarkan album solo,Out of Blood pada tahun 1983, Lita bukanlah “anak kemaren sore”. Sebelumnya, bersama Joan Jett, dia sempat mengibarkan band The Runaways, yang juga digawangi Sandy West (drum) dan Cherrie Currie (kibor).

The Runaways sempat Berjaya dengan lagu-lagu mereka seperti “Cherry Bomb”, “Queens of Noise” atau “Death End Justice”. Namun, lantaran perbedaan pandangan bermusik, Lita bersama Sandy West memilih berpisah dengan Joan Jett dan Cherrie. Konon, pangkal permasalahannya, Joan Jett memaksakan agar musik The Runaways lebih ke arah punk rock. Sementara Lita dan Sandy West ngotot mempertahankan musik The Runaways yang kental dengan warna hard rock.

Sejarah mencatat, album Out of Blood memang tak terlalu sukses di pasaran. Begitu juga album kedua Lita, Dancin’ on The Edge di tahun 1984, walau sempat melahirkan hits “Gotta Let Go”. Nama Lita, sebagai solois baru benar-benar menjulang saat merilis album ketiga, dengan titel Lita di tahun 1988. Album ini juga mengukuhkan Lita sebagai rock n roll babe paling panas.

Di album inilah, lagu-lagu seperti “Close My Eyes Forever”,  “Kiss Me Deadly”, “Back to the Cave”, ataupun “Falling In and Out of Love” mendapat tempat di hati pencinta rock. Lagu “Close My Eyes Forever”, bahkan sempat menduduki puncak tangga lagu Billboard Hot 100. Sementara lagu “Kiss Me Deadly” menduduki posisi ke-76 dalam daftar lagu rock terbaik sepanjang masa yang dirilis stasiun televisi khusus musik, VH1.

Seperti juga di dua album awalnya, di album ini, Lita menggitari sendiri total sembilan lagu yang ada. Bedanya, album ini memang benar-benar digarap serius, baik dari aransemen, materi lagu, serta sisi manajemen, di mana Lita dimanajeri langsung oleh Sharon, istri Ozzy Osbourne.

Selain Ozzy yang tampil di lagu “Close My Eyes Forever”, dari sisi musik, Lita menggamit dua personel band pengiring Pat Benatar: Don Nossov dan Myron Grombacher pada bass dan drum. Sementara pemain bass Motley Crue, Nikki Sixx, didaulat membuat lagu “Falling In and Out Love” yang menjadi hits. Lita juga melibatkan komposer rock, Mike Chapman, sebagai penulis lagu “Back to The Cave”. Sekedar catatan, Champman pernah sukses besar bersama Suzi Quatro.

LITA FORD/foto:istimewa
Selain bermain gitar dengan sepenuh jiwa, di album ini Lita juga benar-benar mengeksplorasi kualitas vokalnya. Mungkin Lita tak mau kalah saing dengan Joan Jett yang telah terlebih dahulu menjulang dengan “I Love Rock n Roll”-nya yang begitu melegenda. Hasilnya, sepanjang album, Lita berhasil mengeluarkan olah vokal yang benar-benar prima, selain tentu, jentikan gitarnya yang khas.

Di lagu “Back to The Cave”, Lita bernyanyi dengan vokal khas rocker, dengan suara serak-serak basah. Begitu juga di lagu “Fatal Passion”, dan “Bluebarry”. Sementara di lagu “Under The Gun”dan “Broken Dreams”, vokal Lita terdengar mellow,lantaran bernyanyi sepenuh hati, meski tak juga terkesan cengeng.

Lagu “Close My Eyes Forever” bisa dibilang sebagai masterpiece Lita,setidaknya di album ini. Dengan karakter vokal yang kuat, Lita mampu mengimbangi suara khas Ozzy, sehingga lahirnya sebuah lagu slow rock ballad khas lantaran perpaduan vokal apik keduanya.
Terutama pada bridge, saat Lita berteriak, “….And when we sleep, would you shelter me …. In your warm and darkened grave?…... wuihhhh.

Sahut-sahutan antara vokal Lita dan Ozzy pada reffrein juga menjadi keindahan tersendiri di lagu ini, selain melodi gitar Lita yang begitu menyayat pada saat interlude. Lita juga bisa bernyanyi ala rocker cewek yang kenes, di lagu “Kiss Me Deadly” dan “Falling In and Out Love”.
Setelah album Lita, cewek berambut pirang ini masih sempat berjaya di era 1990-an dengan melempar tiga album selanjutnya: Stiletto (1990), Dangerous Curves (1991), dan Black (1995) yang melahirkan hits-hits semodel “Only Women Bleed”, “Shot of Poison”, dan “Black”. Setelah itu, Lita praktis vakum dari  ingar-bingar pestas rock dunia, setelah sebelumnya menikahi Jim Gillette, vokalis band heavy metal Nitro di tahun 1994.

Baru, pada tahun 2009,  Lita kembali turun gunung dengan melempar albumWicked Wonderland. Yang menarik, di album ini, sang suami turut menyumbang suara.  Hebatnya juga, musik Lita di album ini jauh lebih lebih metal. Tak heran, salah satu lagu di album ini, “Betrayal” didaulat sebagai salah satu theme song di game Brutal Legend untuk versi Xbox 360 danPlaystation 3.

Hingga saat ini, Lita juga masih rajin menggelar tur keliling Amerika Serikat. September lalu dia bahkan sempat menggandeng Skid Row untuk main di sejumlah tempat di Texas. Tahun ini, Lita yang bersama Jim dikaruniai dua putra: James dan Rocco juga sempat tampil di acara realty showRock ‘n’ Roll Fantasy Camp, yang tayang di VH1.


Long Live Lita, Long Live Rock n Roll!!
Diskografi
Bersama The Runaways
1976    The Runaways
1977    Queens of Noise
1977    Waitin’ for the Night
1978    And Now… The Runaways

Solo
1983    Out for Blood
1984    Dancin’ on the Edge
1988    Lita
1990    Stiletto
1991     Dangerous Curves
1995    Black
2009   Wicked Wonderland
sumber: Wikipedia, Youtube,metalmaidens,nolifetilmetal,litafordonline


Friday, November 11, 2011

Richie Sambora, Maestro Gitar nan Flamboyan

RICHIE SAMBORA/foto:ultimateclassicrock
RICHIE Sambora memang bukan gitaris shredder yang mengandalkan kecepatan tangan, layaknya Yngwie Malmsteen, Nuno Betencourt, Paul Gilbert ataupun Jon Petrucci. Di panggung, Sambora juga tak seatraktif Angus Young ataupun Eddie Van Halen.

Sambora lebih suka bermain “aman”, tak berlebihan. Namun, permainannya fokus hingga mampu menghiptonis penonton. Tapi, justru di situlah kelebihan gitaris Bon Jovi ini. Dengan gaya yang cool, permainan yang bersih, gitaran Sambora menjadi ruh di hampir semua lagu Bon Jovi.

Gaya Sambora memang berbeda dibanding gitaris-gitaris glam rock yang di masa jayanya yang terkesan urakan, glamor, dan ekspresif. Sambora sosok yang flamboyan, dandy, dalam penampilan maupun permainan. Wajar, banyak penggemar, apalagi groupies, yang tergila-gila kepada pria kelahiran New Jersey, 11 Juli 1959 ini.

Namun, ya itu tadi, sound-sound yang keluar dari gitarnya, tetap segar dan selalu mampu memainkan emosi pendengarnya. Dengarlah lagu “You Give Love a Bad Name” yang terdapat dalam album Bon Jovi, Slippery When Wet di tahun 1986, di mana dia main begitu gahar. Begitu juga di lagu “Run Away” (Bon Jovi/1984) atau“Bad Madicine” (New Jersey/1988), di mana dia begitu fasih memainkan handle gitar Kramer atau Fender Stratocaster-nya.

Sementara di lagu-lagu balada dan slow rock seperti “Bed of Roses” (Keep The Faith/1992), “Always” (Crossroads/1994), ataupun “I’ll Be There For You” (New Jersey/1988) Sambora bermain begitu menyayat, penuh perasaaan.

Dengan gitar akustik di tangan, Sambora dikenal meiliki masterpiece dalam lagu“Wanted Dead or Live”di album Slippery When Wet. Di lagu ini, Sambora dengan hebat menghadirkan suasana cow boy lewat petikan gitarnya.

Di Bon Jovi, Sambora mungkin memang selalu berada di belakang Jon Bon Jovi, sang front man sekaligus pendiri grup asal New Jersey ini. Namun, kontribusi Sambora untuk Bon Jovi sebenarnya tak bisa dianggap remeh.

Sambora bersama Bon Jovi/foto:dailystar
Sejak bergabung pada 1984 menggantikan Dave Snake Sabo, yang kemudian bergabung dengan Skid Row, Sambora selalu terlibat dalam pembuatan lagu-lagu Bon Jovi. Termasuk hit-hit everlasting mereka, semodel  “You Give Love a Bad Name”, “Wanted Dead or Live”, Never Say Good bye, “Bad Medicine”, “Lay Your Hands on Me”, “I’ll Be There For You”, “Keep The Faith”, ataupun “This ain’t A Love Song“. 
Bersama Jovi, dalam lebih-kurang 25 tahun kariernya, Sambora telah menjual lebih dari 120 juta kopi album ke seluruh dunia!

Sambora juga dikenal sebagai gitaris  yang piawai melarihkan nada-nada “aneh” namun tetap harmonis. Wajar, lantaran sebleum bermain gitar, dia terlebih dahulu akrab dengan alat-alat musik lainnya seperti okulele, mandolin, sitar, bahkan saksofon.

Sambora sendiri sudah sejak usai belasan mengenal gitar. Sebelum bergabung dengan Bon Jovi, dia sempat mendirikan beberapa grup, sebut saja Mercy, Duke Williams & The Extremes, The Message, The Next, Hook. Dia juga sempat mengikuti audisi untuk bergabung dengan KISS dan Poison.

Sambora sendiri pernah mengaku banyak mendapat pengaruh dari gataris-gitaris blues semacam Eric Clapton, Stevie Ray Vaguhan, Jimi Hendrix, ataupun Johnny Winter. Wajar, jika permainan Sambora sangat kental dengan sentuhan-sentuhan blues. Meski dia harus berkompromi dengan musik Bon Jovi yang lebih condong ke pop rock, ketimbang blues rock.

Akar bluesnya baru benar-benar dipertontonkan Sambora saat merilis album solo berujudulStranger in This Townpada tahun 1991. Bahkan, di album ini dia menciptakan lagu khusus untuk para penggemar blues berjudul “Mr. Bluesman“ dengan menggandeng Eric Clapton.

Album solo Sambora ini dia rilis saat Bon Jovi vakum. Jon Bon Jovi sendiri, sebelumnya sempat merilis album solo Blaze of Glory - Young Guns II, di tahun 1990. Album Stranger in This Town ini sendiri cukup sukses di pasaran dan melahirkan hits semacam “Ballad of Youth”, “Fathertime” dan lagu favorit saya, “The Answer”.

Meski bersolo kareir, sambora tetap setiap kepada Bon Jovi. Dia tak mau proyek solonya mengganggu konsentrasinya dengan Bon Jovi. Buktinya, Sambora baru sempat mengeluarkan album solo keduanya pada tahun 1998, dengan judulUndiscovered Soul.

Di album ini, lagu-lagu seperti “In It For Love”, “Undiscovered Soul” dan “Made in America” juga cukup mendapat tempat di hati penggemarnya. Sambora  juga sempat berkolaborasi dengan beberapa musisi. Salah satunya dengan Pink, lewat lagu “Misery” di album Missundaztood, tahun 2001, yang juga melibatkan vokalis Aerosmith, Steven Tyler.

Pada tahun 1987, oleh Kramer, Sambora bahkan pernah gitar khusus (signature)dengan nama Kramer RS Signature Model. Sambora sendiri memang dikenal penggila gitar. Selain Kramer, yang digunakan di awal-awal kemunculan, Sambora belakangan juga identik dengan Fender Stratocaster. Dia juga sempat menggunakan Jackson, Charvel, atau Gibson Les Paul.

Yang menarik, di luar kehebatnnya menjetik dawai-dawai gitar, Sambora juga punya keahlian lain, memikat wanita-wanita cantik selebritas Hollywood. Tak kurang aktris senior Cher, penyanyi Alicia Keys, serta model  cantik Yasmin Mitri dan Loulou Lego, pernah menjalin hubungan asmara dengan Sambora.

Sambora saat masih bersama Heather Lockear
/foto:dailymail
Sementara dari hasil pernikahannya dengan aktris Heather Locklear, Sambora memiliki seorang putri bernama Ava Elizabeth, yang kini berusia 14 tahun, dan mulai menggeluti dunia model.
Sambora sendiri bercerai dengan Locklear pada tahun 2006. Dan, saat ini dikabarkan kembali berhubungan dengan aktris mantan istri Charlie Sheen, Denise Richards. Fakta ini tentu saja semakin mengkukuhkan predikat Sambora sebagai “Don Juan”.

Ketergantungan Alkohol
Namun, di luar kehidupannya glamornya yang selalu dipuja penggemar, serta kisah asmaranya yang berbagai selebritas cantik, Sambora juga sempat mengalami masa-masa sulit dalam hidupnya, yang membuatnya sempat depresi dan ketergantungan terhadap alkohol.

Pada tahun 2007, dia sempat menjalani rehabilitasi selama satu bulan lantaran alcohol addict akut. Perceraiannya dengan Locklear dan meninggalnya sang ayah, Adam, lantaran kanker dalam rentang waktu sembilan hari, memang sempat membuat dia guncang.

April lalu, dia sempat harus masuk klinik rehabilitasi Cirque Lodge di Utah, lantaran masalah yang sama. Padahal, ketika itu, Bon Jovi tengah bersiap mengadakan tur Eropa.
Alhasil, gitaris asal Kanada, Philip Eric Xenidis, didaulat untuk sementara menggantikan Sambora, sementara sang gitaris flamboyan  itu menjalani rehab.  Sambora baru bisa bergabung dengan rekan-rekannya saat Bon Jovi main di Kroasia, Juni 2011.

Untungnya, Sambora memiliki rekan-rekannya yang sangat toleran di Bon Jovi. Alih-alih menjauhinya, Jon, David Bryan (kibor) dan Tico Torres (drum) justru terus mendukung agar Sambora benar-benar pulih.

Kesediaan Jon dan kawan-kawan menerima kembali Sambora adalah bukti kesetiakawanan mereka. “Dukungan kami untuk Richie adalah absolut. Dia harus sembuh,” demikian pernyataan Jon. “Dia adalah bagian dari Bon Jovi. Dan, sampai kapan pun akan tetap seperti itu.”

Sambora sendiri mengaku seperti terlahir kembali setelah menjalani rehab di Utah. Terlebih, saat ini, saat ini dia didampingi Denise, wanita cantik yang mau menerimanya apa adanya. “Saya merasa fantastis,” ujar Sambora. “Saya tak menyesal pernah terjerembab oleh alkohol, mungkin itu sudah bagian hidup saya. Sekerang, yang terpenting, bagaimana saya tak lagi berhubungan dengan alkohol.”

Long Live Sambora!


Diskografi Sambora
Album Solo
* 1991   Stranger in This Town
* 1998   Undiscovered Soul
Bersama Bon Jovi
* 1984   Bon Jovi
* 1985   7800° Fahrenheit
* 1986   Slippery When Wet
* 1988   New Jersey
* 1992   Keep the Faith
Crossroads
* 1995   These Days
*  2000  Crush
*  2002  Bounce
* 2005   Have a Nice Day
* 2007   Lost Highway
* 2009   The Circle

sumber: wikipedia, youtube, contactmusic, dailymail, people, http://weloverichiesambora.blogspot.com, musicianguide