Wednesday, February 16, 2011

Bono U2 Makin Kaya lantaran Facebook

BONO (foto:voices.washingtonpost)
BONO atau Paul David Hewson lengkapnya, semakin mengukuhkan diri sebagai salah satu musisi terkaya di dunia. Telegraph menulis, vokalis kelompok musik U2 itu mendapat keuntungan bersar lantaran makin menjulangnya situs jejaring sosial Facebook.

Saham Bono, sebesar 1,5 persen di Facebook, Inc, konon kini bernilai 728 juta dolar AS atau sekitar Rp 6,5 triliun! Padahal, tahun lalu, saat Elevation Partners, perusahaan investasi milik Bono membelinya, harga saham tersebut “hanya” sekitar 195 juta dolar AS.

Seperti diketahui, dengan modal baru, Facebook yang   pertama kali di-launching pada Februari 2004 kini telah bernilai 33,7 miliar dolar AS. Dan, sang pendiri sekaligus CEO, Mark Zuckerberg, memiliki 25 persen di antaranya.

Sebelumnya, Bono sendiri-juga bersama grupnya-telah dikenal sebagai musisi dengan penghasilan melimpah. Bahkan, di tahun 2010 lalu, oleh Majalah Forbes, grup asal Dublin, Republik Irlandia ini ditempatkan di posisi paling atas sebagai musisi berpedapatan paling tinggi, dengan torehan 129 juta dolar AS.

Pemasukan terbanyak mereka dapat dari  rangkaian tur “360 Degree” dalam rangka mempromosikan album No Line on the Horizon, di tahun 2009.

Bono, 50 tahun, yang pertama kali membentuk U2 pada 1976, belakangan memang sibuk berbisnis bersama Elevation Partners-nya. Selain di Facebook, dia juga memiliki investasi di Forbes dan Palm, sebuah perusahaan yang bergerak di sistem komunikasi.

Nama Bono sendiri, pertama kali menjulang pada tahun 1980 saat mengeluarkan album Boy bersama U2. Dengan genre musik khas, lirik yang pintar saat bicara cinta atau sosial, serta gaya menyanyi Bono yang karismatik, U2 langsung melesat. Mereka jadi salah satu band rock papan atas di Amerika Serikat dan Eropa. Hingga kini, mereka telah merilis total 12 studio album.

Perlu dicatat, hampir semua album mereka ini mendapat tempat istimewa di berbagai music charts, terutama di Inggris. Lagu-lagu mereka pun seperti “I Will Follow”, “The Sweetest Thing”, “Pride”, “When The Street Has no Name”, “With or Without You”, Sunday Bloody Sunday, “I Still Haven’t Found What I’m Looking For” , hingga “Elevation” dan “Beatiful Day”, seperti telah menjadi legenda.

Bahkan, hingga kini, lagu-lagu U2 masih kerap dimainkan di kafe-kafe di Jakarta. Protonema, band asal Bandung yang sempat menjulang lewat lagu “Kiranya” dan “Rinduku Adinda”, adalah salah satu band yang memainkan lagu-lagu U2 sebelum masuk dapur rekaman.

Tak Melulu Musik dan Bisnis

Namun, Bono dan U2 tak melulu berpikir tentang musik dan bisnis. Sejak awal, dia memang sudah peduli akan masalah-masalah sosial dunia. Pada awal tahun 1980-an, mereka bahkan sudah terlibat proyek sosial bersama penyanyi country Bob Geldof, untuk menggalang dana demi membantu membasmi wabah kelaparan di Ethiopia.

Pada tahun 2005,  bersama Geldof pula, Bono mengelar Live 8 project, yang fenomenal itu. Ketika itu, dengan dukungan tak kurang dari seribu musisi, mereka menggelar sepuluh konser secara bersamaan di negara-negara anggota G8 dan Afrika Selatan pada tanggal 2 dan 6 Juli 2005, sebagai bentuk kampanye mereka untuk menggalang dana untuk memberantas kemiskinan. Sesuai dengan motto mereka ketika itu, “Make Povery  History”.

Konser ini sendiri disiarkan langsung  di 182 jaringan stasiun televisi. Hebatnya, pada tahun 7 Juli, para pemimpin G8 mengumumkan mereka akan menyumbang total 50 miliar dolar AS untuk membasmi kemiskinan di dunia.  Jumlah itu dua kali lipat dari yang mereka sumbangkan setahun sebelumnya.

Salam U2

No comments:

Post a Comment