SEMPURNA - Iron Maiden tampil sempurna malam itu (foto:tioabi) |
Namun, baru lebih dari pukul 20.00, Rise To Remain, band putra Dickinson, Austin, yang jadi grup pembuka muncul di atas panggung. Namun, semua kepenatan, kekecewaan, kebetean itu sirna begitu saja, saat Iron Maiden muncul di depan mata kami, sekitar pukul 21.20. Ya, setelah Rise To Remain tampil sekitar setengah jam, Iron Maiden, legenda heavy metal itu memang benar-benar hadir di depan mata kami. Wowwwwww......ini bagaikan mimpi.
Para
penonton pun langsung gaduh tak karuan. Mereka yang sebelumnya berada di
belakang barisan festival A, pelan-pelan merangsek ke depan, sehingga kami yang
berada di tengah, tak jauh dari bibir panggung mulai terdesak. Namun, lantaran
euforia yang begitu menyengat, kami tak terlalu merasakannya.
Dave Murray (kiri) dan Steve Harris (foto:tioabi) |
Seperti konser di
Moskow dan Singapura, Iron Maiden membuka konser dengan dua lagu dari album
terakhir mereka, The Final Frontier: "Satelite 15... The
Final Frontier" disusul "El Dorado" yang baru
memenangkan penghargaan Grammy Awards untuk kategori Best Metal Performance.
Suasana baru mulai panas, saat lagu ketiga, "2 Minutes to Midnight"
digeber. Para penonton yang ada di depan panggung pun melompat-lompat sambil
mengacung-ngacungkan tangan.
Sayang,
beberapa dari mereka masih saja ada yang norak alias kampungan. Mereka
seenaknya ber-head banging, moshpit, tanpa mempedulikan penonton
lain, sehingga beberapa penonton memilih agak mundur ke belakang, daripada
berperkara .
Termasuk saya, dan rekan saya, Charles Simanjutak, beserta
istrinya. Suasana makin panas begitu nomor "The Trooper"
digeber setelah sebelumnya Dickinson menyanyikan "Coming Home" dan
"Dance of Death". Dan, setelah lagu "The Trooper"
yang membuat kocar-kacir penonton, saya tak tahu lagi di mana Charles, yang
merupakan produser program Wara-Wiri di Trans7 itu berada.
Ogut (kiri) dan Charles narsis di depan panggung :) |
Untung, saya
bertemu kawan lama saya, Tioabi yang yang saat ini menjadi manajer Stairway to Zinna, band yang segera merilis
album, April mendatang. Saya juga bertemu Arkanda, mantan additional keyboard
The Flowers, dan Laura Iyos. Satu hal yang membuat saya
terkagum-kagum adalah stamina luar biasa yang dipertontonkan para personel grup
yang dibentuk tahun 1975. Dengan usia mereka yang rata-rata di atas 50
tahun, Bruce dan kawan-kawan tampak masih energik di atas panggung.
Steve
Harris, bassist idola saya, begitu liar mencabik dawai-dawai bassnya meski
telah berusia 54 tahun. Beberapa kali, dia juga memperlihatkan gaya andalannya,
merunduk menyorongkan bassnya, ibarat tengah menembakkan sesuatu melalui
bassnya. Begitu juga dengan Janick Gers, yang menurut saya menjadi salah satu
yang paling atraktif, malam itu.
Mengenakan kaus buntung Iron maiden dan celana
hitam ketat, beberapa kali, Gers, 54 tahun, melakukan atraksi dengan
memutar-memutar gitar di sekujur tubuhnya. Petikan gitarnya juga masih heboh.
Tak hanya di lagu-lagu kencang , saat membawakan lagu "Dance of
Death", nyawa dan soul lagu yang diciptakan sound gitaran Gers juga
benar-benar muncul. Entah mengapa, menyaksikan gaya dia bermain, saya
teringat sahabat saya, almarhum Ivan Bathox, yang juga seorang gitaris.
Aksi Janick Gers (foto:tioabi) |
Sementara
Bruce, dengan aksinya yang khas, masih begitu lincah, melompat ke sana-sini.
Dia bahkan sempat mengibar-ngibarkan bendera Union Jack Britania Raya. Namun, hebatnya,
vokalnya sama sekali tak terganggu, tetap stabil. Dia memang musisi berkelas.
Bruce juga sangat komunikatif terhadap audiens. Sebelum menyanyikan lagi "Blood
Brothers", yang diambil dari album Brave New World di tahun 2000, dia
sempat mengajak penonton ngobrol. Dia menyebut, bagi Maiden, bertemu dengan
budaya baru, orang baru, makanan baru di setiap negara, bukanlah hal istimewa.
Tapi, yang membuat mereka selalu terharu adalah saat menyaksikan para penonton
mereka datang dari berbagai ras, agama, suku, yang berkumpul jadi satu.
"Di sini ada yang dari Malaysia, dari Singapura, dari Australia bahkan
Amerika, right? Tapi, tak ada perbedaan di sini. Kita semua satu,"
ujar Bruce, yang juga berkali-kali meneriakkan "Scream for me,
Jakartaaaaaaaaaaa". Saya sendiri merinding, saat Gers dan Dave Murray,
lewat petikan gitarnya, memainkan intro lagu "Fear of The
Dark" yang kemudian disusul koor para penonton
"Oooooooooo...ooooooooooo".
Wuuiihhhhhhhhhhhhhh... benar-benar sebuah
pengalaman yang tak akan terlupakan. Kami pun bernyanyi bersama untuk beberapa
bait awal: I am the man who walks alone And when I'm walking a dark
road At night or strolling through the park When the light begins
to change I sometimes feel a little strange A little anxious when
it's dark Fear of the dark, fear of the dark I have constant fear
that something's always near Fear of the dark, fear of the dark
I have a phobia that someone's always
there.................................
Seperti juga
di Rusia, pada lagu ke-13, "Iron Maiden", monster Mr. Eddie,
versi baru, yang tingginya sekitar 6 meter juga muncul di atas panggung. Dia
sempat bercengkerama dengan Janick Gers, yang sejak awal memang begitu
atraktif di sisi kiri panggung.
Usai lagu ini, para personel menghilang di
balik panggung, sebelum akhirnya muncul kembali, setelah kami, penonton, berteriak
"We want more.....we want more..........................". Trik
yang biasa dilakukan musisi dunia. Setelah itu, tiga lagu berturut-turut: "The
Number of The Beast", "Hallowed Be Thy Name," dan "Running
Free" berturut-turut mereka geber, untuk menutup konser yang berakhir
sekitar pukul 23.30 WIB itu.
Gout with Kanda, Tio Abi, dan Laura |
Terus terang, secara umum saya sendiri sangat puas
menyaksikan penampilan Iron Maiden yang begitu prima, karena juga
mendapat dukungan sound system yang memadai. Saya juga tak heran, jika begitu
banyak musisi lokal menyempatkan diri hadir di konser ini. Sebut saja Bagus
Netral, Maki & Enda (Ungu), Once (Dewa), Eros (Sheila on Seven), ataupun
presenter Arie Dagink, yang begitu sering berseliweran di depan saya.
Salam Maiden
Setlist Iron Maiden di Ancol 1. Satelite 15… The Final Frontier 2. El Dorado 3. 2 Minutes to Midnight 4. Coming Home 5. Dance of Death 6. The Trooper 7. Blood Brothers 8. The Wickerman 9. When The Wild Wind Blows 10. The Talisman 11.Evil That Man Do 12. Fear of The Dark 13. Iron Maiden Encore 14 The Number of The Beast 15 Hallowed Be Thy Name 16 Running Free