Thursday, December 12, 2013

Acoustic Rock, Tesla Juaranya

TERKINI - Inilah formasi terkini Tesla. Dari kiri ke kanan:
Dave Rude (gitar), Troy Luccketta (drum),Jeff Keith (vokal), Brian Wheat (bass),
dan Frank Hannon (gitar)-noisecreep
NAMA mereka memang tak setenar Bon Jovi atau Guns N’ Roses. Penampilan mereka juga tak seglamor KISS, Motley Crue, atau Poison. Padahal, Tesla juga hidup di era itu. Era saat bendera glam rock berkibar begitu kencang, di awal hingga pertengahan tahun 1990-an.

Namun, Tesla yang ketika itu digawangi Jeff Keith (vokal), Tommy Skeoch dan Frank Hannon (gitar), Brian Wheat (bass), serta Troy Luccketta (drum), tetap mampu meninggalkan jejaknya. Album mereka di tahun 1990, “Five Man Acoustical Jam”, begitu fenomenal.

Tak hanya laris di pasaran, album full akustik yang direkam dari pertunjukan mereka di Trocadero Theater, Philadelpia, Amerika Serikat (AS) ini juga meraih penghargaan multi-platinum. Sementara bagi Tesla, yang didirikan tahun 1982, ini merupakan album paling laku dalam sejarah bermusik mereka.

Lagu-lagu di album ini, yang diambil dari album-album Tesla sebelumnya macam “Love Song”, “Paradise” ataupun “The Way It Is” kembali jadi hits. Grup asal Sacramento, Kalifornia, Amerika Serikat (AS) ini juga dianggap berhasil menghidupkan lagi “nyawa” lagu-lagu rock lawas, seperti “Sign” milik Five Man Electrical Band, “Mother’s Little Helper” (The Rolling Stones), “Lodi” (CCR), serta “We Can Work It Out” (The Beatles) lewat komposisi-komposisi akustik yang brilian.

Album yang dirilis Geffen Records ini pun jadi perbincangan pengamat musik, ketika itu. Mereka rata-rata memuji “keberanian” Tesla merekam secara live pertunjukan akustik mereka dalam satu album.



Ya, merilis album dalam bentuk live akustik full memang merupakan terobosan baru saat itu. Betul, banyak band-band rock pendahulu mereka yang telah memasukkan unsur akustik dalam lagu-lagu mereka, atau menggelar pertunjukan-pertunjukan akustik.

Sebut saja “Stairway to Heaven” milik Led Zeppelin tahun 1970-an. Atau lagu “Wanted Dead or Live” yang dirilis Bon Jovidi tahun 1986 dalam album “Slippery When Wet”. Namun, merilis satu album dalam bentuk rekaman live full akustik, baru Tesla yang melakukannya, ketika itu.

Tak hanya itu, kemampuan Hannon dan kawan-kawan mengaransemen ulang lagu-lagu lawas dalam bentuk akustik full pun mendapat acungan jempol. Tanpa menghilangkan napas blues dan rock, Tesla membuat lagu-lagu yang ada di album “Five Man Accoustical Jam” ini tetap terdengar “fresh”, easy listening, sehingga kita tak perlu mengernyitkan dahi. Tak heran, sebutan sebagai “jagonya acoustic rock” pun melekat kepada mereka.

Tesla memang sangat menyatu saat membawa musik akustik mereka. Karakter vokal Keith unik begitu pas berpadu dengan suara-suara cempreng dan clean gitaran Hannon dan Skeoch. Vokal Keith yang sengau dan powerfull memang salah satu keunggulan Tesla.

UNIK - Vokal Jeff Keit yang unik
jadi salah satu kekuatan Tesla-therangeplace
Range vokal Keith memang tak terlalu lebar, apalagi jika dibandingkan dengan Sebastian Bach, misalnya. Namun, Ketih tetap mampu menjangkau nada-nada tinggi dan justru saat itulah semakin terdengar kekhasan vokal pria kelahiran Arkansas, AS, 12 Oktober 1958 ini. Tak percaya? Coba dengar lagu “Paradise” atau “Getting Better”.

Sementara di setiap lagu, terlihat betul kematangan duet gitaris Hannon dan Skeoch menguasai senar-senar gitar bolong. Tak melulu memainkan teknik-teknik gitar klasik, sound yang keluar dari gitar Hannon dan Skeoch juga terdengar lebih nge-blue, meski tetap nyawa rock begitu terasa. Coba dengar lagu intro “Love Song” di mana teknik sweep picking dan shred bisa menghasilkan suara yang begitu cling.


Inspirasi MTV

Selain itu, atmosfer “live” di setiap lagu dalam album ini juga terasa lebih mengena. Suasana di dalam Trocadero Theater, yang menjadi arena konser jadi begitu cair. Tesla dan para penontonnya tedengar begitu akrab lantaran Keith sangat hebat berkomunikasi, berdialog dengan penggemar mereka.

Tak heran, album ini juga disebut-sebut menjadi inspirasi MTV untuk membuat album serupa untuk band atau penyanyi yang tampil di acara MTV Unplugged, yang mereka tayangkan sejak pertengahan tahun 1980-an. Sebut saja Bruce Springsteen, Eric Clapton, Bob Bylan, sampai Nirvana yang legendaris itu.

Yang menarik, Tesla sendiri mengaku awalnya tak berniat merilis album ini. Konser full akustik ini memang mereka lakukan secara spontan untuk menghilangkan kejenuhan di sela-sela tur konser mereka.

“Ketika itu, kami sedang tur bersama Motley Crue dan mendapat dua hari off,” Keith bercerita kepada noisecreep. “Jadi, kami memutuskan menggelar pertunjukan solo dan mencoba beberapa materi termasuk cover version band lain secara akustik.”

Untungnya, Tesla sangat serius mempersiapkan “konser dadakan” ini. Mereka membawa truk dengan perlengkapan rekaman 24 trek untuk meng-capture pertunjukan mereka secara audio-visual.

Beberapa waktu kemudian, dalam sebuah wawancara di radio, Tesla memainkan demo lagu “Sign” hasil rekaman mereka di Trocadero Theater. Pihak produser pun terpincut dan kemudian merilisnya dalam bentuk album full.

Setelah album ini, nama Tesla kian menjulang. Album “Pshycotic Supper” yang dirilis tahun 1991 dan memunculkan hits “Edison’s Medicine” dan “Song and Emotion” juga mendapat platinum. Begitu juga dengan “Bust a Nut” yang dirilis 1994, mendapat sertifikasi gold.

PENGGANTI SKEOCH - Dave Rude menggantikan
Tommy Skeoch di  rhythm guitar sejak 2006-allacces
Hebatnya, meski masuk dalam gerbang glam rock di era tersebut, Tesla tak terpancing untuk berglamor ria dalam hal atribut panggung. Pakaian mereka di panggung sangat sederhana. Mereka pun dikenal sebagai band rock yang identik dengan blue jeans, t-shirt, dan kemeja lengan panjang. “Kami lebih mengutamakan musik daripada  fisik,” ujar Keith. “Musik kami keluar dari hati.”

Sayang, seiring dengan semakin tergilasnya glam rock, hard rock, heavy metal oleh serbuan alternative rock, nama Tesla pun mulai redup. Mereka memang sempat merilis beberapa album di akhir 1990-an hingga 2000-an, termasuk album live dan cover version. Namun, sulit bagi mereka untuk kembali menjangkau para penggemar seperti di masa keemasan.

“Forever More” yang dirilis tahun 2008 menjadi album studio terakhir mereka. Di album ini, Tesla sudah diperkuat gitaris Dave Rude yang menggantikan Skeoch sejak 2006.

Kembali ke Akar

“Back to the roots” alias “kembali ke akar” begitulah tema yang diusung Tesla saat merilis album “Twisted Wires and The Acoustic Sessions…” di tahun 2011. Seperti juga “Five Man Acoustical Jam”, sesuai judulnya, semua lagu di album ini dibawakan secara akustik. Bedanya, jika album “Five Man Acoustical Jam” direkam secara live di Trocadero Teather, “Twisted Wires….” direkam di studio.

Materinya pun, 80 persen merupakan lagu-lagu lama Tesla plus beberapa cover version dari band-band rock terkemuka. Namun, Tesla menambahkan dua lagu baru “2nd Streed” dan “Better off Without You”.

Menarikya, tak satupun lagu yang ada di album “Five Man Acoustical Jam”, dimainkan di album “Twisted Wires….” ini. Hal menarik lainnya, ada enam lagu “Into the Now”, “Hang Tough”, “Edison’s Medicine”, “Shine Away”, “I Love You”, dan “Song and Emotion” yang masih menampilkan Skeoch sebagai rhythm guitar.

Enam lagu tersebut memang direkam enam tahun sebelum album ini dirilis di studio milik sang bassist, Brian Wheat. Seperti diketahui, Skeoch secara resmi keluar pada tahun 2006 lantaran tak mampu menghentikan kecanduannya terhadap minuman keras dan narkoba.

Di album ini, Tesla kembali lagi mempertontonkan kepiawaian mereka mentransformasi sound-sound gahar electric gitar mereka menjadi nada-nada yang lebih halus dan enak didengar. Namun, tentu, tanpa menghilang “nyawa” rock dan blues yang tetap melekat pada lagu-lagu mereka.

Banyak band, atau musisi rock tak terlalu berani mengubah banyak lagu-lagu mereka saat memainkannya secara akustik, apalagi dalam proses rekam ulang. Namun, Tesla justru jagonya dalam hal ini.

Dengar saja lagu “Edison’s Medicine” yang di versi aslinya begitu galak memamerkan lengkingan gitaran Hannon. Di album “Twisted Wires…” , lagu ini tetap terdengar garang, meski seratus persen sound dan gaya gitarannya berbeda.

Atau lagu “Hang Tough” yang tiba-tiba berubah menjadi lagu balada. Padahal, versi aslinya, lagu yang terdapat di album kedua, “The Great Radio Controversy” ini asli rock n roll dan full beat!

Sementara di lagu “What You give” dan “Shine Away”, terasa betul nyawa yang diberikan petikan gitar Hannon. Tentu saja lagi-lagi, nyawa lagu jadi semakin terasa lantaran vocal sengau Keith.

Hebat memang, di usia yang telah mencapai 53 tahun, suara Keith nyaris tak berubah. Identik dengan vokalnya saat masih berusia 32 tahun, ketika merilis album “Five Man Acoustical Jam”.

Kepiawaian Tesla meracik lagu rock ballad juga mereka perlihatkan di dua lagu baru di album ini. “2nd Street” dan “Better off Without You”. Dengar pula petikan gitar melodi Hannon di dua lagu ini. Wuihhhh…..



Namun, dari total 12 track, lagu “I Love You” yang benar-benar membuat saya merinding. Lagu yang merupakan daur ulang milik Climax Blues Band yang ngetop di awal tahun 1981, dimainkan begitu penuh penghayatan oleh Keith dan kawan-kawan.

Jika Anda sempat mendengarkan versi aslinya, jelas sekali akan terasa perbedaannya. Tentu, ini berkaitan dengan taste para musisinya dan juga tren musik yang berlaku. Awalnya saya juga menyangka ini merupakan lagu milik Tesla sendiri.

Namun, sungguh, mendengar lagu “I Love You” di album “Twisted Wires…” ini benar-benar membawa kita ke alam kasmaran yang paling dalam. Tak hanya vokal Keith yang membuat lagu ini sedikit terdengar gloomy dan syahdu. Nuansa yang dibangun instrumen akustik yang dimainkan Hannon dan kawan-kawan juga benar-benar menghanyutkan. Belum lagi jika Anda dengarkan secara jeli syair yang dibuat Derek Holt, pemain bass Climax Blues Band.

Percayalah, setelah mendengar lagu ini, Anda akan merasa bertambah cinta kepada pasangan Anda. :)

Note:
Saat ini, Tesla tengah dalam penggaparan album mereka yang rencananya dirilis tahun 2014.

Sumber: noisecreep, loudwire, wikipedia, youtube, berbagai sumber


29 November 2013 | 14:25
Kompasiana

10 comments:

  1. Thanks sudah sharing ini..kalau menurut oom bagaimana dengan EXTREME?

    ReplyDelete
    Replies
    1. makasih mas Yoswa... saya juga suka EXtreme, suka banget malahan hehehehehhe
      waktu pertama muncul album pertama (sebelum pornografity) mereka nawarin warna baru, bisa dibilang pelopor funky metal...
      saya pernah nulis Extreme nanti sy posting di sini

      Delete
  2. Saya jadi ingin mendengarkan lagunya ... gan

    follow blog saya ya .. Lumayan juga tutor nya ...
    mantap gan ..

    follow blog ini ya ...

    http://infoejaman.blogspot.com/

    ReplyDelete
    Replies
    1. siapp mas... sekedar kenangan aja hahahah
      makasih dah mampir mas...
      siap meluncur :)

      Delete
  3. beda aliran saya om. Aku suka dangdut hehehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. heheheh dangdut musik asli indo
      harus dilestarikan mas.. makasih dah singgah mas

      Delete
  4. waduuh gmn kbr nya pak edu...ex.bassist "..........." KISS ACOUSTIC mnrt gw ok jga di stu vocalis nya suaranya msh powerful !

    ReplyDelete
    Replies
    1. heheheh baek Yor.. gimana kabarlo? hehehe
      bener broo.. suaranay Jeff emang paten yee.. kapan kumpul ma anak2?

      Delete
  5. om edu bawain dong sekarang lagu2nya Tesla, aku tunggu nih om Edu

    ReplyDelete
    Replies
    1. hallooo om Abi gitaris sakti mandraguna...aku wis pensiun ngebanddd....sukses selalu junggg

      Delete