Saturday, June 20, 2015

Mimpi Blues Cyndi Lauper



CYNDI LAUPER (foto: biography)
MEREKA yang besar di era 1980 hingga 1990-an tentu familiar dengan nama Cyndi Lauper. Ya, pada masa itu, penyanyi pop cewek asal New York, Amerika Serikat (AS) ini  memang sempat menjulang dengan lagu-lagunya semodel "Girls Just Want to Have Fun", "She Bop", "Time After Time", ataupun "Tru Colors".

 
Tak hanya lantaran lagu-lagu Lauper yang easy listening dan suaranya yang khas, wanita kelahiran 22 Juni 1953 ini juga dikenal sangat sangat eksentrik dalam berpakaian maupun gaya rambutnya.  

Tak heran, dulu,  dia sempat dibanding-bandingkan dengan primadona dunia hiburan Hollywood ketika itu, Madonna. Kebetulan wajah keduanya memang sangat mirip. Namun, tentu, Lauper tentu tak hanya milik generasi 1980 atau 1990-an. Pasalnya, lagu-lagu Lauper memang everlasting.
 
Terutama lagu "Time After Time" yang telah didaur ulang begitu banyak musisi, termasuk oleh Dilana, yang menyanyikan dengan sangat apik di acara realty show musik Rock Star Supernova di tahun 2006. 

Selain itu, Lauper sendiri merupakan sosok penyanyi yang "everlasting". Lihat saja, sejak pertama kali menelurkan album She's So Unusual di tahun 1983, hingga kini dia terus berkarya. Terakhir, akhir Oktober lalu, Lauper merilis DVD/CD berjudul To Memphis, With Love, yang berisikan rekaman konsernya di sebuah kelab malam bernama Warehouse di Memphis. 

Yang menarik, semua lagu yang dibawakan dalam rekaman To Memphis, With Love ini berirama blues, yang diambil dari album terakhirnya, Memphis Blues rilisan tahun 2010 lalu. Album Memphis Blues ini tentu menarik, lantaran jenis musik ini sama sekali tak pernah dibawakan Lauper di album-album sebelumnya. 

Namun, ternyata Lauper mengaku sudah lama memimpikan memiliki album blues. Dan, Memphis Blues serta To Memphis, With Blues, bisa  dibilang merupakan sebuah mahakarya Lauper, meski baru dirilis di pengujung kariernya. 

"Saya pertama kali diperkenalkan kepada blues oleh ibu saya," ujar Lauper dalam wawancaranya dengan The Kansas City Star. "Dulu, dia sering memainkan lagu-lagu Luis Amstrong dan Fats Waller. Saya ingat, dulu kami sering menikmati musik blues di dapur. Maka itu, bagi saya, blues selalu menggairahkan." 

Surat Cinta untuk Memphis
Lauper sendiri menyebut album To Memphis, With Love sebagai surat cintanya kepada Memphis, kota yang diakuinya selalu memberi dia inspirasi. "Memphis adalah kota di mana lahirnya musik rock," ujarnya. "Di  Memphis juga musik blues berkembang, berkolaborasi dengan rock, punk, dan funk. Dan, untuk kota inilah saya ingin mendedikasikan lagu-lagu saya." 

Hebatnya, album Memphis Blues ini menoreh sukses besar di pasaran. Pada November 2010, atau enam bulan setelah dirilis, album ini  menembus angka penjualan mencapai 600 ribu kopi. Memphis Blues juga sempat nangkring selama 14 pekan di Billboard Top Blues Albums Chart. Album ini juga sempat masuk nominasi Grammy Awards 2010, untuk kategori Best Traditional Blues Album.
 
Rasanya wajar memang jika Memphis Blues menoreh sukses besar. Pasalnya, Lauper memang mempersiapkan betul album ini. Setidaknya, dia punya waktu dua tahun sebagai persiapan album ini setelah terakhir merilis album Bring ya to the Brink pada tahun 2008. 

Cover Album To Memphis with Love (foto: israbox.info)
Album Memphis Blues memang benar-benar album blues. Total 13 lagu di album ini, semuanya merupakan lagu-lagu blues standard an legendaris. Untuk membuktikan kesungguhannya, Lauper juga menggandeng dedengkot dan legenda blues, seperi Charlie Musselwhite, B.B King, dan gitaris/vokalis blues favorit saya, Jonny Lang. 

Lauper juga menggamit Ann Peebles, vokalis/komposer wanita, pengusung aliran Memphis Soul. Hasilnya pun luar biasa. Dengan bantuan para dedengkot blues tadi, Lauper untuk sementara mampu mengubah dirinya bak vokalis blues "sungguhan". Asyik sekali mendengarkan Lauper menyanyikan lagu "Down Don't Bother Me" milik mendiang Albert King, ditingkahi suara harmonika Musselwhite. 

Sementara di lagu "Early Morning", vokal khas  B.B. King begitu  pas melatari setiap bait yang dinyanyikan Lauper.  Pada interlude lagu, terdengar juga suara Lauper dan King, bersahutan-sahutan layaknya orang sedang ngobrol. Asyik juga mendengar petikan gitar King, kakek berusia 86 tahun itu. 

Begitu juga saat duet dengan Peebles di lagu "Rollin' and Tumblin'". Suara serak Peebles jadi sangat kontras dengan teriakan-teriakan yang keluar dari kerongkongan Lauper.
Tapi, disitulah asyiknya. Mau tak mau, Lauper harus bernyanyi dengan nada-nada rendah untuk menyejajari suara Peebles. Dan, saat keduanya bernyanyi bersama, terdengarlah lantuan blues yang seksi. Sementara saat berduet di nomor klasik  "How Blue Can You Get", bersama Lang, Lauper mampu mengeluarkan lenguhan khas ala Janis Joplin, sang ratu blues.

Penyanyi Serbabisa
Ah... Lauper memang penyanyi serbabisa. Penghibur sejati. Bahkan, gaya rambutnya yang selalu unik, gaya berpakaiannya yang eksentrik, merupakan bagian dari usahanya untuk menyenangkan audiens, penggemarnya. 

Saat tampil di panggung, Lauper benar-benar memanfaatkan waktunya untuk menyihir para penonton dengan gaya panggungnya yang selengean tapi memikat. Tak heran, Lauper juga kerap dijuluki sebagai "Ratu Panggung". Jiwa entertainer-nya juga dia buktikan dengan keterlibatan Lauper di puluhan film, layar lebar dan televisi. 

Termasuk film Girls Just Want to Have Fun yang diambil dari salah satu judul lagunya dan dibintangi Sarah Jassica Parker pada tahun 1985. Tak heran, selama 28 tahun kariernya, telah begitu banyak penghargaan dia menangkan. Di antaranya enam Grammy Awards, 2 Emmy Awards, 2 American Music Awards, 7 American Video Awards, dan 18 MTV Awards. Lauper juga sempat 19 kali masuk nominasi Grammy Awards. Dan itu dimulai pada tahun 1985, saat Lauper pertama kali mendapat Grammy Award untuk kategori Best New Artist dan Best Album Package lewat album She's So Unusual.
 
CYNDI LAUPER (foto:betterafter50)
Lewat album ini, Lauper juga sempat masuk nominasi untuk kategori Album of the Year, Song of the Year, Record of the Year, dan Best Female Pop Vocal Performance. Album She's So Unusual sendiri memang tak bisa disangkal merupakan jembatan pertama Lauper menuju sukses besar kariernya. 

Album ini pula yang mengangkat nama Lauper setinggi langit lewat lagu-lagu seperti "Girl Just Want to Have Fun" ataupun "She Bop", selain "Time After Time". Sebelum disusul dengan album kedua, Tru Colors di tahun 1985, yang menjulangkan single dengan judul sama. 

Hingga kini, Lauper sendiri total telah merilis 12 album studio yang telah terjual tak kurang dari 30 juta kopi! Di luar kariernya, Lauper juga memiliki rumah tangga yang harmonis, sejak menikah dengan aktor David Thorton pada tahun 1991. Mereka dikaruniai seorang putra, Declyn Wallace Thornton Lauper, yang lahir 19 November 1997. 

Diskografi Cyndi Lauper 
1983: She's So Unusual 
1986: True Colors 
1989: A Night to Remember 
1993: Hat Full of Stars 
1996: Sisters of Avalon 
1998: Merry Christmas...Have a Nice Life 
2001: Shine 
2003: At Last 
2005: The Body Acoustic 
2008: Bring Ya to the Brink 
2010: Memphis Blues 
2011: To Memphis, With Love* 

Tulisan ini pernah dimuat di Kompasiana 9 November 2011

  • Dalam format DVD/CD
sumber: wikipedia, cyndilauperdaily, cyndilauperarchive.blogspot, allureofsound, youtube

2 comments:

  1. Replies
    1. Hallo mbak Irina...terima kasih sudah berkunjung..maaf baru balas. hehehehe....oiya soal Gwen sya pernah tulis juga...http://edukrisnadefa.blogspot.com/2011/06/gwen-stefani-tak-akan-lagi-rilis-album.html
      sukses buat mbak Irina :)

      Delete