CYNDI LAUPER (foto: biography) |
Tak hanya lantaran lagu-lagu Lauper yang easy
listening dan suaranya yang khas, wanita kelahiran 22 Juni 1953 ini juga
dikenal sangat sangat eksentrik dalam berpakaian maupun gaya rambutnya.
Tak heran, dulu, dia sempat dibanding-bandingkan
dengan primadona dunia hiburan Hollywood ketika itu, Madonna. Kebetulan wajah
keduanya memang sangat mirip. Namun, tentu, Lauper tentu tak hanya milik
generasi 1980 atau 1990-an. Pasalnya, lagu-lagu Lauper memang everlasting.
Terutama lagu "Time After Time" yang
telah didaur ulang begitu banyak musisi, termasuk oleh Dilana, yang menyanyikan
dengan sangat apik di acara realty show musik Rock Star Supernova di
tahun 2006.
Selain itu, Lauper sendiri merupakan sosok penyanyi
yang "everlasting". Lihat saja, sejak pertama kali menelurkan
album She's So Unusual di tahun 1983, hingga kini dia terus berkarya.
Terakhir, akhir Oktober lalu, Lauper merilis DVD/CD berjudul To
Memphis, With Love, yang berisikan rekaman konsernya di sebuah kelab malam
bernama Warehouse di Memphis.
Yang menarik, semua lagu yang dibawakan dalam rekaman To
Memphis, With Love ini berirama blues, yang diambil dari album terakhirnya,
Memphis Blues rilisan tahun 2010 lalu. Album Memphis Blues ini
tentu menarik, lantaran jenis musik ini sama sekali tak pernah dibawakan Lauper
di album-album sebelumnya.
Namun, ternyata Lauper mengaku sudah lama memimpikan
memiliki album blues. Dan, Memphis Blues serta To Memphis, With
Blues, bisa dibilang merupakan sebuah mahakarya Lauper, meski baru
dirilis di pengujung kariernya.
"Saya pertama kali diperkenalkan kepada blues
oleh ibu saya," ujar Lauper dalam wawancaranya dengan The Kansas City
Star. "Dulu, dia sering memainkan lagu-lagu Luis Amstrong dan Fats
Waller. Saya ingat, dulu kami sering menikmati musik blues di dapur. Maka itu,
bagi saya, blues selalu menggairahkan."
Surat
Cinta untuk Memphis
Lauper sendiri menyebut album To Memphis, With Love
sebagai surat cintanya kepada Memphis, kota yang diakuinya selalu memberi dia
inspirasi. "Memphis adalah kota di mana lahirnya musik rock,"
ujarnya. "Di Memphis juga musik blues berkembang, berkolaborasi
dengan rock, punk, dan funk. Dan, untuk kota inilah saya ingin mendedikasikan
lagu-lagu saya."
Hebatnya, album Memphis Blues ini menoreh
sukses besar di pasaran. Pada November 2010, atau enam bulan setelah dirilis,
album ini menembus angka penjualan mencapai 600 ribu kopi. Memphis
Blues juga sempat nangkring selama 14 pekan di Billboard Top Blues
Albums Chart. Album ini juga sempat masuk nominasi Grammy Awards 2010, untuk
kategori Best Traditional Blues Album.
Rasanya wajar memang jika Memphis Blues menoreh
sukses besar. Pasalnya, Lauper memang mempersiapkan betul album ini.
Setidaknya, dia punya waktu dua tahun sebagai persiapan album ini setelah
terakhir merilis album Bring ya to the Brink pada tahun 2008.
Cover Album To Memphis with Love (foto: israbox.info) |
Album Memphis Blues memang benar-benar album
blues. Total 13 lagu di album ini, semuanya merupakan lagu-lagu blues standard
an legendaris. Untuk membuktikan kesungguhannya, Lauper juga menggandeng
dedengkot dan legenda blues, seperi Charlie Musselwhite, B.B King, dan
gitaris/vokalis blues favorit saya, Jonny Lang.
Lauper juga menggamit Ann Peebles, vokalis/komposer
wanita, pengusung aliran Memphis Soul. Hasilnya pun luar biasa. Dengan bantuan
para dedengkot blues tadi, Lauper untuk sementara mampu mengubah dirinya bak
vokalis blues "sungguhan". Asyik sekali mendengarkan Lauper
menyanyikan lagu "Down Don't Bother Me" milik mendiang Albert
King, ditingkahi suara harmonika Musselwhite.
Sementara di lagu "Early Morning",
vokal khas B.B. King begitu pas melatari setiap bait yang
dinyanyikan Lauper. Pada interlude lagu, terdengar juga suara Lauper dan
King, bersahutan-sahutan layaknya orang sedang ngobrol. Asyik juga mendengar
petikan gitar King, kakek berusia 86 tahun itu.
Begitu juga saat duet dengan Peebles di lagu "Rollin'
and Tumblin'". Suara serak Peebles jadi sangat kontras dengan
teriakan-teriakan yang keluar dari kerongkongan Lauper.
Tapi, disitulah asyiknya. Mau tak mau, Lauper harus
bernyanyi dengan nada-nada rendah untuk menyejajari suara Peebles. Dan, saat
keduanya bernyanyi bersama, terdengarlah lantuan blues yang seksi. Sementara
saat berduet di nomor klasik "How Blue Can You Get",
bersama Lang, Lauper mampu mengeluarkan lenguhan khas ala Janis Joplin, sang
ratu blues.
Penyanyi
Serbabisa
Ah... Lauper memang penyanyi serbabisa. Penghibur sejati. Bahkan, gaya rambutnya yang selalu unik, gaya berpakaiannya yang eksentrik, merupakan bagian dari usahanya untuk menyenangkan audiens, penggemarnya.
Ah... Lauper memang penyanyi serbabisa. Penghibur sejati. Bahkan, gaya rambutnya yang selalu unik, gaya berpakaiannya yang eksentrik, merupakan bagian dari usahanya untuk menyenangkan audiens, penggemarnya.
Saat tampil di panggung, Lauper benar-benar
memanfaatkan waktunya untuk menyihir para penonton dengan gaya panggungnya yang
selengean tapi memikat. Tak heran, Lauper juga kerap dijuluki sebagai
"Ratu Panggung". Jiwa entertainer-nya juga dia buktikan dengan
keterlibatan Lauper di puluhan film, layar lebar dan televisi.
Termasuk film Girls Just Want to Have Fun yang
diambil dari salah satu judul lagunya dan dibintangi Sarah Jassica Parker pada
tahun 1985. Tak heran, selama 28 tahun kariernya, telah begitu banyak
penghargaan dia menangkan. Di antaranya enam Grammy Awards, 2 Emmy Awards, 2
American Music Awards, 7 American Video Awards, dan 18 MTV Awards. Lauper juga
sempat 19 kali masuk nominasi Grammy Awards. Dan itu dimulai pada tahun 1985,
saat Lauper pertama kali mendapat Grammy Award untuk kategori Best New Artist
dan Best Album Package lewat album She's So Unusual.
CYNDI LAUPER (foto:betterafter50) |
Lewat album ini, Lauper juga sempat masuk nominasi
untuk kategori Album of the Year, Song of the Year, Record of the Year, dan
Best Female Pop Vocal Performance. Album She's So Unusual sendiri memang
tak bisa disangkal merupakan jembatan pertama Lauper menuju sukses besar
kariernya.
Album ini pula yang mengangkat nama Lauper setinggi
langit lewat lagu-lagu seperti "Girl Just Want to Have Fun" ataupun
"She Bop", selain "Time After Time". Sebelum
disusul dengan album kedua, Tru Colors di tahun 1985, yang menjulangkan single
dengan judul sama.
Hingga kini, Lauper sendiri total telah merilis 12
album studio yang telah terjual tak kurang dari 30 juta kopi! Di luar
kariernya, Lauper juga memiliki rumah tangga yang harmonis, sejak menikah
dengan aktor David Thorton pada tahun 1991. Mereka dikaruniai seorang putra,
Declyn Wallace Thornton Lauper, yang lahir 19 November 1997.
Diskografi Cyndi Lauper
1983: She's So Unusual
1986: True Colors
1989: A Night to Remember
1993: Hat
Full of Stars
1996: Sisters of Avalon
1998: Merry Christmas...Have a Nice Life
2001: Shine
2003: At Last
2005: The Body Acoustic
2008: Bring Ya to the Brink
2010: Memphis Blues
2011: To Memphis, With Love*
Tulisan ini pernah dimuat di Kompasiana 9 November
2011
- Dalam format DVD/CD
sumber: wikipedia, cyndilauperdaily,
cyndilauperarchive.blogspot, allureofsound, youtube
Kalau saya eranya Gwen Stefani Om
ReplyDeleteHallo mbak Irina...terima kasih sudah berkunjung..maaf baru balas. hehehehe....oiya soal Gwen sya pernah tulis juga...http://edukrisnadefa.blogspot.com/2011/06/gwen-stefani-tak-akan-lagi-rilis-album.html
Deletesukses buat mbak Irina :)