Thursday, December 8, 2011

Mengenang Randy Rhoads

Randy Rhoads (foto:pixxgood)
“LIFE Fast Die Young” begitulah jalan hidup Randy Rhoads, gitars rock yang terkenal di awal tahun 1980-an. Jika masih hidup, dua hari lalu, tanggal 6 Desember, dia akan tepat berusia 55 tahun. Sayang, sebuah kecelakaan pesawat terbang di Leesburg, Florida, Amerika Serikat (AS), 19 Maret 1982, telah merenggut tak hanya nyawa Rhoads pada usia 25 tahun, melainkan juga karier gemilangnya sebagai gitaris rock fenomenal.

Kisah Rhoads memang tak setragis Ritchie Valens yang juga meninggal lantaran kecelakaan pesawat terbang pada usai 17 tahun setelah menjulang bersama “La Bamba”-nya. Perjalanan Rhoads juga tak mengharu-biru layaknya Kurt Cobain, yang tewas bunuh diri, setelah menggemparkan dunia dengan grunge yang diusungnya bersama Nirvana. Rhoads mungkin juga tak setenar Jimi Hendrix,  pionir gitaris blues rock dunia.

Namun, menyebut nama Rhoads sudah cukup untuk mengingatkan orang betapa di masa lalu, nama pria bernama lengkap Randall William Rhoads ini sempat digadang-gadang sebagai gitaris andal di pelataran musik rock dunia.

Rhoads bahkan pernah disejajarkan dengan gitaris legendaris Eddie Van Halen. Dulu, di era awal 1980-an, gaya gitaran Rhoads memang dianggap telah melebihi zaman dengan skill yang sangat mumpuni. Tak heran, jika orang bicara soal gitaris hebat, nama Rhoads selalu muncul.
Rhoads sudah bermain dengan cepat saat dulu, istilah shredder guitarist, sebutan untuk gitaris yang mengandalkan kecepatan jemari, belum dikenal orang. Dulu, dia juga sudah mengutamakan sound yang jernih, saat gitaris-gitaris lain masih mengandalkan suara-suara distorsi yang garang.

Gaya permainan Rhoads memang berbeda dengan gitaris-gitaris metal ketika itu. Dalam hal sound dan teknik, dia banyak memasukkan unsur klasik, fusion, jazz, dan hard rock modern.
Mungkin ini memang soal bakat, atau gift yang diberikan Yang Kuasa kepada Rhoads.  Sebab, sejak usia belasan, dia sudah dikenal sebagai “raja gitar”. Pada usia 16 tahun, dia mendirikan Quiet Riot bersama mendiang Kevin DuBrow, sang vokalis.

Randy Rhoads (kedua dari kiri) bersama Quiet Riot (foto:themetalden)
Band yang juga didirikan bersama Kelly Garni (bass) dan Drew Forsyth (drum) ini dibinanya hingga sukses mendapat kontrak rekaman dari perusahaan major label, sesuatu  yang terbilang sulit, pada masa itu. Betul, ketika itu, dua album Quiet Riot dan Quiet Riot II pada tahun 1977 dan 1978, memang hanya beredar di Jepang.

Namun, setidaknya, upaya Rhoads memperkenalkan Quiet Riot kepada khalayak rock ketika itu, telah membuka jalan grup asal Los Angeles, AS, itu untuk terus menjulang. Buktinya, pada tahun 1983, grup ini benar-benar mendapatkan sinarnya saat merilis album Mental Health pada tahun 1983. Sayang, ketika itu Rhoads sudah tak lagi bersama Quiet Riot.

Ya, sebelumnya, pada tahun 1979, Rhoads memang mutuskan untuk ikut audisi sebagai salah satu personel band yang akan dibentuk Ozzy Osbourne. Keputusan ini agak ganjil sebenarnya, mengingat Quiet Riot  saat itu sudah mulai punya nama lantaran sering dibooking Van Halen sebagai band pembuka tur mereka.

Namun, nama besar Ozzy yang sempat melegenda bersama Black Sabbath tampaknya membuat membuat Rhoads tergiur. Selain itu, Rhoads beralasan, di  Quiet Riot, kemampuan bergitarnya tak berkembang, sehingga dia pun rela bersusah-payah mencari gitaris pengganti dirinya, Greg Leon untuk Quiet Riot.

Hebatnya, Ozzy langsung kepincut dan mengajaknya membentuk band The Blizzard of Ozz. Padahal, saat audisi, Rhoads, yang kelahiran Santa Monica, Kalifornia ini hanya memainkan beberapa rift dengan gitar Gibson Les Paul andalannya.

“Sepertinya tak banyak orang tahu akan bakat Rhoads,” ujar Ozzy kepada majalahGuitar Player, lima bulan setelah kecelakaan yang menewaskan Rhoads, seperti dikutip ultimateclassicrock. “Padahal, dia tak hanya seorang gitaris rock n roll yang hebat. Randy Rhoads adalah seorang fenomena.”

Memang, bersama Ozzy, nama Rhoads mulai dikenal sebagai gitaris rock andal. Teknik-teknik gitarnya yang modern, banyak menginspirasi gitaris-gitaris rock yang muncul kemudian. Bahkan, Rhoads juga disebut-sebut sebagai pelopor aliran neo-classic metal yang belakangan dipopulerkan gitaris asal Swedia, Yngwie Malmsteen.

Diary of a Madman, yang merupakan album kedua The Blizzard of Ozz. disebut-sebut sebagai salah satu mahakarya Rhoads bersama Ozzy. Sebab, di album ini, Rhoads benar-benar mengeksplorasi kehilaiannya menjentikkan jari di dawai-dawai gitar.

Dalam lagu “S.A.T.O”, Rhoads memainkan teknik arpeggios yang lebih dikenal dengan istilah sweep picking, yaitu menjetik not dalam sebuah chord, secara bergantian dengan cepat, dengan begitu sempurna. Sementara “You Can’t Kill Rock ‘n’ Roll”, kuat sekali pengaruh klasik dalam petikan Rhoads dengan gitar akustik. Sebelum dia kolaborasi lewat sound yang sangar khas heavy metal.

Randy Rhoads disebut-sebut sebagai gitaris
kesayangan Ozzy Osbourne (foto:pixshark)
Pada lagu “Flying High Again”, Rhoads menunjukkan kecepatan jari jemarinya lewat solo yang luar biasa di akhir lagu.
Namun begitu, aksi-aksi gahar Rhoads sebenarnya telah dikenal di album pertama The Blizzard of Ozz. Sebut saja, gitarannya pada lagu “Crazy Train”, dan “Mr Crowley” yang tetap fenomenal hingga saat ini.

November lalu, nama Rhoads juga masuk dalam daftar 100 gitaris rock terbaik yang dirilis majalah musik terkenal, Rolling Stones. Nama Rhoads tercantum di posisi ke-36 dalam daftar yang dipuncaki gitaris blues rock Jimi Hendrix itu.

Tak heran, meski tak mengeluarkan album solo, penggemar Rhoads lumayan banyak hingga saat ini. Wajar juga, jika kepergiannya yang mendadak, ketika itu, begitu menguncang banyak orang, termasuk Ozzy.

Dalam autobiografinya “I Am Ozzy”, rocker yang kini berusia 63 tahun itu, menyebut sangat shock mendengar kematian Rhoads. “Ketika itu, saya sempat mengatakan kepada istri saya, Sharon, bahwa saya tak mau lagi jadi musisi rock,” ujar Ozzy.

Hingga saat ini, setiap tanggal 6 Desember, setiap tahunnya, para penggemar Rhoads berkumpul untuk mengenang sang maestro di pemakaman Mountain View, San Bernardino, Kalifornia, tempat Rhoads dimakamkan, dekat makam kakeknya. Rhoads memang tak akan terlupakan.

sumber: wikipedia, youtube, roadrunnerrecords, ultimateclassickrock, rrclub

Diskografi
Bersama Quiet Riot
  • Quiet Riot (1977)
  • Quiet Riot II (1978)
Bersama Ozzy
  • Blizzard of Ozz (1980)
  • Diary of a Madman (1981)



1 comment:

  1. wew, mantap reviewmu,oom. Randy Rhoads memang salah satu gitaris fenomenal tapi agak jarang terekspose, mungkin karena tersaingi dengan kebesaran nama Ozzy Ozbourne.
    fret tapping run ala Randy Rhoads memang kece banget...

    ReplyDelete