Rick Price (foto: thejohndenverstory) |
RICK Price,
sosok ini begitu dikenal namanya di era 1990-an, termasuk di negeri tercinta
ini. Agustus 1992, tepatnya, dengan rambut gondrong ala rocker, pria asal
Australia ini menyapa lewat lagu “Heaven Knows”. Dia bersenandung…..
She’s always on my mind…
From the time I wake up,
Till I close my eyes.
She’s everywhere I go
She’s all I know…..
From the time I wake up,
Till I close my eyes.
She’s everywhere I go
She’s all I know…..
Sungguh romantis, so touching,
kata orang bule.
Reaksi publik ketika itu pun luar biasa.
Dengan karakter vokal khas, yang kuat dengan cengkok folk dan blues, penyanyi
asal Australia ini berhasil menghiptonis pendengarnya. Alhasil, lagu “Heaven
Knows”, yang terdapat dalam album dengan judul sama ini pun benar-benar
menjulangkan namanya.
Karakter yang terbangun dalam lagu “Heaven
Knows” memang luar biasa. Hanya dengan berbekal piano akustik, Rick
Price mampu membangun nuansa kasmaran,keedanan, dan tentu saja romantis
yang luar biasa di hadapan pendengarnya.
Bayangkan, Anda mendengarkan lagu ini
bersama orang terkasih, di malam yang khusyu, ditemani cahaya lilin di atas
meja, yang dihiasi rangkaian bunga mawar. Sementara di luar, hujan
rintik-rintik menorehkan embun di kaca jendela rumah Anda.
Tak hanya di Indonesia sebenarnya. Di
negara-negara tetangga kita, serta Eropa dan Amerika Serikat, lagu “Heaven
Knows” ini juga Berjaya. Sementara di kampung halaman Rick Price,
ketika itu, lagu ini dinobatkan sebagai Lagu Terbaik Tahun Ini, versi ARIA,
asosiasi perusahaan rekaman Australia.
Debut album Rick Price yang membuat namanya menjulang (foto: trendfabrik) |
Kejutan Rick Price tak hanya sampai di
situ. Lewat album yang sama, dia juga melepas single “Not A Day Goes
By”, yang lumayan sukses di pasaran. Lagu ini juga sempat nangkring di
beberapa tangga lagu bergengsi dunia.
Dengan sosok yang cool, rambut
panjang, wajah good looking, Rick Price memang seperti dengan mudah
mendapat simpati, terutama dari kaum hawa. Apalagi, vokalnya juga tidak bisa
dibilang biasa saja, didukung dengan lagu-lagu yang memang berkualitas.
Tapi, apakah hanya di situ kekuatan Rick
Price? Menurut saya, kekuatan utama Rick Price adalah dalam hal penulisan lagu.
Ya, sebelum merilis album debutnya itu, di Australia, Rick Price sendiri sudah
dikenal sebagai song writer andal, terutama dalam pemilihan
tema yang penuh makna.
Tema cinta, tentu maksud saya. Sosok
kelahiran Brisbane, Australia, 6 Juli 1960 ini memang paling jago dalam
melahirkan lagu-lagu romantis dengan lirik yang menyentuh. Di album ini saja,
selain“Heaven Knows”, Rick Price juga melahirkan lagu “Not
A Day Goes By” dan “Forever Me and You”, yang dijamin
membuat penggemar wanitaklepek-klepek.
Belum lagi di lagu-lagudi album lainnya,
Sepeti “If You Were My Baby”, “Where Are You Now”, “Nothing Can’t Stop Us
Now”, “We Got Each Other”, atau“Only Reminds Me of You”.
Namun, tentu, Rick Price tak hanya ahli
dalam membuat lagu-lagu cinta. Banyak juga lagu-lagunya yang bercerita tentang
cinta secara universal, tidak hanya soal wanita dan pria. Di album Heaven
Knows, misalnya, terdapat lagu “A House of Divided” yang
bertutur tentang sulitnya menahan ego dua insan.
Sementara dalam lagu “Bridge
Building Man”, di album keduanya, Tambourine Mountain tahun
1995, Rick Price berusaha menyampaikan pesan betapa penting menjalin hubungan
yang harmonis, dalam sebuah keluarga.
Namun, ada satu lagu dari Rick Price yang
sangat berkesan bagi saya, yaitu “You’re Never Alone”. Saya selalu
merinding saat mendengar lagu ini, persis seperti yang saya rasakan setiap
mendengar lagu-lagu Iwan Fals ataupun The Beatles.
Lagu “You’are Never Alone”, bercerita
tentang kasih sayang seorang ayah tak pernah mati kepada anak laki-lakinya.
Sang ayah, dalam kondisi apapun, akan selalu ada untuk sang putra. Rick Price
sendiri menciptakan lagu ini, khusus untuk putranya.
Dulu, mendengar lagu ini, semasa kuliah, ,
saya kerap merasa bersalah lantaran sering membuat ayahku saya kecewa. Saat
ini, mendengar lagu ini, saya jadi membayangkan hubungan saya nantinya dengan
putra saya, Fadhil.
Itulah Rick Price, musisi kreatif yang
selalu mampu memberikan karya-karya yang menginspirasi pendengarnya. Andaikan
musisi kita bisa seperti itu, membuat lagumellow namun tak terkesan
cengeng, sambil menyelipkan pesan-pesan sosial, akan sangat beruntung sekali
pencinta musik di negeri ini.
Rick Price sendiri, tahun ini telah
merilis album kedelapannya, dengan judul The Water’s Edge, Salah
satu tembang yang jadi andalan adalah “Shape of My Heart”.Lagunya
asyik, begitu juga denga klipnya. Dengan kaus oblong putih plus bretel, Rick
Price menenteng gitar akustik, bernanyi, dengan latar belakangan pemandangan
yang indah.
Februari lalu, Rick Price menggelar konser dengan tajuk “An Acoustic Evening with Rick Price“, di Jakarta. Konser ini kabarnya berlangsung sukses dengan menampilkan bintang tamu, penyanyi lokal Enda N Rhesa, serta Andre Hehanusa. Sayang, ketika itu saya harus memilih, menyaksikan Rick Price atau Iron Maiden. Dan, saya memilih Maiden....
sumber: wikipedia, youtube, rickprice.co,
kompas
Diskografi
- Heaven Knows (1992)
- Tamborine Mountain (1995)
- Another Place (1999)
- A Million Miles (2003)
- 2 Up (With Mitch Grainger) (2007)
- Revisited (2008)
- The Water’s Edge (2011)
No comments:
Post a Comment