Wednesday, May 6, 2015

Pep Tak Pernah Jadi Musuh Barcelona

JOSEP "PEP" GUARDIOLA (zimbio)
BAGI Josep “Pep” Guardiola, Barcelona segalanya. Tempat dia lahir, besar, dan menjadi “orang besar”. Guardiola memang asli Katalan. Dia lahir di Santpedor, kota kecil di kawasan Bages, bagian dari wilayah Katalunya, yang beribukotakan Barcelona.

Di kota ini pula, sekitar 31 tahun lalu Pep memulai mimpinya di dunia sepak bola. Saat itu, masih berusia 13 tahun, dia menenteng sepatu bola ditemani sang ayah, Valenti, dan Pere, saudara laki-lakinya, mendaftar di akademi sepak bola Barcelona yang terkenal itu, La Masia.

Guardiola langsung mendapat tempat di sana. Dia bahkan ditunjuk sebagai kapten dan menjadi kesayangan Charles Rexach, pelatih tim junior ketika itu. Total, di level junior, 379 laga dimainkan Guardiola dalam 11 musim.


Di level senior, nama Guardiola juga begitu harum. Dia termasuk dalam ”The Dream Team” Barcelona arahan pelatih Johan Cruyff yang sukses memenangkan gelar La Liga empat musim berturut-turut dan Liga Champions 1992.

Setelah era “The Dream Team” berakhir, nama Guardiola pun tetap berkibar bersama Barcelona. Menjadi kapten sejak 1997 hingga 2001, Guardiola masih mampu membawa Barcelona juara La Liga dua musim berturut-turut 1997/98 dan 1998/99  plus Piala UEFA 1996/97.

Sampai datanglah kesempatan itu. Pep kembali duduk di bangku cadangan Barcelona, seperti di awal-awal karienya bersama Barcelona senior, menunggu instruksi pelatih Cruyff untuk masuk lapangan menggantikan Guillermo Amor.

Tapi, kali ini dia tak mengenakan seragam. Karena pada 2008 dia ditunjuk sebagai pelatih Barcelona menggantikan Frank Rijkaard. Peran ini dia jalani hingga  2012 dan menghasilkan total 14 gelar!

Singkat kata, di bawah arahan Guardiola, Barcelona kembali berjaya sepeti era “The Dream Team”. Guardiola juga disebut-sebut sebagai sosok yang paling berperan mengangkat kembali gaya permainan tiki-taka yang amat mengutamakan penguasaan bola. Gaya permainan yang sempat begitu happening ketika itu.

Itulah sebabnya, Barcelona jadi segalanya bagi Guardiola. Barcelona adalah DNA Guardiola. Hingga sekarang pun, di bawah pelatih Luis Enrique, yang juga mantan rekan seklubnya, di Barcelona masih memainkan “Pep Style”.

Bahkan, hingga kini, saat Pep Sudah melatih Bayern Muenchen, mungkin masih banyak yang belum “ngeh” bahwa dia sekarang sebenarnya tak lagi ada kaitannya dengan Barcelona. Ups…benarkah tak lagi ada kaitannya?

Faktanya, dua putri Guardiola,  Maria dan Valentina, menurut dia sangat gembira saat sang ayah mengabarkan bahwa Muenchen akan bertandang ke Barcelona di laga pertama, semifinal Liga Champions, dini hari WIB nanti. Pasalnya, keduanya mengaku sudah sangat kangen akan kampung halaman dan kakek nenek mereka.

Bagaimana dengan Guardiola sendiri? Apakah dia segembira dua putrinya itu, saat mendampingi Thomas Mueller dan kawan-kawan tandang ke Camp Nou? Ternyata, Guardiola mengaku sudah lama memprediksi hal seperti ini, menghadapi Barcelona sebagai lawan, bakal terjadi.

Dan, dia tentu harus profesional dengan menempatkan kepentingan tim yang dilatihnya di atas segalanya. Namun, begitu, Guardiola pun tak menampik, laga ini akan sangat istimewa baginya. “Bagaimanapun Barcelona selalu ada dalam hati saya,” ujarnya. Pep memang tak akan pernah bisa jadi musuh Barcelona.* @edukrisnadefa


Tulisan ini dimuat di Harian TopSkor Edisi Rabu, 6 Mei 2015

2 comments:

  1. Om Pep, kelak kau akan balik k Camp Nou...
    Visca el Barca

    -aty elias-

    ReplyDelete
    Replies
    1. heheheh ngarep nih mbak Aty heheheh...emang pas dia kalau di Barca hehhehe...makasih dah singgah dan membaca tulisan ini mbak :)

      Delete