JOSEP "PEP" GUARDIOLA (zimbio) |
BAGI Josep “Pep” Guardiola, Barcelona segalanya. Tempat dia
lahir, besar, dan menjadi “orang besar”. Guardiola memang asli
Katalan. Dia lahir di Santpedor, kota kecil di kawasan Bages, bagian dari
wilayah Katalunya, yang beribukotakan Barcelona.
Di kota ini pula, sekitar 31 tahun lalu Pep memulai
mimpinya di dunia sepak bola. Saat itu, masih berusia 13
tahun, dia menenteng sepatu bola ditemani sang ayah, Valenti, dan Pere, saudara laki-lakinya, mendaftar di akademi sepak bola Barcelona yang terkenal
itu, La Masia.
Guardiola langsung mendapat tempat di sana. Dia bahkan
ditunjuk sebagai kapten dan menjadi kesayangan Charles Rexach, pelatih tim
junior ketika itu. Total, di level junior, 379
laga dimainkan Guardiola dalam 11 musim.
Di level senior, nama Guardiola juga begitu harum. Dia
termasuk dalam ”The Dream Team”
Barcelona arahan pelatih Johan Cruyff yang sukses memenangkan gelar La Liga
empat musim berturut-turut dan Liga Champions 1992.
Setelah era “The
Dream Team” berakhir, nama Guardiola pun tetap berkibar bersama Barcelona.
Menjadi kapten sejak 1997 hingga 2001, Guardiola masih mampu membawa Barcelona
juara La Liga dua musim berturut-turut 1997/98 dan 1998/99 plus Piala UEFA 1996/97.
Sampai datanglah kesempatan itu. Pep kembali duduk di
bangku cadangan Barcelona, seperti di awal-awal karienya bersama Barcelona
senior, menunggu instruksi pelatih Cruyff untuk masuk lapangan menggantikan
Guillermo Amor.
Tapi, kali ini dia tak mengenakan seragam. Karena pada
2008 dia ditunjuk sebagai pelatih Barcelona menggantikan Frank Rijkaard. Peran
ini dia jalani hingga 2012 dan
menghasilkan total 14 gelar!
Singkat kata, di bawah arahan Guardiola, Barcelona
kembali berjaya sepeti era “The Dream
Team”. Guardiola juga disebut-sebut sebagai sosok yang paling berperan
mengangkat kembali gaya permainan tiki-taka
yang amat mengutamakan penguasaan bola. Gaya permainan yang sempat begitu happening ketika itu.
Itulah sebabnya, Barcelona jadi segalanya bagi Guardiola.
Barcelona adalah DNA Guardiola. Hingga sekarang pun, di bawah pelatih Luis
Enrique, yang juga mantan rekan seklubnya, di Barcelona masih memainkan “Pep Style”.
Bahkan, hingga kini, saat Pep Sudah melatih Bayern Muenchen, mungkin masih banyak yang belum “ngeh” bahwa dia sekarang sebenarnya tak lagi ada kaitannya dengan
Barcelona. Ups…benarkah tak lagi ada kaitannya?
Faktanya, dua putri Guardiola, Maria dan Valentina, menurut dia sangat
gembira saat sang ayah mengabarkan bahwa Muenchen akan bertandang
ke Barcelona di laga pertama, semifinal Liga Champions, dini
hari WIB nanti. Pasalnya, keduanya mengaku sudah sangat kangen akan kampung
halaman dan kakek nenek mereka.
Bagaimana dengan Guardiola sendiri? Apakah dia segembira
dua putrinya itu, saat mendampingi Thomas Mueller dan kawan-kawan tandang ke Camp Nou? Ternyata, Guardiola mengaku sudah lama memprediksi hal
seperti ini, menghadapi Barcelona sebagai lawan, bakal terjadi.
Dan, dia tentu harus profesional dengan menempatkan
kepentingan tim yang dilatihnya di atas segalanya. Namun, begitu, Guardiola pun
tak menampik, laga ini akan sangat istimewa baginya. “Bagaimanapun Barcelona selalu
ada dalam hati saya,” ujarnya. Pep memang tak akan pernah bisa jadi musuh
Barcelona.* @edukrisnadefa
Tulisan ini dimuat di Harian TopSkor Edisi Rabu, 6 Mei 2015
Om Pep, kelak kau akan balik k Camp Nou...
ReplyDeleteVisca el Barca
-aty elias-
heheheh ngarep nih mbak Aty heheheh...emang pas dia kalau di Barca hehhehe...makasih dah singgah dan membaca tulisan ini mbak :)
Delete