NYEMAR (foto:espn.go) |
TEPATKAH keputusan Neymar
bergabung dengan Barcelona dari Santos (Brasil)? Mengapa tidak ke Real Madrid,
Manchester United, Manchester City, atau Chelsea? Bukankah klub-klub ini juga
sangat berambisi mendatangkan penyerang muda berusia 21 tahun itu.
Ya,
keputusan itu, bergabung dengan Barcelona, memang Neymar sendiri yang membuat.
Manajemen Santos memang menyerahkan semuanya, ke mana dia akan bergabung.
Ketika itu, pilihannya memang hanya dua: Barcelona atau Madrid.
Dan, dengan tekad
bulat, pemain dengan nama lengkap Neymar da Silva Santos Junior ini memutuskan
bergabung dengan Barcelona. Transfernya total mencapai 54 juta euro atau
sekitar Rp 684 miliar. Kemarin, pemain dengan rambut nyentrik itu dijadwalkan
menandatangani kontrak yang akan mengikatnya untuk lima tahun ke depan bersama
Barcelona.
Sebenarnya,
banyak yang mengernyitkan dahi dengan keputusan Neymar bergabung dengan
Barcelona. Sebab, sejak awal, justru memang Madrid yang sangat berambisi
memboyongnya. Presiden Madrid, Florentino Perez, dikabarkan sudah jatuh cinta
kepada Neymar sejak tahun 2005, saat Neymar remaja berlatih di Valdebebas,
pusat latihan Madrid.
Di luarnya,
keberadaan Lionel Messi di Barcelona, membuat banyak orang ragu, kemampuan
Neymar akan benar-benar tereksploitasi di Camp Nou. Atau, jangan-jangan, sinar
Neymar akan redup lantaran gagal beradaptasi dengan permainan Barcelona, yang
memang diplot untuk mengeksploitasi kelebihan Messi, yang sejauh ini terbukti
efektif.
Fakta
menuturkan, sejak menjulang performa Messi, lima atau enam musim terakhir,
telah begitu banyak bintang-bintang yang justru meredup sinarnya saat bergabung
dengan Barcelona. Mulai Thierry Henry, Zlatan Ibrahimovic, David Villa, Alexis,
semuanya berada di bawah bayang-bayang Messi. Lebih parah, mereka tak bisa
bermain di posisi asli mereka.
Lihat saja
Henry, yang kembali bermain sebagai sayap, saat diboyong Barcelona. Memang,
sebelumnya, dia akrab dengan posisi itu. Tapi, sejak bergabung dengan Arsenal sebelum
ke Barcelona, Henry mendapat posisi baru sebagai penyerang.
Yang
terakhir tentu saja Villa, yang harus rela bermain sebagai penyerang lubang,
atau bahkan sayap murni. Tak heran, produktivitas golnya pun menurun tajam.
Padahal, saat masih di Valencia, posisi Villa ada penyerang murni.
Pernah juga
terjadi di awal musim 2009/10, pelatih Barcelona ketika itu, Josep Guardiola,
merelakan penyerang andalan Samuel Eto’o, karena lebih kepincut memainkan skema
demi mengakomodasi kehebatan Messi. Tak ada tempat untuk Eto’o.
Nah,
bagaimana dengan Neymar? Dia sendiri mengaku sangat kepincut bermain untuk
Barcelona. Mungkinkah justru keberadaan
Messi yang membuat Neymar sangat berambisi bergabung dengan Barcelona? Jika
begitu, Neymar sepertinya harus siap-siap mental.
Jika Tito
Vilanova, pelatih Barcelona, mengusung skema baru,dan memberikan ruang bagi
Neymar, tentu itu sangat baik baginya. Namun, jika Vilanova ngotot
mempertahankan skema yang ada, jelas Neymar harus benar-benar bekerja keras.
Termasuk harus siap menjadi cadangan, jika perlu. Tapi, apa pun, ini akan jadi
tantangan bagi Neymar. Bukankah dia menyebtu butuh tantangan baru, makanya
memutuskan hengkang dari Santos.*
No comments:
Post a Comment