Wednesday, June 23, 2010

Kaka Rontok Saat Berkembang

RICARDO KAKA (foto: bmwz8us.deviantart)
IBARAT bunga, Ricardo Kaka justru rontok saat tengah berkembang. Ya, laga Brasil lawan Pantai Gading, Minggu (20/6) di Grup G, yang seharusnya menjadi laga kebangkitannya justru berubah mejnadi partai yang menyesakkan bagi pria berusia 28 tahun ini.

Kaka harus keluar lapangan lebih cepat daripada rekan-rekannya lantaran kartu merah dari wasit Stephane Lannoy, setelah menerima dua kartu kuning. Memang, kartu kuning kedua yang diterimanya masih bisa diperdebatkan lantaran Abdul Kader Keita, yang dilanggar oleh Kaka, bersandiwara sedemikian rupa.

Pemain Pantai Gading itu bergulingan sambil memegangi wajahnya . Padahal, dalam tayang ulang, terlihat jelas, yang disikut Kaka adalah dada Keita, bukan wajahnya.
Namun, tetap saja muncul pertanyaan, mengapa seorang Kaka bisa begitu lepas kendali dengan menyikut Keita. Padahal, boleh dibilang, dia sebenarnya justru tengah menikmati pertandingan tersebut.

Dua gol awal kemenangan 3-1 Brasil yang dicetak Luis Fabiano dan Elano, tak lepas dari andil Kaka. Penampilan Kaka juga jauh lebih cemerlang daripada ketikamembawa “Selecao” menang 2-1 atas Korea Utara di laga pertama Grup H.

Pendek kata, laga yang digelar di Stadion Soccer City itu seharusnya menjadi pembuktian kebintangan Kaka, setelah serangkaian periode tak mengenakkan yang dialaminya sepanjang musim 2009/10.
Ya, memang bukan rahasia lagi jika pemilik nama lengkap Ricardo Izecson dos Santos Leite itu mengalami periode buruk belakangan ini. 

Di klubnya, Real Madird, Kaka tak hanya gagal membawa “Los Galacticos” meraih barang satu trofi. Dia juga sempat mengalami cedera panjang yang membuat orang bertanya-tanya apakah transfer 65 juta euro (sekitar Rp 726,8 miliar) yang dikeluarkan Madrid saat merekrutnya dari AC Milan, sepadan.

Di luar itu, kehadiran Kaka di Afrika Selatan, sebelumnya juga sempat diragukan, menyusul cedera betis yang dialaminya. Tapi, saat berkesempatan menunjukkan kapasitas dia yang sesungguhnya, suami Caroline Celico ini justru merusaknya dengan meyikut Keita, apapun maksud Kaka.

Kelakuan itu juga bertolak belakang dengan pribadi Kaka yang selama ini dikenal orang. Di luar lapangan, Kaka adalah sosok yang santun. Tak seperti pemain Brasil kebanyakan, yang datang dari keluarga broken home dan lingkungan kumuh, Kaka lahir dari keluarga menengah ke atas, yang membuatnya tahu bagaimana bersikap ala kaum aristokrat.

Kaka juga sosok yang saleh. Setiap mencetak gol, dia selalu menengadahkan tangannya ke atas, tanda syukur kepada Tuhan. Tak jarang, Kaka juga menggunakan baju dalam bertuliskan pesan-pesan religius.
Mungkinkah Kaka merasa kesal, lantaran sepanjang pertandingan, dia terus dikasari para pemain Pantai Gading? Atau ada penyebab lain, yang membuat Kaka memang mengincar Keita. Tentu, cuma Kaka yang tahu jawabannya.

Yang jelas, publik “Selecao” berharap absennya Kaka di laga terakhir Brasil di Grup H, tak akan menghentikan langak “Selecao” ke babak 16 Besar. Sehingga, mereka bisa berharap kembali menyaksikan sihir Kaka, tanpa kartu merah lagi, tentunya. *


Tulisan ini dimuat di Harian TopSkor edisi 23 Juni 2010

No comments:

Post a Comment