BERAKSI – Thabo Rapoo (kiri) saat beraksi memamerkan kemampuannya menari Jawa di KBRI Pretoria. |
Nama Thabo memang sudah tak asing bagi masyarakat Indonesia di Afrika
Selatan (Afsel). Pria keling berusia 31 tahun ini kerap didaulat untuk menari
tari-tarian adat Indonesia di acara-acara resmi KBRI, seperti “17 Agustusan”,
misalnya.
“Saya juga pernah tampil di
Bali Forum, di hadapan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono,” ujar Thabo, yang datang
ke KBRI mengenakan batik, dengan seorang kawannya, yang juga penari. “Saya
jatuh cinta kepada budaya Indonesia.”
Thabo memang memiliki ketertarikan yang sangat dalam terhadap
kesenian Indonesia, terutama Jawa. Tak heran, selain menguasai beberapa tarian
jawa, dia juga bisa memainkan alat musik gamelan, dan sempat juga belajar
menjadi dalang.
Semua itu dia pelajari saat
mendapat kesempatan mendalami kebudayaan Indonesia tahun lalu, atas bantuan
Duta Besar RI untuk Pretoria, Sugeng Rahardjo. “Bapak Dubes yang membantu saya.
Beliau memfasilitasi semua yang saya butuhkan di Indonesia,” ujar Thabo yang
beristrikan bernama Bafikice Sedibe, juga seorang penari.
Kini, Thabo mengklaim dirinya sebagai duta budaya Indonesia untuk
Afsel. Di Negeri Nelson Mandela ini, dia
coba mempopulerkan tarian-tarian jawa dengan mengajarkan kepada murid-murid di
Dance Factory, sanggar tari yang dia kelola di Johannesburg.
Menurut Thabo, antusias masarakat Afrika Selatan terhadap kesenian
Indonesia, terutama tari Jawa, atas sangat besar. “Dalam praktiknya, saya kerap
mengkombinasikan dengan tarian adat Afsel. Masyarakat kami sangat senang
mempelajarinya,” ujar Thabo, yang sempat menyabet gelar The Best Young Artist dari sebuah komunitas seni di Afsel.
Dubes Sugeng Rahardjo sendiri
amat mendukung kesungguhan Thabo mempelajari kebudayaan Indonesia.
‘Thabo bisa menjadi media kami untuk mempopulerkan nama Indonesia di Afsel,
lewat budaya,” ujar Sugeng, pria kelarhian Bandung 18 September 1954 itu.
“Harapan saya, ke depannya, kami bisa membuat semacam pusat kajian budaya
Indonesia di Afsel.”
Tak heran, menurut Sugeng, pihaknya sangat serius membekali Thabo.
Januari tahun depan misalnya, KBRI akan
kembali mengirim Thabo ke Indonesia untuk lebih mendalami kesenian
Indonesia, terutama Jawa, selama satu tahun. “Kami merasakan betul penetrasi
yang dilakukan Thabo lewat budaya. Kini, nama Indonesia semakin dikenal di
Afsel,” Sugeng melanjutkan. *
No comments:
Post a Comment