Robert Plant jadi wakil presiden Wolverhampton sejak 2009. (foto:mtvhive) |
SEPERTINYA tak ada
yang berubah pada penampilan Robert Plant. Hanya tubuhnya yang agak tambun dan
keriput terlihat jelas di sekitar raut wajahnya. Wajar dong, rocker gaek itu
kini telah berusia 66 tahun.
Di
luar itu, penampilannya masih flamboyan. Rambut panjang blondenya masih
dibiarkan awut-awutan. Masih seperti dulu, saat berkibar bersama Led Zeppelin, salah satu grup legendaris pelopor heavy metal dari Inggris.
“Babe,
baby, baby, I'm gonna leave you...” begitu dulu dia bersenandung menggoda gadis-gadis di era “generasi bunga”. Atau
dengan lantang Plant berteriak “It's been a long time since I rock and rolled...” dalam
lagu “Rock and Roll”.
Dulu,
di era akhir 1960-an hingga awal 1980-an,
Plant, bersama Jimmy Page (gitar), John Paul Jones (bass), dan mendiang
John Bonham (drum) memang begitu berjaya di belantara rock dunia. Di Inggris,
mereka bahkan nyaris disejajarkan dengan The Beatles dan The Rolling Stones,
dua band ikon rock n roll asal Inggris.
Lagu-lagu
mereka seperti “Since I’ve Been Loving
You”, “Whole Lotta Love”, “Black Dog”, atau “Communication Breakdown” menjadi lagu wajib penggemar rock bahkan
di seluruh dunia. Termasuk lagu legendaris “Stairway
to Heaven” alias “Tangga menuju Surga”, yang hingga kini, makna liriknya
masih diperdebatkan para pengamat musik.
Kini,
di altar musik, meski masih wara-wiri bersama The Sensasional Space Shifters,
band yang dibentuknya bersama musisi Afrika Barat, Juldeh Camara, Plant memang
tak seaktif dulu. Namun begitu, namanya toh tetap harum. Apalagi, di mata
suporter Wolverhampton Wanderers, klub League One yang baru memastikan diri
promosi ke Divisi Championship Liga Inggris.
Terutama,
sejak tahun 2009, saat pria bernama lengkap Robert Anthony Plant ini dinobatkan
sebagai salah satu wakil presiden klub yang bermarkas di Stadion Molineux itu.
Ya, meski lahir di West Bromwich, Plant, yang
juga pernah merilis tiga album bersama Jimmy Page, ternyata
sudah lama jadi pendukung fanatik “The
Wolves”. Bahkan, hampir seluruh hidupnya.
Plant
mengaku sudah lebih dari 50 tahun mengikuti kiprah Wolverhampton di rimba sepak
bola Inggris. Hanya saja, di era 1960-an, saat “The Wolves” berjaya di belantara sepak bola “Negeri Ratu Elizabeth”, Plant terlalu sibuk dengan konser-konser dan rekaman album Led
Zeppelin.
Jatuh Cinta
Sejak Lima Tahun
Plant
mengaku jatuh cinta kepada Wolverhampton sejak usia lima tahun, saat diajak
ayahnya menyaksikan laga Wolverhampton lawan Dynamo Moscow di Molineux, tahun 1950-an. Menurut Plant, ketika itu, di Stadion Molineux, Billy Wrigth, legenda Wolverhampton, melambaikan tangan ke
arahnya.
“Ayah
saya bilang itu The Greates Billy Wright,” ujar Plant, dalam rubrik Sing When You are Winning di Majalah Four Four Two. “Wright ketika itu
seperti David Beckham di era jayanya. Seorang ikon sepak bola dengan istri
penyanyi terkenal, Babs, anggota The Beverly Sisters.”
Kecintaan Plant kepada Wolves makin menjadi setelah tim medis Wolves berhasil membuat dia kembali bisa berjalan usai mengalami kecelakaan mobil bersama istrinya, Maureen, di Rhodes, tahun 1975. Sebelumnya, Plant sempat setahun menggunakan kursi roda.
Maka
itu, Plant pun tak sungkan ikut larut di Stadion Gresty Road, saat Wolverhampton memastikan promosi ke Divisi Championship usai mengalahkan tuan
rumah Crewe Alexandra 2-0, pekan lalu.
Testimonial Craddock
Sebagai
wakil presiden klub, Plant yang mendapat gelar bangsawan Commander of the Order
of The British Empire dari Kerajaan Inggris pada tahun 2009, memang wajib
menunjukkan cintanya kepada Wolves. Bahkan, itu dia lakukan tulus, seperti
ketika membuat motif dengan ornamen
Wolverhampton di sampul album solonya “Now and Zen”, pada tahun 1988.
Seperti
juga dia tanpa sungkan membayar uang 900 pound atau sekitar Rp 17 juta
demi tampil di pertandingan testimonial mantan bintang Wolverhampton, Joddy
Craddock, yang akan digelar Mei mendatang.
Uang
itu tentu bukan untuk Craddock. Tapi, untuk disumbangkan ke Birmingham
Children’s Hospital, rumah sakit tempat putra Craddock dirawat lantaran
menderita leukimia. Total donasi ini kabarnya sudah mencapai 8 ribu pound.
Namun, jumlah 900 pound tentu tak seberapa
bagi Plant, yang hingga kini masih mendapat rolalti dari penjualan album-album
Led Zeppelin atau solonya. Apalagi sebagai “imbalannya” yang dia dapat, tampil
di Stadion Molineux mengenakan seragam Wolverhampton, seperti yang pernah dia kenakan saat
santai bermain bola di sela-sela konsernya di Kalifornia Amerika Serikat, tahun
1977.
Tentu,
bagi Plant, bermain di Molineux dengan seragam “The Wolves” seperti mimpi yang jadi nyata. “Like a dream come true”, persis seperti
yang diungkapnya saat dinobatkan sebagai wakil presiden klub,
15 Agustus 2009, di Molineux. So, “Stairway to Molineux”.***
Tulisan ini
dimuat di Harian TopSkor Edisi 19-20 April 2014
No comments:
Post a Comment