Friday, April 18, 2014

Saatnya Berpisah, Roo?

WAYNE ROONEY (foto:dailymail)
YANG namanya perpisahan memang tak pernah mudah. Mungkin gampang diucapkan, namun sulit dijalankan. Manchester United (MU) tahu betul itu. Maka itu, sulit sekali bagi mereka untuk berpisah dengan Wayne Rooney, penyerang yang sudah menyumbang 197 gol dari 402 pertandingan untuk “Tim Setan Merah”.

Ada saja yang membuat mereka enggan melepas pemain kelahiran Liverpool, 25 Oktober 1985 itu. Saat ini, misalnya, ketika Arsenal dan Chelsea menyatakan minat memboyong suami dari Coleen McLoughlin itu, MU pun masih berat berpisah dengan Rooney.

Bukan soal harga sepertinya. Tapi, lebih kepada faktor ketidak relaan MU melihat pemain dengan julukan “Wazza” itu membela dua tim yang nota bene adalah rival utama mereka di Liga Primer.

Padahal, situasi di MU, sudah tak lagi kondusif bagi Rooney. Roo—panggilan Rooney—pun seperti sudah tak lagi bersemangat. Dia kecewa lantaran tak lagi mendapat tempat utama sejak kedatangan Robin Van Persie yang direkrut dari Arsenal, awal musim 2012/13.

Sementara kontraknya, yang tinggal dua tahun lagi, belum juga ada tanda-tanda bakal diperpanjang. Yang bikin sakit hati Rooney, Ed Woodward, Wakil Presiden MU, sempat menyebut bahwa mereka memang  belum berpikir soal perpanjangan kontrak Rooney. Bahkan, kata Woodward, kalaupun kontrak Rooney berakhir, tak akan jadi masalah bagi MU.

Problem Moyes
Rooney pun makin meradang. Ditambah lagi dengan kedatangan pelatih David Moyes sebagai pengganti Alex Ferguson. Tampaknya makin sulit bagi Rooney untuk mempertahankan statusnya sebagai primadona Old Trafford. Memang, Moyes sempat menyebut dirinya masih membutuhkan Rooney. Tapi, kata Moyes, itu hanya terjadi jika Van Persie cedera.

Orang pun kemudian mengaitkannya dengan masa lalu Rooney-Moyes yang memang tak harmonis, saat keduanya masih sama-sama berada di bawah panji-panji Everton. Memang, Moyes boleh dibilang sebagai salah satu sosok yang ikut berjasa mengasah bakat emas Rooney.

Rooney bersama David Moyes (foto:telegraph)
Moyes-lah yang memberikan Rooney debut di Liga Primer, saat Everton bermain imbang 2-2 lawan Tottenham Hotspur 17 Agustus 2002. Debut yang membuat Rooney tercatat sebagai pemain termuda kedua yang tampil di tim utama Everton, setelah Joe Royle.

Tapi, Moyes juga yang membuat Rooney harus meninggalkan Everton, bergabung dengan MU pada Agustus 2004 dengan transfer seharga 27 juta pound (sekitar Rp 412 miliar), lantaran hubungan yang tak harmonis. Sejak saat itu, hubungan Rooney dan Moyes makin buruk. Pada tahun 2008, keduanya bahkan sempat terlibat kasus hukum terkait oto biagrafi Rooney, yang berjudul “My Story so Far…”

Jadi, bagi Rooney, sebenarnya saat-saat berpisah dengan MU sepertinya memang sudah semakin dekat. Sulit bagi Rooney untuk mengulang masa-masa indahnya di “Setan Merah” seperti ketika dia mengantarkan MU memenangkan lima gelar liga, dua piala liga, plus Liga Champions yang merupakan supremasi tertinggi di level antarklub Eropa.

Saat ini, Rooney memang tidak terima jika hanya dijadikan yang kedua setelah Van Persie. Posisinya sebagai penyerang utama tim nasional Inggris membuat Rooney pantang menjadi nomor dua di klub. Apalagi, secara kemampuan, Rooney juga merasa dirinya tak kalah dari Van Persie.

Lihat saja, musim lalu, meski sering jadi pengganti, dia masih mampu mengoleksi total 16 gol dari 37 laga, 12 gol di antaranya di Liga Primer. Untuk itulah, Rooney sendiri merasa tak ada yang perlu dia buktikan lagi untuk menarik hati manajemen MU.

Maka, tampaknya, jika saat ini Rooney meminta dilepas, itu tampaknya benar-benar murni dari hatinya yang terdalam. Bukan seperti Oktober 2010 lalu, saat Rooney juga menghadapi fase yang kurang lebih sama. Ketika itu, dia juga sempat meminta dijual, lantaran kecewa akan kondisinya di MU. Namun, dua hari kemudian dia malah memperpanjang kontrak dengan durasi lima tahun.

Chelsea atau Arsenal?
Tapi, klub mana yang paling cocok untuk ayah dari Kai dan Klay ini. Chelsea atau Arsenal? Arsenal mungkin bisa jadi klub yang tepat bagi Rooney, jika pelatih mereka, Arsene Wenger, sedikit mengubah skema permainan mereka di lapangan.

Dengan mengandalkan kecepatan, Rooney juga bisa jadi pemain yang berguna bagi Arsenal. Dia bisa dimanfaatkan sebagai penyerang sayap, atau poacher, yang khusus menerima bola-bola suplai dari lini tengah, untuk dimanfaatkan jadi gol.

Bagi Rooney, sendiri, bermain di Arsenal juga bisa meningkatkan motivasinya untuk menunjukkan ketajamannya. Dia akan langsung head to head dengan Van Persie yang menggusurnya di MU. Bukankah Van Persie direkrut dari Arsenal?

Bagaimana dengan Chelsea? Sudah bukan rahasia lagi, jika pelatih Chelsea, Jose Mourinho sangat menyukai permainan Rooney. Pelatih asal Portugal itu bahkan sempat mengutarakan keprihatinannya saat Rooney kesulitan mendapat tempat di MU.

Jelas, jika bergabung dengan Chelsea, Rooney dipastikan akan mendapat tempat khusus dari Mourinho. Skema favorit Mourinho: 4-3-3 atau 4-2-3-1, rasanya juga cocok bagi Rooney. Posisinya sebagai target man akan mendapat dukungan maksimal dari gelandang-gelandang visioner milik Chelsea, seperti Juan Mata, Oscar, Eden Hazard, ataupun rekrutan anyar asal Jerman, Andre Schuerrle.


Namun, memang, saat ini, semuanya masih bergantung kepada MU, ke mana akan melego pemain yang sempat menjalani transplantasi rambut ini. Atau, jangan-jangan, MU memang masih belum mau berpisah dengan Rooney, sehingga sisa kontrak dua tahun milik sang pemain akan dimanfaatkan semaksimal mungkin oleh “Setan Merah”.***

No comments:

Post a Comment