WAYNE ROONEY (foto:dailymail) |
YANG namanya perpisahan
memang tak pernah mudah. Mungkin gampang diucapkan, namun sulit dijalankan.
Manchester United (MU) tahu betul itu. Maka itu, sulit sekali bagi mereka untuk
berpisah dengan Wayne Rooney, penyerang yang sudah menyumbang 197 gol dari 402
pertandingan untuk “Tim Setan Merah”.
Ada saja
yang membuat mereka enggan melepas pemain kelahiran Liverpool, 25 Oktober 1985
itu. Saat ini, misalnya, ketika Arsenal dan Chelsea menyatakan minat memboyong
suami dari Coleen McLoughlin itu, MU pun masih berat berpisah dengan Rooney.
Bukan soal
harga sepertinya. Tapi, lebih kepada faktor ketidak relaan MU melihat pemain
dengan julukan “Wazza” itu membela dua tim yang nota bene adalah rival utama
mereka di Liga Primer.
Padahal,
situasi di MU, sudah tak lagi kondusif bagi Rooney. Roo—panggilan Rooney—pun
seperti sudah tak lagi bersemangat. Dia kecewa lantaran tak lagi mendapat
tempat utama sejak kedatangan Robin
Van Persie yang direkrut dari Arsenal, awal musim 2012/13.
Sementara
kontraknya, yang tinggal dua tahun lagi, belum juga ada tanda-tanda bakal
diperpanjang. Yang bikin sakit hati Rooney, Ed Woodward, Wakil Presiden MU, sempat menyebut bahwa mereka memang belum berpikir soal perpanjangan kontrak
Rooney. Bahkan, kata Woodward, kalaupun kontrak Rooney berakhir, tak akan jadi
masalah bagi MU.
Problem Moyes
Rooney pun
makin meradang. Ditambah lagi dengan kedatangan pelatih David Moyes sebagai
pengganti Alex Ferguson. Tampaknya makin sulit bagi Rooney untuk mempertahankan
statusnya sebagai primadona Old Trafford. Memang, Moyes sempat menyebut dirinya
masih membutuhkan Rooney. Tapi, kata Moyes, itu hanya terjadi jika Van Persie
cedera.
Orang pun
kemudian mengaitkannya dengan masa lalu Rooney-Moyes yang memang tak harmonis, saat keduanya masih sama-sama berada
di bawah panji-panji Everton. Memang, Moyes boleh dibilang sebagai salah satu sosok
yang ikut berjasa mengasah bakat emas Rooney.
Rooney bersama David Moyes (foto:telegraph) |
Moyes-lah
yang memberikan Rooney debut di Liga Primer, saat Everton bermain imbang 2-2
lawan Tottenham Hotspur 17 Agustus 2002. Debut yang membuat Rooney tercatat
sebagai pemain termuda kedua yang tampil di tim utama Everton, setelah Joe
Royle.
Tapi, Moyes
juga yang membuat Rooney harus meninggalkan Everton, bergabung dengan MU pada Agustus
2004 dengan transfer seharga 27 juta pound (sekitar Rp 412 miliar), lantaran
hubungan yang tak harmonis. Sejak saat itu, hubungan Rooney dan Moyes makin
buruk. Pada tahun 2008, keduanya bahkan sempat terlibat kasus hukum terkait oto
biagrafi Rooney, yang berjudul “My Story
so Far…”
Jadi, bagi
Rooney, sebenarnya saat-saat berpisah dengan MU sepertinya memang sudah semakin
dekat. Sulit bagi Rooney untuk mengulang masa-masa indahnya di “Setan Merah”
seperti ketika dia mengantarkan MU memenangkan lima gelar liga, dua piala liga,
plus Liga Champions yang merupakan supremasi tertinggi di level antarklub
Eropa.
Saat ini,
Rooney memang tidak terima jika hanya dijadikan yang kedua setelah Van Persie.
Posisinya sebagai penyerang utama tim nasional Inggris membuat Rooney pantang
menjadi nomor dua di klub. Apalagi, secara kemampuan, Rooney juga merasa
dirinya tak kalah dari Van Persie.
Lihat saja,
musim lalu, meski sering jadi pengganti, dia masih mampu mengoleksi total 16
gol dari 37 laga, 12 gol di antaranya di Liga Primer. Untuk itulah, Rooney
sendiri merasa tak ada yang perlu dia buktikan lagi untuk menarik hati
manajemen MU.
Maka,
tampaknya, jika saat ini Rooney meminta dilepas, itu tampaknya benar-benar
murni dari hatinya yang terdalam. Bukan seperti Oktober 2010 lalu, saat Rooney
juga menghadapi fase yang kurang lebih sama. Ketika itu, dia juga sempat meminta dijual, lantaran kecewa akan kondisinya di MU.
Namun, dua hari kemudian dia malah memperpanjang kontrak dengan durasi lima tahun.
Chelsea atau Arsenal?
Tapi, klub
mana yang paling cocok untuk ayah dari Kai dan Klay ini. Chelsea atau Arsenal?
Arsenal mungkin bisa jadi klub yang tepat bagi Rooney, jika pelatih mereka,
Arsene Wenger, sedikit mengubah skema permainan mereka di lapangan.
Dengan
mengandalkan kecepatan, Rooney juga bisa jadi pemain yang berguna bagi Arsenal.
Dia bisa dimanfaatkan sebagai penyerang sayap, atau poacher, yang khusus menerima bola-bola suplai dari lini tengah,
untuk dimanfaatkan jadi gol.
Bagi Rooney,
sendiri, bermain di Arsenal juga bisa meningkatkan motivasinya untuk
menunjukkan ketajamannya. Dia akan langsung head to head dengan Van Persie yang
menggusurnya di MU. Bukankah Van Persie direkrut dari Arsenal?
Bagaimana
dengan Chelsea? Sudah bukan rahasia lagi, jika pelatih Chelsea, Jose Mourinho
sangat menyukai permainan Rooney. Pelatih asal Portugal itu bahkan sempat
mengutarakan keprihatinannya saat Rooney kesulitan mendapat tempat di MU.
Jelas, jika
bergabung dengan Chelsea, Rooney dipastikan akan mendapat tempat khusus dari
Mourinho. Skema favorit Mourinho: 4-3-3 atau 4-2-3-1, rasanya juga cocok bagi
Rooney. Posisinya sebagai target man akan mendapat dukungan maksimal dari
gelandang-gelandang visioner milik Chelsea, seperti Juan Mata, Oscar, Eden
Hazard, ataupun rekrutan anyar asal Jerman, Andre Schuerrle.
Namun, memang,
saat ini, semuanya masih bergantung kepada MU, ke mana akan melego pemain yang
sempat menjalani transplantasi rambut ini. Atau, jangan-jangan, MU memang masih
belum mau berpisah dengan Rooney, sehingga sisa kontrak dua tahun milik sang
pemain akan dimanfaatkan semaksimal mungkin oleh “Setan Merah”.***
No comments:
Post a Comment