Friday, March 11, 2011

Lenny Kravitz, Sang Rocker Plus

LENNY KRAVITZ (foto:fansshare)
YA, sebutlah dia, Lenny Kravitz, sang rocker plus. Sebagai penyanyi rock, dia tak hanya memiliki karakter vokal yang khas, melainkan juga mempunyai kemampuan memainkan alat musik, dari gitar, bass, drum, hingga keyboard.

Tak hanya bisa, melainkan mahir. Bahkan, kerap, di album-albumnya, Kravitz memainkan semua instrumen di atas. Julukan rocker plus, rasanya juga makin lengkap lantaran dalam musiknya, Kravitz mencampur rock dengan unsur-unsur soul, funk, reggae, hard rock, psychedelic, folk, dan balada.

Namun, tetap, warna rock selalu dominan dalam musik pria kelahiran New York, Amerika Serikat (AS), 26 Mei 1964 ini. Itu setidaknya terlihat dengan upaya Kravitz mempertahankan sound gitar rock yang menjadi nyawa di setiap lagunya. 

Kravitz memang bukan musisi kemaren sore. Sejak merilis album debutnya, Let Love Rule, di tahun 1989, total, tak kurang dari sembilan album telah dilahirkan putra aktris Roxie Roker ini. Album terbaru Kravitzs sendiri, Black and White America, kabarnya akan dirilis musim panas, tahun ini. Namun, salah satu singlenya, "Come On Get It" telah dirilis sejak 2010 lalu, dan menjadi theme song iklan komersial kompetisi NBA.

Empat penghargaan bergengsi  di ajang Grammy Award, "Best Male Rock Vocal Performance" empat tahun berturut-turut (1999-02) juga membuktikan kapasitas mantan suami aktris Lisa Bonet mantan bintang "The Cosby Show" itu.

Di luar itu, dia juga sempat terlibat di beberapa produksi film Hollywood. Salah satunya, Precious, di mana Kravitz berperan sebagai perawat. Di film ini, Kravitz beradu peran dengan Mariah Carey.

Satu lagi kehebatan Kravitz, dia tak hanya menulis lagu untuk dinyanyikannya sendiri. Melainkan juga untuk penyanyi-penyanyi terkenal lainnya. Mulai dari Madonna, Steven Tyler, hingga mendiang Michael Jackson.

Kehebatan Kravitz memang tak hanya terletak pada melodi-melodi yang unik, rift-rift catchy, dan enak didengar, seperti pada latu "Mr. Cab Driver", "American Woman", "Are Gonna Go My Way", ataupun "Love Revolution". Melainkan juga kekuatannya dalam membuat lirik di setiap lagunya.

Lagu untuk Ayah
Tak hanya soal cinta, Kravitz juga kerap mengangkat tema-tema sosial. Salah satu lagunya, "A Long and Sad Goodbye" di album It Is Time for a Love Revolution, bahkan dia buatnya khusus sebagai ode untuk sang ayah, Sy Kravitz, seorang produser di NBC Tv, yang meninggal pada tahun 2005 lantaran leukemia.

Seperti diketahui, Kravitz memang tak memiliki hubungan harmonis dengan sang ayah. 
Papa, who's to blame?
Why you never had your fortune and fame Papa, what did you gain?
To leave the love you had for a two bit dame Papa, you meant the world to me
Why did you abandon me?
Now, it's a long and sad goodbye.

LENNY KRAVITZ (foto: theplace2)
Dalam sebuah wawancara, Kravitz menuturkan, dirinya dengan ayahnya sempat berbaikan dua minggu sebelum sang ayah meninggal. "Hubungan saya memang buruk dengan ayah karena dia telah menyakiti ibu saya, dengan berselingkuh," ujar Kravitz. "Suatu hari, dia pergi meninggalkan kami. Begitu saja, tanpa bicara apa-apa."

Kravitz, yang sempat menggunakan nama panggung Romeo Blue, memang langsung menjulang saat merilis album debut Let Love Rule di tahun 1989. Album tersebut cukup sukses, terutama di pasar Eropa, di mana mampu terjual 2 juta kopi, dan mendapat sertifikat gold di AS, tahun 1995.

Nama Kravitz kian menjulang usai mengeluarkan album kedua, Mama Said, tahun 1991. Di album ini, dia menggandeng gitaris Slash, yang tengah berkibar namanya bersama Guns N' Roses dan Sean Lennon, putra mendiang John Lennon, dedengkot The Beatles.

Album ini sendiri konon banyak bercerita tentang kisah kehidupan Kravitz dengan Lisa Bonet, wanita yang dinikahinya pada tahun 1987 dan diceraikannya enam tahun kemudian. Saat ini, buah cinta Kravitz dan Bonet, telah berusia 22 tahun, Zoe yang mulai merintis dunia model dan film.

Tembang "It Ain't Over 'til It's Over" dan "Always on the Run", yang mengandalkan gaya gitaran Slash, menjadi jagoan di album ini. Namun, lagu-lagu balada seperti "Stand by My Woman" dan "All I Ever Wanted" (featuring Sean Lennon) juga cukup menyita perhatian pencinta musik rock saat itu.
Setelah itu, bisa ditebak, jalan Kravitz di pentas musik dunia pun kian lapang.  Tak heran, enam album selanjutnya: Are You Gonna Go My Way (1993), Circus (1995), 5 (1998), Lenny (2001), Baptism (2004), serta It Is Time for a Love Revolution (2008) pun selalu menangguk sukses.

Album 5 yang menelurkan hits-hits macam "I Belong to You", "Thinking of You", dan "Fly Away" bahkan sempat meraih dua Grammy Award, untuk Best Rock Album dan Best Male Rock Vocal Performance. So, are you gonna go my way?

Diskografi
1989       Let Love Rule
1991       Mama Said
1993       Are You Gonna Go My Way
1995       Circus
1998       5
2001       Lenny
2004       Baptism
2008       It Is Time for a Love Revolution

2011       Black and White America 

Sumber: Wikipedia, musicroom, The Desert Sun, Independent, youtube, berbagai sumber 



No comments:

Post a Comment