Eddie Vedder (Foto: Iljournal.today) |
EDDIE
Vedder memang tak semanis Jon Bon Jovi. Namun, dia juga tak seurakan Billy Idol
atapun Steven Tyler, apalagi seekstrem mendiang Kurt Cobain. Vedder adalah
sosok rocker sederhana, tak banyak tingkah, sehingga sulit sekali bagi media
yang nyinyir untuk membuat berita-berita kontroversi tentang vokalis Pearl Jam,
band rock yang menjulang di era 1990-an itu.
Namun,
di atas panggung, Vedder berubah menjadi sosok yang energik, agresif,
hiperaktif, bahkan cenderung eksplosif. Tak hanya gerak tubuh, mimik dan
ekspresi air mukanya pun kerap berubah-ubah sesuai “nyawa” lagu yang dia
bawakan. Penghayatan Vedder memang pol saat bernyanyi.
Dulu,
di era 1990-an, bahkan sampai sekarang, begitu banyak penyanyi-penyanyi
terkenal Indonesia yang menjiplak habis Vedder. Mulai gaya menyanyi, sampai
stage act pria kelahiran Illinois, Amerika Serikat (AS) ini.
Dengan
lagu-lagu Pearl Jam yang banyak bertemakan sosial, memang sangat memungkinkan Vedder mengeksplor
kelebihannya dalam berekspresi. Vedder sendiri sangat tahu jiwa setiap lagu
Pearl Jam. Maklum, dari total lebih dari 120 lirik lagu di sembilan album Pearl
Jam (1991-2009), seratus persen
merupakan hasil karyanya.
Vedder
percaya, setiap lagu memiliki roh yang dipengaruhi
lirik-lirik yang dia ciptakan. Selain itu, tentu saja, begitu banyak pesan
sosial yang dia ingin sampaikan. Hebatnya, Vedder menaruh perhatian sangat
besar terhadap anak-anak dan itu dituangkan dalam lagu-lagunya.
Sebut
saja lagu “Alive” yang merupakan track andalan di album pertama Pearl Jam
“Ten”, di tahun 1991. Lagu ini unik, lantaran bercerita tentang seorang anak
yang baru mengetahui, bahwa selama ini hidup bersama ayah tirinya. Sedangkan
ayah kandungnya telah lama meninggal.
Atau
lagu “Jeremy” juga di album “Ten”, yang penuh pesan untuk orang tua dalam
menjaga anaknya. Lagu ini bercerita tentang seorang anak yang melakukan bunuh
diri di sekolahnya lantaran tak tahan selalu mendapat hinaan dan jadi bulan-bulanan teman-teman di
sekolahnya.
Satu
lagi lagu tentang anak yang membuat saya terenyuh adalah “Daughter”. Lagu yang
masuk dalam album “Vs” di tahun 1993 ini, bercerita tentang seorang anak
perempuan yang mengalami keterbelakangan mental, namun tak mendapat perlakuan
yang pantas dari ibunya!
Hebatnya,
ketika itu, dengan lirik-lirik yang “nyeleneh” untuk ukuran Amerika, Vedder
mampu membawa Pearl Jam menjadi idola baru. Bersama Mike McCready dan Stone
Gossard (gitar), Jeff Ament (bas), serta Matt Cameron (drum), Vedder membuat
Pearl Jam disebut-setut sebagai salah satu pionir jenis musik rock alternatif,
bersama band legendaris, Nirvana, tentunya.
Bahkan,
beberapa pengamat musik di sana memberi label khusus untuk jenis musik
yang mereka mainkan. Ada yang
menyebutnya “grunge”. Namun, ada juga
yang menyebutnya dengan nama “Seattle Sound”, merujuk daerah asal Pearl
Jam, Seattle, AS. Bersama Pearl Jam, kemudian mencuat juga grup-grup seperti
Alice in Chains, Soundgarden, Jane Addiction, Skin Yard, Mudhoney, Love
Battery, dan banyak lagi.
Tak
terhitung sudah lagu-lagu Pearl Jam yang masuk ke papan atas di berbagai tangga
lagu bergengsi di AS. Seperti juga Album-album mereka yang selalu laris-manis
di pasaran, termasuk di Indonesia.
Vedder
juga sosok musisi yang kooperatif. Berbagai kolaborasi yang dilakukannya
menjadi bukti, betapa dia juga sangat dihargai oleh sesama musisi. Dia juga
menyumbang dua lagu; “Better Days” dan “The Loang Road” untuk soundtrack film
“Eat, Pray, Love” yang dibintangi Julia Roberts dan mengambil lokasi syuting di
Bali. Terakhir, Vedder ambil bagian di lagu “It Happened Today” dalam album
terbaru REM, “Collapse into Now”, yang baru akan dirilis Maret 2011.
Saya
sendiri mengenal Vedder bersama Pearl Jam-nya saat masih usia belasan dan duduk
di bangku kelas dua SMA. Ketika itu, kehadiran Pearl Jam membuat variasi yang
menarik di telinga ini, yang sebelumnya didominasi lagu-lagu khas Iwan Fals dan
dentum heavy metal ala Motley Crue, Poison, Guns N’ Roses, atau rock-rock
kental milik Deep Purple sampai Iron Maiden. Ahh…ternyata, tak terasa, telah
hampir 20 tahun Vedder menari-nari di
telinga ini. Itu artinya, lebih dari setengah usia saya!
Bekasi,
21 Desember
Rabu,
23 Desember, Eddie Vedder berulang tahun ke-46.
Long
Live Vedder, Long Live Rock N’ Roll!
“Alive”
Son,
she said, have I got a little story for you
What
you thought was your daddy was nothin’ but a…
While
you were sittin’ home alone at age thirteen
Your
real daddy was dyin’, sorry you didn’t see him, but I’m glad we talked…
Oh
I, oh, I’m still alive
Hey,
I, I, oh, I’m still alive
Hey
I, oh, I’m still alive
Hey…oh…
Oh,
she walks slowly, across a young man’s room
She
said I’m ready…for you
I
can’t remember anything to this very day
‘Cept the look, the look…
Oh,
you know where, now I can’t see, I just stare…
I,
I’m still alive
Hey
I, but, I’m still alive
Hey
I, boy, I’m still alive
Hey
I, I, I, I’m still alive, yeah
Ooh
yeah…yeah yeah yeah…oh…oh…
Is
something wrong, she said
Well
of course there is
You’re
still alive, she said
Oh,
and do I deserve to be
Is
that the question
And
if so…if so…who answers…who answers…
PS:
Konon, lagu ini diangkat dari kisah nyata yang dialami Vedder
20
Desember 2010
No comments:
Post a Comment