Saturday, August 14, 2010

Man City Berharap Mancini

ROBERTO MANCINI (foto: telegraph)
ROBERTO Mancini telah bersumpah untuk membawa tim asuhannya, Manchester City, menutup Liga Primer Inggris musim 2010/11 di posisi keempat.  Ya, pelatih asal Italia itu memang amat berambisi menggoyang kemapanan tim-tim berjulukan “The Big Four”: Manchester United (MU), Chelsea, Liverpool, Arsenal, yang sudah hampir satu dekade menguasai  altar empat besar Liga Primer, di luar musim lalu, saat Tottenham Hotspur menggantikan Liverpool.

Modal Mancini musim ini juga besar. Selain otak encernya sebagai pelatih, klubnya juga disokong dana yang sangat besar untuk sang pemilik,  Sheikh Monsour bin Zayed, untuk belanja pemain bintang. Terakhir, pembelian Mario Balotelli seharga 28 juta euro (sekitar Rp 320,7 miliar) dari Inter Milan, menggenapkan total 100 juta pound yang telah dikucurkan Man City di mercato musim panas ini.

Tak heran, banyak yang memprediksi Man City-seteru sekota MU- akan semakin kuat dengan kehadiran bintang-bintang seperti Balotelli, David Silva, Jerome Boateng, Yaya Toure, ataupun Aleksandar Kolarov.  Sebab, sebelumnya, mereka juga sudah memiliki pemain-pemain kelas satu, semodel Emmanuel Adebayor, Carlos Tevez, Gareth Barry, ataupun Kolo Toure.

Memang, “The Citizens” sempat mencatat hasil buruk di beberapa laga pramusim. Namun, kemenangan 2-0 atas Valencia di laga uji coba terakhir mereka, rasanya bisa jadi modal untuk benar-benar bangkit saat duel lawan Hotspur, petang ini.

Musim lalu, Man City sebenarnya nyaris saja mampu menembus empat besar. Sayang, di pekan-pekan terakhir, mereka gagal bersaing dengan Hotspur, yang sukses mengambil posisi tersebut. Sementara Man City harus puas hanya berada di posisi kelima dengan selisih tiga poin dari Hotspur.

Jadi, musim ini, saya kira memang merupakan kesempatan terbaik Mancini untuk membawa timnya menembus empat besar untuk pertama kalinya dalam 30 tahun belakangan. Sebab, terakhir kali Man City sukses masuk empat besar pada musim 1976/77. Mereka juga pernah jadi juara Liga Inggris di musim 1936/37 dan 1967/68.

Pasifnya klub-klub “The Big Four” di lantai bursa pemain juga sedikit memberi angin segar kepada Man City. Sebab, dengan begitu, dipastikan kekuatan keempat tim itu tak akan jauh berubah. Ini akan jadi keuntungan Mancini, karena dia kemungkinan besar sudah sangat hapal gaya dan pola permainan MU dan kawan-kawan.

Lihat saja, Chelsea, sang juara bertahan, bahkan hanya membeli  Yossi Benayoun dari Liverpool. Arsenal juga hanya mendatangkan dua pemain, penyerang Marouane Chamakh dan bek Laurent Koscielny . Hal sama juga dilakukan Liverpool yang hanya mendatangkan Christian Poulsen dan Joe Cole, plus Milan Jovanovic. Hanya MU, yang terlihat cukup serius membenahi kelemahan mereka.

Pelatih Alex Ferguson memboyong Chris Smalling dari Fulham untuk melapis lini pertahahan. Sementara untuk mempertajam barisan depan, Ferguson membeli Javier Hernandez dari Chivas Guadalajara (Meksiko) dan Tiago Manuel Dias Correia “Bebe” dari Vittoria Guimaraes (Portugal).

Pertanyaannya, apakah Mancini-yang pernah membawa Inter Milan tiga kali meraih scudetto-mampu mengangkat Man City sejajar dengan MU? Atau jangan-jangan, dia akan menyusul Sven-Goran Eriksson dan Mark Hughes, dua pelatih Man City sebelumnya yang ditendang lantaran gagal memuaskan ekspektasi sang pemilik?

No comments:

Post a Comment