Thursday, November 17, 2011

Lita Ford, Ratu Rock N’ Roll Tulen


LITA FORD/foto:fanar.tv
NAMANYA memang tak setenar Joan Jett ataupun Suzi Quatro. Apalagi jika dibandingkan dengan ratu blues rock, mendiang Janis Joplin. Namun, kiprah Lita Ford sebagai vokalis sekaligus gitaris rock cewek papan atas, rasanya tetap tak bisa dianggap remeh.

Ya, Lita memang bisa dibilang telah memberi warna tersendiri dalam khasanah musik rock di era 1980 hingga 1990-an. Dia menjadi salah satu dari sedikit metal queen yang menjulang namanya, ketika itu. Bahkan, berkat jasa Lita juga, band-band rock cewek seperti Warlock, Vixen, ataupun Bangles mulai mendapat tempat di kalangan pencinta rock.

Vokal Lita yang khas rock n roll, gitarannya yang yahud, serta aksi panggungnya yang atraktif membuat wanita kelahiran London, Inggris, 18 September 1958 ini disebut-sebut sebagai salah satu ratu rock n roll tulen di eranya. Apalagi, itu masih didukung dengan paras cantik dan sosoknya nan sensual.

Tak heran, lagu-lagu Lita ketika itu pun banyak menjadi hits, seperti “Gotta Let Go”, “Kiss Me Deadly”, “Falling In and Out of Love”, serta“Close My Eyes Forever”, di mana dia berduet dengan rocker legendaris, Ozzy Osbourne.

Di Blok M, ketika itu, poster-poster bergambar Lita pun begitu banyak dijanjakan, bersanding dengan poster-poster Bon Jovi, Poison, Guns n’ Roses, atau Skid Row. Seingat saya, pose favorit Lita adalah saat dia bergaya dengan gitar warna pink-nya.

Wajar, memang jika Lita cepat dikenal. Sebab, saat pertama kali mengeluarkan album solo,Out of Blood pada tahun 1983, Lita bukanlah “anak kemaren sore”. Sebelumnya, bersama Joan Jett, dia sempat mengibarkan band The Runaways, yang juga digawangi Sandy West (drum) dan Cherrie Currie (kibor).

The Runaways sempat Berjaya dengan lagu-lagu mereka seperti “Cherry Bomb”, “Queens of Noise” atau “Death End Justice”. Namun, lantaran perbedaan pandangan bermusik, Lita bersama Sandy West memilih berpisah dengan Joan Jett dan Cherrie. Konon, pangkal permasalahannya, Joan Jett memaksakan agar musik The Runaways lebih ke arah punk rock. Sementara Lita dan Sandy West ngotot mempertahankan musik The Runaways yang kental dengan warna hard rock.

Sejarah mencatat, album Out of Blood memang tak terlalu sukses di pasaran. Begitu juga album kedua Lita, Dancin’ on The Edge di tahun 1984, walau sempat melahirkan hits “Gotta Let Go”. Nama Lita, sebagai solois baru benar-benar menjulang saat merilis album ketiga, dengan titel Lita di tahun 1988. Album ini juga mengukuhkan Lita sebagai rock n roll babe paling panas.

Di album inilah, lagu-lagu seperti “Close My Eyes Forever”,  “Kiss Me Deadly”, “Back to the Cave”, ataupun “Falling In and Out of Love” mendapat tempat di hati pencinta rock. Lagu “Close My Eyes Forever”, bahkan sempat menduduki puncak tangga lagu Billboard Hot 100. Sementara lagu “Kiss Me Deadly” menduduki posisi ke-76 dalam daftar lagu rock terbaik sepanjang masa yang dirilis stasiun televisi khusus musik, VH1.

Seperti juga di dua album awalnya, di album ini, Lita menggitari sendiri total sembilan lagu yang ada. Bedanya, album ini memang benar-benar digarap serius, baik dari aransemen, materi lagu, serta sisi manajemen, di mana Lita dimanajeri langsung oleh Sharon, istri Ozzy Osbourne.

Selain Ozzy yang tampil di lagu “Close My Eyes Forever”, dari sisi musik, Lita menggamit dua personel band pengiring Pat Benatar: Don Nossov dan Myron Grombacher pada bass dan drum. Sementara pemain bass Motley Crue, Nikki Sixx, didaulat membuat lagu “Falling In and Out Love” yang menjadi hits. Lita juga melibatkan komposer rock, Mike Chapman, sebagai penulis lagu “Back to The Cave”. Sekedar catatan, Champman pernah sukses besar bersama Suzi Quatro.

LITA FORD/foto:istimewa
Selain bermain gitar dengan sepenuh jiwa, di album ini Lita juga benar-benar mengeksplorasi kualitas vokalnya. Mungkin Lita tak mau kalah saing dengan Joan Jett yang telah terlebih dahulu menjulang dengan “I Love Rock n Roll”-nya yang begitu melegenda. Hasilnya, sepanjang album, Lita berhasil mengeluarkan olah vokal yang benar-benar prima, selain tentu, jentikan gitarnya yang khas.

Di lagu “Back to The Cave”, Lita bernyanyi dengan vokal khas rocker, dengan suara serak-serak basah. Begitu juga di lagu “Fatal Passion”, dan “Bluebarry”. Sementara di lagu “Under The Gun”dan “Broken Dreams”, vokal Lita terdengar mellow,lantaran bernyanyi sepenuh hati, meski tak juga terkesan cengeng.

Lagu “Close My Eyes Forever” bisa dibilang sebagai masterpiece Lita,setidaknya di album ini. Dengan karakter vokal yang kuat, Lita mampu mengimbangi suara khas Ozzy, sehingga lahirnya sebuah lagu slow rock ballad khas lantaran perpaduan vokal apik keduanya.
Terutama pada bridge, saat Lita berteriak, “….And when we sleep, would you shelter me …. In your warm and darkened grave?…... wuihhhh.

Sahut-sahutan antara vokal Lita dan Ozzy pada reffrein juga menjadi keindahan tersendiri di lagu ini, selain melodi gitar Lita yang begitu menyayat pada saat interlude. Lita juga bisa bernyanyi ala rocker cewek yang kenes, di lagu “Kiss Me Deadly” dan “Falling In and Out Love”.
Setelah album Lita, cewek berambut pirang ini masih sempat berjaya di era 1990-an dengan melempar tiga album selanjutnya: Stiletto (1990), Dangerous Curves (1991), dan Black (1995) yang melahirkan hits-hits semodel “Only Women Bleed”, “Shot of Poison”, dan “Black”. Setelah itu, Lita praktis vakum dari  ingar-bingar pestas rock dunia, setelah sebelumnya menikahi Jim Gillette, vokalis band heavy metal Nitro di tahun 1994.

Baru, pada tahun 2009,  Lita kembali turun gunung dengan melempar albumWicked Wonderland. Yang menarik, di album ini, sang suami turut menyumbang suara.  Hebatnya juga, musik Lita di album ini jauh lebih lebih metal. Tak heran, salah satu lagu di album ini, “Betrayal” didaulat sebagai salah satu theme song di game Brutal Legend untuk versi Xbox 360 danPlaystation 3.

Hingga saat ini, Lita juga masih rajin menggelar tur keliling Amerika Serikat. September lalu dia bahkan sempat menggandeng Skid Row untuk main di sejumlah tempat di Texas. Tahun ini, Lita yang bersama Jim dikaruniai dua putra: James dan Rocco juga sempat tampil di acara realty showRock ‘n’ Roll Fantasy Camp, yang tayang di VH1.


Long Live Lita, Long Live Rock n Roll!!
Diskografi
Bersama The Runaways
1976    The Runaways
1977    Queens of Noise
1977    Waitin’ for the Night
1978    And Now… The Runaways

Solo
1983    Out for Blood
1984    Dancin’ on the Edge
1988    Lita
1990    Stiletto
1991     Dangerous Curves
1995    Black
2009   Wicked Wonderland
sumber: Wikipedia, Youtube,metalmaidens,nolifetilmetal,litafordonline


Friday, November 11, 2011

Richie Sambora, Maestro Gitar nan Flamboyan

RICHIE SAMBORA/foto:ultimateclassicrock
RICHIE Sambora memang bukan gitaris shredder yang mengandalkan kecepatan tangan, layaknya Yngwie Malmsteen, Nuno Betencourt, Paul Gilbert ataupun Jon Petrucci. Di panggung, Sambora juga tak seatraktif Angus Young ataupun Eddie Van Halen.

Sambora lebih suka bermain “aman”, tak berlebihan. Namun, permainannya fokus hingga mampu menghiptonis penonton. Tapi, justru di situlah kelebihan gitaris Bon Jovi ini. Dengan gaya yang cool, permainan yang bersih, gitaran Sambora menjadi ruh di hampir semua lagu Bon Jovi.

Gaya Sambora memang berbeda dibanding gitaris-gitaris glam rock yang di masa jayanya yang terkesan urakan, glamor, dan ekspresif. Sambora sosok yang flamboyan, dandy, dalam penampilan maupun permainan. Wajar, banyak penggemar, apalagi groupies, yang tergila-gila kepada pria kelahiran New Jersey, 11 Juli 1959 ini.

Namun, ya itu tadi, sound-sound yang keluar dari gitarnya, tetap segar dan selalu mampu memainkan emosi pendengarnya. Dengarlah lagu “You Give Love a Bad Name” yang terdapat dalam album Bon Jovi, Slippery When Wet di tahun 1986, di mana dia main begitu gahar. Begitu juga di lagu “Run Away” (Bon Jovi/1984) atau“Bad Madicine” (New Jersey/1988), di mana dia begitu fasih memainkan handle gitar Kramer atau Fender Stratocaster-nya.

Sementara di lagu-lagu balada dan slow rock seperti “Bed of Roses” (Keep The Faith/1992), “Always” (Crossroads/1994), ataupun “I’ll Be There For You” (New Jersey/1988) Sambora bermain begitu menyayat, penuh perasaaan.

Dengan gitar akustik di tangan, Sambora dikenal meiliki masterpiece dalam lagu“Wanted Dead or Live”di album Slippery When Wet. Di lagu ini, Sambora dengan hebat menghadirkan suasana cow boy lewat petikan gitarnya.

Di Bon Jovi, Sambora mungkin memang selalu berada di belakang Jon Bon Jovi, sang front man sekaligus pendiri grup asal New Jersey ini. Namun, kontribusi Sambora untuk Bon Jovi sebenarnya tak bisa dianggap remeh.

Sambora bersama Bon Jovi/foto:dailystar
Sejak bergabung pada 1984 menggantikan Dave Snake Sabo, yang kemudian bergabung dengan Skid Row, Sambora selalu terlibat dalam pembuatan lagu-lagu Bon Jovi. Termasuk hit-hit everlasting mereka, semodel  “You Give Love a Bad Name”, “Wanted Dead or Live”, Never Say Good bye, “Bad Medicine”, “Lay Your Hands on Me”, “I’ll Be There For You”, “Keep The Faith”, ataupun “This ain’t A Love Song“. 
Bersama Jovi, dalam lebih-kurang 25 tahun kariernya, Sambora telah menjual lebih dari 120 juta kopi album ke seluruh dunia!

Sambora juga dikenal sebagai gitaris  yang piawai melarihkan nada-nada “aneh” namun tetap harmonis. Wajar, lantaran sebleum bermain gitar, dia terlebih dahulu akrab dengan alat-alat musik lainnya seperti okulele, mandolin, sitar, bahkan saksofon.

Sambora sendiri sudah sejak usai belasan mengenal gitar. Sebelum bergabung dengan Bon Jovi, dia sempat mendirikan beberapa grup, sebut saja Mercy, Duke Williams & The Extremes, The Message, The Next, Hook. Dia juga sempat mengikuti audisi untuk bergabung dengan KISS dan Poison.

Sambora sendiri pernah mengaku banyak mendapat pengaruh dari gataris-gitaris blues semacam Eric Clapton, Stevie Ray Vaguhan, Jimi Hendrix, ataupun Johnny Winter. Wajar, jika permainan Sambora sangat kental dengan sentuhan-sentuhan blues. Meski dia harus berkompromi dengan musik Bon Jovi yang lebih condong ke pop rock, ketimbang blues rock.

Akar bluesnya baru benar-benar dipertontonkan Sambora saat merilis album solo berujudulStranger in This Townpada tahun 1991. Bahkan, di album ini dia menciptakan lagu khusus untuk para penggemar blues berjudul “Mr. Bluesman“ dengan menggandeng Eric Clapton.

Album solo Sambora ini dia rilis saat Bon Jovi vakum. Jon Bon Jovi sendiri, sebelumnya sempat merilis album solo Blaze of Glory - Young Guns II, di tahun 1990. Album Stranger in This Town ini sendiri cukup sukses di pasaran dan melahirkan hits semacam “Ballad of Youth”, “Fathertime” dan lagu favorit saya, “The Answer”.

Meski bersolo kareir, sambora tetap setiap kepada Bon Jovi. Dia tak mau proyek solonya mengganggu konsentrasinya dengan Bon Jovi. Buktinya, Sambora baru sempat mengeluarkan album solo keduanya pada tahun 1998, dengan judulUndiscovered Soul.

Di album ini, lagu-lagu seperti “In It For Love”, “Undiscovered Soul” dan “Made in America” juga cukup mendapat tempat di hati penggemarnya. Sambora  juga sempat berkolaborasi dengan beberapa musisi. Salah satunya dengan Pink, lewat lagu “Misery” di album Missundaztood, tahun 2001, yang juga melibatkan vokalis Aerosmith, Steven Tyler.

Pada tahun 1987, oleh Kramer, Sambora bahkan pernah gitar khusus (signature)dengan nama Kramer RS Signature Model. Sambora sendiri memang dikenal penggila gitar. Selain Kramer, yang digunakan di awal-awal kemunculan, Sambora belakangan juga identik dengan Fender Stratocaster. Dia juga sempat menggunakan Jackson, Charvel, atau Gibson Les Paul.

Yang menarik, di luar kehebatnnya menjetik dawai-dawai gitar, Sambora juga punya keahlian lain, memikat wanita-wanita cantik selebritas Hollywood. Tak kurang aktris senior Cher, penyanyi Alicia Keys, serta model  cantik Yasmin Mitri dan Loulou Lego, pernah menjalin hubungan asmara dengan Sambora.

Sambora saat masih bersama Heather Lockear
/foto:dailymail
Sementara dari hasil pernikahannya dengan aktris Heather Locklear, Sambora memiliki seorang putri bernama Ava Elizabeth, yang kini berusia 14 tahun, dan mulai menggeluti dunia model.
Sambora sendiri bercerai dengan Locklear pada tahun 2006. Dan, saat ini dikabarkan kembali berhubungan dengan aktris mantan istri Charlie Sheen, Denise Richards. Fakta ini tentu saja semakin mengkukuhkan predikat Sambora sebagai “Don Juan”.

Ketergantungan Alkohol
Namun, di luar kehidupannya glamornya yang selalu dipuja penggemar, serta kisah asmaranya yang berbagai selebritas cantik, Sambora juga sempat mengalami masa-masa sulit dalam hidupnya, yang membuatnya sempat depresi dan ketergantungan terhadap alkohol.

Pada tahun 2007, dia sempat menjalani rehabilitasi selama satu bulan lantaran alcohol addict akut. Perceraiannya dengan Locklear dan meninggalnya sang ayah, Adam, lantaran kanker dalam rentang waktu sembilan hari, memang sempat membuat dia guncang.

April lalu, dia sempat harus masuk klinik rehabilitasi Cirque Lodge di Utah, lantaran masalah yang sama. Padahal, ketika itu, Bon Jovi tengah bersiap mengadakan tur Eropa.
Alhasil, gitaris asal Kanada, Philip Eric Xenidis, didaulat untuk sementara menggantikan Sambora, sementara sang gitaris flamboyan  itu menjalani rehab.  Sambora baru bisa bergabung dengan rekan-rekannya saat Bon Jovi main di Kroasia, Juni 2011.

Untungnya, Sambora memiliki rekan-rekannya yang sangat toleran di Bon Jovi. Alih-alih menjauhinya, Jon, David Bryan (kibor) dan Tico Torres (drum) justru terus mendukung agar Sambora benar-benar pulih.

Kesediaan Jon dan kawan-kawan menerima kembali Sambora adalah bukti kesetiakawanan mereka. “Dukungan kami untuk Richie adalah absolut. Dia harus sembuh,” demikian pernyataan Jon. “Dia adalah bagian dari Bon Jovi. Dan, sampai kapan pun akan tetap seperti itu.”

Sambora sendiri mengaku seperti terlahir kembali setelah menjalani rehab di Utah. Terlebih, saat ini, saat ini dia didampingi Denise, wanita cantik yang mau menerimanya apa adanya. “Saya merasa fantastis,” ujar Sambora. “Saya tak menyesal pernah terjerembab oleh alkohol, mungkin itu sudah bagian hidup saya. Sekerang, yang terpenting, bagaimana saya tak lagi berhubungan dengan alkohol.”

Long Live Sambora!


Diskografi Sambora
Album Solo
* 1991   Stranger in This Town
* 1998   Undiscovered Soul
Bersama Bon Jovi
* 1984   Bon Jovi
* 1985   7800° Fahrenheit
* 1986   Slippery When Wet
* 1988   New Jersey
* 1992   Keep the Faith
Crossroads
* 1995   These Days
*  2000  Crush
*  2002  Bounce
* 2005   Have a Nice Day
* 2007   Lost Highway
* 2009   The Circle

sumber: wikipedia, youtube, contactmusic, dailymail, people, http://weloverichiesambora.blogspot.com, musicianguide

Friday, August 12, 2011

In Memoriam: Jani Lane, Sang Rocker Flamboyan

JANI LANE ( foto: metalshockfinland)
MUSIK rock kembali berduka. Salah satu jagoan glam metal, Jani Lane, ditemukan tewas di sebuah hotel di kawasan Woodland Hills, Los Angeles, Amerika Serikat, Kamis (11/8). Jani meninggal di usia 47 tahun. Menurut berita tersebut, hingga saat ini masih diselidiki penyebab kematian vokalis sekaligus pentolan grup Warrant ini.

Warrant, ya Warrant. Band ini, dengan Jani tentunya, pernah begitu melekat di hati dan kepala saya. Maklum, masa-masa berjayanya grup yang awalnya juga digawangi Joey Allen (gitar), Erik Turner (gitar), Jerry Dixon (bass), dan Steven Sweet (drum) ini sama persis dengan masa-masa indah saya di SMA.

Sulit disangkal, melejitnya Warrant ketika itu berkat andil Lane. Dengan gayanya yang flamboyan, vokalnya yang melengking manis, Jani berhasil menempatkan Warrant sejajar dengan grup hair metal lainnya ketika itu. Semodel Skid Row, Bon Jovi, Winger, Cinderrella, Poison, dan lainnya. Dan, yang paling penting, nyaris semua lagu Warrant, terutama hits-hits mereka adalah karya pria kelahiran Ohio, Amerika Serikat, 1 Februari 1964 ini.

Lewat gaya dan vokal Jani, lagu-lagu balada Warrant, model “Sometimes She Cries”, “Heaven”, “Blind Faith”, ataupun “I Saw Red”, sukses merajai tangga-tangga lagu rock dunia. Sementara lagu-lagu yang mengentak, layaknya “Cherry Pie”,  “Uncle Tom’s Cabin”, ataupun “Bed of Roses”, kerap jadi lagu wajib di setiap gelaran pensi di SMA-SMA. Bersama band SMA, saya juga pernah membawakan lagu “Sometime She Cries”, yang membuat vokalis kami mendapat bunga dari cewek yang ditaksirnya.

Ya, Jani memang pernah membuat Warrant melejit setinggi langit. Gayanya, yang flamboyan itu juga selalu membuat para groupies  tergila-gila. Dulu, di dinding kamar saya, poster Warrant salah satu yang terbanyak, selain Guns N Roses, dan Iron Maiden.

Nama Warrant sendiri langsung menjulang saat merilis album perdana,Dirty Rotten Filthy Stinking Rich, pada tahun 1989. Dari album ini, lagu  “Sometime She Cries” dan “Heaven”langsung mendulang perhatian luas. Lagu “Heaven“, bahkan sempat menduduki puncak tangga lagu Rolling Stone, nomor dua Billboard Hot 100, dan nomor tiga Mainstream Rock Tracks chart

Warrant makin berkibar usai merilis album kedua, Cherry Pie pada tahun 1990, yang melambungkan lagu “Cherry Pie” sendiri, “I Saw Red”, serta “Bilnd Faith”. Di album ini, lagu “Uncle Tom’S Cabin” dan “Bed of Roses” juga sempat merajai tangga-tangga lagu dunia.

Sayang, seperti band-band glam rock lainnya, pamor Warrant berangsur pudar, usai Nirvana menggebrak dengan grunge-nya.Kemudian muncul Pearl Jam dengan Seattle Sound-nya. Lalu ada Soundgarden, Jane’s Addiction, Rage Against The Machine, Off Spring,  begitu seterusnya, yang membuat nama Warrant makin tenggelam.

Namun, mereka tak pernah berhenti berkarier. Bahkan, bulan Mei lalu, mereka baru merilis album Rockaholic. Namun, Jani sendiri telah hengkang pada tahun 2004. Setelah sempat mengeluarkan album solo Back Down to One, pada 2002.

Jani kemudian membentuk grup bernama Saints of the Underground dan merilis album Love the Sin, Hate the Sinner pada tahun 2008. Sebelumnya, dia juga sempat berkolaborasi dengan beberapa musisi, salah satunya Dave Navarro, mantan gitaris Red Hot Chilli Peppers dan pentolan Jane’s Addiction.

Sayang, setelah itu, tak diketahui lagi kiprah Jani. Dia hidup bersama dengan dua anaknya, hasil pernikahan dengan Bobbie Brown, yang tak lain tak bukan merupakan model klip Warrant di lagu “Cherry Pie”. Belakangan, Jani juga sempat dikabarkan menderita ketergantungan alkolhol, dan sempat keluar masuk pusat rehabilitasi.

Namun begitu, kematiannya toh tetap mengagetkan. Ucapan bela sungkawa pun datang dari kolega-kolega musiknya. Tak kurang dari eks gitaris GNR, Slash, Bret Michaels (Poison), Nikki Sixx (Motley Crue) mengaku merasa kehilangan dengan meninggalnya Jani.

Sebastian Bach, eks vokalis Skid Row di Twitter-nya menyebut, kematian Jani sebagai sebuah hal yang tragis. Sementara rocker gaek, Alice Cooper, di Facebook fanpage-nya menulis, “Doa kami semua untuk saudaraku, Jani Lane.”

Rest In Peace Jani Lane.


sumber: dailymail, mne, ontheredcarpe, wikipedia, youtube
Diskografi Jani Lane
Bersama Warrant
1989 Dirty Rotten Filthy Stinking Rich
1990 Cherry Pie
1992 Dog Eat Dog
1995 Ultraphobic
1996 Belly to Belly
1997 Warrant Live 86-97
1999 Greatest & Latest (New versions)
2001 Under the Influence
Solo
2002 Back Down to One
Bersama Saints of the Underground
2008 Love the Sin, Hate the Sinner


Friday, June 10, 2011

Gwen Stefani Tak Akan Lagi Rilis Album Solo


GWEN STEFANI (foto: gossipmagazine)
ENOUGH is enough. Gwen Stefani pun memutuskan tak akan lagi mengeluarkan album solo. Ya, dua album sepertinya cukup bagi penyanyi kelahiran Kalifornia, Amerika Serikat ini untuk mengaktualisasi diri sebagai penyanyi solo. 

Kini,  dia fokus mencurahkan pikiran dan kemampuannya untuk grupnya, No Doubt. "Ada saatnya kita berhenti melakukan sesuatu. Dan, sekarang adalah waktu yang tepat bagi saya saya berhenti (bersolo karier)," ujar penyanyi cantik berusia 41 tahun, seperti dikutip Entertainment Weekly, Rabu (8/6) . "Bahkan, saya sudah merasa terlalu lama berkarier sebagai penyanyi solo." 
Seperti diketahui, dua album solo Gwen: Love. Angel. Music. Baby (L.A.M.B) dan The Sweet Escape yang dirilis pada 2004 dan 2006,  sempat meledak di pasaran, dengan angka penjualan mencapai 20 juta kopi, hingga saat ini. Dia juga sempat melahirkan monster hits semodel "Hollaback Gir", "Rich Gir"l, "Wind It Up", dan "The Sweet Escape"
Tapi, Gwen telah memutuskan. Mulai sekarang, dia tak akan lagi mengeluarkan album selain bersama No Doubt, yang kembali bereuni sejak tahun 2008 silam. Saat ini, mereka juga dikabarkan tengah menggarap album baru yang rencananya dirilis tahun ini. Padahal, Gwen menoreh sukses luar biasa di dua album solonya itu. 
Album L.A.M.B bahkan sampai terjual tak kurang dari 7 juta kopi! Album ini juga mendapat tujuh platinum. Lewat album ini Gwen juga sempat dua kali masuk nominasi Grammy Award di tahun 2005 dan 2006 sebagai Best Female Pop Vocal Performance. 
Enam single di album ini: "What You Waiting For?", "Rich Girl", "Hollaback Girl", "Cool", "Luxurious", dan "Crash" berhasil menempati posisi teratas di berbagai tangga lagu internasional. Bahkan, lagu "What You Waiting For?" yang ditulisnya bareng komposer Linda Perry, sempat beberapa kali didaur ulang penyanyi lain. Lagu ini juga dijadikan theme song game Just Dance 3. 
Album ini juga melambungkan Harajuku Girls, empat gadis muda Jepang yang berperan sebagai penari latar Gwen. "Harajuku Girls", yang juga merupakan judul lagu ketujuh di album L.A.M.B, sempat mewabah di mana-mana. 
Gwen pun jadi idola baru di Jepang. Begitu juga album The Sweet Escape dengan hits andalan "Wind It Up" dan "The Sweet Escape". Album yang dikeluarkan Interscope Records ini bahkan sempat membawa Gwen menggelar tur keliling Amerika Utara, Amerika Tengah, Eropa, hingga Asia. 
Tapi, Gwen tampaknya sudah bulat akan keputusannya. Dia mengaku tak ingin proyek solonya mengganggu konsentrasinya dengan No Doubt. Apalagi, di luar itu, dia juga masih disibukkan dengan statusnya sebagai seorang ibu bagi  Kingston dan Zuma, buah perkawinannya dengan Gavin Rossdale, mantan vokalis Bush, band rock alternatif asal London. 
NO DOUBT - Ted , Gwen, Adrian , dan Tony (foto: Billboard)
Karier Gwen sejak awal memang seperti tak bisa dipisahkan dengan No Doubt. Sebab, lewat band yang juga digawangi Tony Kanal (bass), Ted Dumont (gitar) dan Adrian Young (drum) inilah nama Gwen yang bergabung sejak usia 17 tahun, menjulang. Tepatnya lewat album ketiga mereka, Tragic Kingdom yang dirilis tahun 1995. 
Lewat single ketiga, "Don't Speak", nama grup yang didirikan pada tahun 1986 ini langsung menjulang setingi langit. Lagu yang konon bercerita tentang putusnya hubungan asmara Gwen dengan Tony Kanal ini bahkan dimasukkan oleh majalah musik Blender sebagai salah satu dari "500 Lagu Terbaik Sepanjang Masa". 
Sejak itu, nama No Doubt makin diperhitungkan orang. Lewat kombinasi musik pop, rock, dan ska, mereka terus menuai sukses di album-album selanjutnya. Seperti Retur of Saturn (2000) dan Rock Steady (2001), sebelum band ini vakum sejak 2004. 
Ketika itu, nyaris semua personel sibuk dengan proyek solo mereka. Selain Gwen, Dumont juga membuat proyek serupa. Sedangkan Kanal, sempat melakukan kolaborasi dengan penyanyi cewek senasional Pink. Kini, seperti dituturkan Gwen, No Doubt siap bangkit dan kembali menggegerkan musik dunia. "Kami sudah mengumpulkan materi. Tunggu saja tanggal mainnya," ujar Gwen. 
Sumber: Wikipedia, contactmusic, Entertainment Weekly, zimbio
Diskografi Gwen Bersama No Doubt
  • No Doubt (1992)
  • The Beacon Street Collection (1995)
  • Tragic Kingdom (1995)
  • Return of Saturn (2000)
  • Rock Steady (2001)
Solo
  • Love. Angel. Music. Baby. (2004)
  • The Sweet Escape (2006)
"Don't Speak", Gwen Stefani bersama No Doubt


Thursday, June 9, 2011

Alice Cooper Pernah Hampir Membunuh Elvis Presley

ALICE COOPER (foto: hdwallpaperbase)
YA, rocker gaek asal Detroit, Amerika Serikat, Alice Cooper, mengaku sempat terlintas dalam benaknya membunuh King of Rock N Roll, Elvis Presley demi popularitas. Kejadian itu berlangsung pada sekitar tahun 1971 di ruangan penthouse sebuah hotel mewah di Las Vegas.

"Ketika itu, Elvis mengajak saya ke dapur, membuka laci dan mengeluarkan pistol. Dia lalu meminta saya menodongkan pistol itu ke kepalanya," Cooper, yang melakukan debutnya saat merilis album Pretties for Youdengan format band tahun 1969 itu, bercerita. "Ketika itu, saya tak tahu apa yang harus saya lakukan." Cooper, 63 tahun, lalu menuturkan, sempat terbersit dalam benaknya untuk menghabisi nyawa Elvis. "Ketika itu, seperti ada suara di telinga kiri berujar ' Ayo, bunuh dia, kau akan masuk sejarah sebagai pembunuh Elvis Presley, sang raja Rock n Roll'."

Sementara di telinga kanannya, dia mendengar ujaran, yang mengatakan, "Kau tak boleh membunuhnya. Dia Elvis Presley. Lukai saja, kau akan tetap terkenal. Paling-paling hanya beberapa tahun masuk penjara."

Namun, Cooper, yang pertama kali menjulang dengan hits "I'm Eighteen" di tahun 1971 itu menceritakan, belum sempat dia memutuskan, Elvis langsung menendang pistol di tangannya, sebelum menjatuhkan Cooper di lantai dan mencekik lehernya.

"Elvis lalu berkata kepada saya, begitulah cara melumpuhkan orang bersenjata yang ingin melukaimu," ujar Cooper, yang total telah melepas 26 album studio itu.

Elvis sendiri kemudian diketahui tewas pada tahun 1977 di usia ke-42 lantaran overdosis. Kejadian di hotel Elvis itu hanya merupakan salah satu episode kelam kehidupan Cooper bersama para mendiang jawara-jawara rock n roll.

Seperti diketahui, dulu, Cooper dikenal dekat dengan drummer The Who, Keith Moon, Jim Morrison (The Doors), hingga John Lennon, yang kini semuanya telah wafat. Mereka, dulu bahkan sebuah membuat klub "minum" bernama Hollywood Vampires. Mereka biasanya minum-minum di sebuah bar terkenal, Rainbow, di Los Angeles. Bar ini yang menginspirasi Ritchie Blakmore pada tahun 1975, untuk membentuk band dengan nama serupa.

 "Saya pernah melihat mereka (Keith Moon dan Lennon) minum sampai kolaps. Tapi, Jim Morrison adalah peminum yang profesional," Cooper yang masih sempat menyihir metal head di era 1990-an dengan hits "Hey Stoopid"dan "Love's a Loaded Gun" itu, bercerita. "Saya juga sering minum bersama Janis Joplin dan Jimi Hendrix."

Di luar kebiasan menenggak alkoholnya yang  akut, Cooper sendiri dikenal sebagai rocker kontroversial. Karena tingkah laku yang tidak jelas itu, Cooper bahkan juga sempat dicekal masuk ke Inggris Raya, pada tahun 1993. Permintaan cekal ini dimotori aktivis moral Mary Whitehouse dan seorang anggota parlemen, Leo Abse.

Cooper juga sempat mendapat tuduhan membunuh seorang wanita di pesawat terbang. Sementara di atas panggung, Cooper dikenal kerap mempertontonkan aksi-aksi teaterikal yang imajinatif, dan cenderung horror. Tata rias yang seram  ala hantu adalah dandanan wajib Cooper saat mentas.

Lebih Manis
Tapi, kini, Cooper telah lebih manis. Terlepas dari aksi kontrovesialnya, saat menggelar konser dengan format hologram di London, Mei lalu, Cooper kini tampak jauh lebih dewasa.
Ketergantungannya terhadap alkohol juga sudah dia buang jauh-jauh sejak menjalani rehabilitasi di pertengahan tahun 1980-an. 

Pria kelahiran 4 Februari 1948 ini sekarang juga dikenal lebih religius. Waktu-waktu luangnya lebih sering dia isi dengan kegiatan sosial bersama istri dan ketiga anaknya: Calico, Dash, dan Sonora Rose. Atau bermain golf.

Ya, Sejak tahun 1990-an, rocker yang diakui Lady Gaga sebagai inspiratornya ini memang mendalami golf. Dia bahkan sempat ikut beberapa kejuaraan golf semi-profsional. Hingga kini, Cooper sendiri masih didaulat sebagai salah satu "moyang" heavy metal.
Lagu-lagu hitsnya seperti "Billion Dollars Babbies", "No More Mr Nice Guy, "You and Me", "Schoo''s Out", "Trash", "Poison", hingga "Only My Heart Talking"masih tembang-tembang wajib para metal head.

Selain itu, dimasukkannya nama Cooper dalam Rock and Roll Hall of Fame, awal tahun ini, juga menjadi bukti pengakuan dunia terhadap kontribusi pria bernama lengkap Vincent Damon Fournier ini. Akhir Juni ini, Cooper yang merupakan idola Dave Mustaine, pentolan Megadeth, rencanya akan merilis album kompilasi "Old School" yang berisi lagu-lagu terbaiknya pada periode 1964-74.

Dan, sebagai ajang promosinya, Cooper dikabarkan akan menggelar konser Alice Cooper's Halloween Night Of Fear, mulai Oktober mendatang. Konon, baru pada tahun 2012 mendatang, dia akan merilis album baru, yang akan diberi judulWelcome 2 My Nightmare. 
sumber: wikipedia, Stuff.co.nz, daily mirror, gibson, youtube 

Diskografi
Alice Cooper Format Band 
1969   Pretties for You 1970   Easy Action 1971   Love It to Death 1972   School's Out 1973   Billion Dollar Babies 

Solo Karier 1975   Welcome to My Nightmare 1976  Alice Cooper Goes to Hell 1977   Lace and Whiskey 1978   From the Inside 1980   Flush the Fashion 1981   Special Forces 1982   Zipper Catches Skin 1983   DaDa 1986   Constrictor 1987   Raise Your Fist and Yell 1989   Trash 1991   Hey Stoopid 1994   The Last Temptation 2000   Brutal Planet 2001   Dragontown 2003   The Eyes of Alice Cooper 2005   Dirty Diamonds 2008   Along Came a Spider 2012   Welcome 2 My Nightmare