MARC BOLAN (foto: uncut) |
TAK salah jika banyak orang menyebut David Bowie sebagai pioner glam rock dari
daratan Inggris. Namun, dari “Negeri Pangeran Charles” itu, sebenarnya ada satu
nama lagi yang rasanya pantas disematkan sebagai bapak glam rock. Dialah Marc
Bolan!
Bersama
grup yang dibentuknya, T-Rex, Bolan sempat merajai musik Inggris dengan gaya
bermusiknya yang nyentrik. Tak hanya gaya bermusik, gaya dia berpakaian,
dandanan, serta aksi panggungnya juga selalu mengundang perhatian.
Lagu-lagu
mereka, seperti “Ride a White Swan”, “Jeepster”, “Get It On”, “Solid Gold Easy
Action”, “Children of the Revolution”, “Hot Love”, “Telegram Sam”, “20th
Century Boy”, “Debora”, atau “Teenage Dream”, bergantian merajai tangga-tangga
lagu di Inggris Raya pada periode awal hingga pertengan 1970-an.
Didukung
dengan wajah rupawan dan gaya flam boyan, Bolan juga dengan mudah memincut hati
remaja-remaja putri. “Demam Bolan” dan T-Rex pun melanda. Tak salah jika salah,
jika pria yang terlahir dengan nama Mark Feld ini pun didaulat sebagai “Raja
Glam Rock” sesungguhnya.
Sayang,
popularitas yang menjulang bikin Bolan terlena. Pergaulan bebas dan narkotika
sempat membuat Bolan kehilangan fokus. Hingga tibalah hari nahas itu. Bolan
yang lahir di London, 30 September 1947 tewas dalam kecelakaan mobil yang
mengenaskan dua minggu sebelum hari ulang tahunnya yang ke-30 di sekitar Queens
Ride, Barnes, Barat Daya London. “Live fast die young”, kata orang.
Mobil
yang dikendarai Gloria Jones, kekasih Bolan (sebelumnya Bolan sudah menikah dengan
Rachel June) menabrak pohon Ara yang berada di sisi pagar pembatas jalan
sepulang mereka dari minum-minum di sebuah restoran. Pada tragedi yang terjadi
pukul empat pagi itu, Gloria selamat. Gloria, yang ketika itu telah memiliki
putra dari Bolan, bernama Rolan, hanya mengalami patah tangan dan rahang.
Musik
Inggris pun berduka. Saat pemakaman, sejumlah musisi ternama hadir. Gitaris
blues legendaris Les Paul, Rod Stewart, Eric Clapton, serta Bowie yang
merupakan sahabat sekaligus rival Bolan, datang memberikan penghormatan
terakhir.
Namun,
hingga kini, nama Bolan tetap dikenang. Pada 30 September 2007, atau hari ulang
tahun ke-60 Bolan, dibuatlah tugu peringatan di sekitar tempat kecelakaan. Tugu
ini kemudian dinamakan “Bolan’s Rock Shrine”.
Menjulang
Bersama T.Rex
T-REX: Bolan (kanan) dan Steve P Took (foto: pinterest) |
Sejak
kanak-kanak, Bolan memang sudah mendapat “nyawa” rock n roll lantaran gandrung
mendengar musik-musik dari Bob Dylan, Chuck Barry, Gene Vincent, atau Donovan.
Naluri bermusiknya makin tumbuh saat pada usia sembilan tahun dibelikan gitar
oleh orangtuanya.
Bolan
pun mulai fokus bermusik dan meninggalkan sekolah pada usia 14 tahun.
Menariknya, dia sempat merambah karier sebagai model di usia 17-an meski
akhirnya dia tinggalkan. Belakangan, pengalamannya menjadi model, ikut membentuknya
menjadi pribadi yang flamboyan, dan sangat berperan menunjang penampilannya
sebagai rock star pujaan.
Pada
tahun 1967, saat bergabung dengan band John Children, Bolan menanggalkan nama
belakang keluarganya, “Feld” dan memproklamirkan “Bolan” sebagai
“surename”-nya.
Sayang,
meski sempat sukses di berbagai konser, John Children tak pernah mampu menjual
album. Hingga akhirnya band ini bubar, dan Bolan membentuk Tyrannosaurs Rex
bersama drummer John Children, Steve Peregrin Took akhir tahn 1960-an.
Duo
Tyrannosaurs Rex ini menarik, karena Bolan hanya memainkan gitar akustik.
Sedangkan Peregrin “bersenjatakan” perkusi atau bongo drum. Sementara musik
yang mereka mainkan amat terpengaruh dengan gaya psychedelic rock. Maka,
jadilah “psychedelic folk-rock acoustic”, begitulah aliran Tyrannosaurs Rex.
Namun,
sulit dimungkiri, nama Bolan baru benar-benar menjulang saat memendekkannya
nama bandnya, menjadi T.Rex dan merilis single “Ride a White Swan” di awal
tahun 1970-an. Lagu ini sempat bertengger di posisi puncak tangga-tangga lagu
Inggris Raya ketika itu.
Setelah
itu, full album pun dirilis bertitel “T.Rex” dengan bantuan produser Tony
Visconti, yang juga ikut memainkan piano. Bolan kemudian menambah jumlah
personel bandnya dengan mendatangkan Steve Currie pada bass dan Bill Legend
pada drum. Sebelumnya, Mickey Finn telah didatangkan menggantikan Peregrin pada
perkusi. Bolan sendiri, akhirnya kembali memainkan gitar listrik.
Formasi
inilah yang kemudian berhasil menaklukkan peta musik Inggris. Album “The
Slider” yang dirilis pada tahun 1972, bisa dibilang merupakan langkah terbesar
T.Rex. Dengan lagu “Metal Guru” dan “Telegram Sam” T.Rex pun makin terkenal.
Setahun sebelumnya, T. Rex juga sempat lewat “Jeepster” dan “Get It On” di
album “Electric Warriors”. Bahkan, lagu “Get It On” sendiri sempat sukses menembus
pasar Amerika Serikat.
Lagu-lagu
T.Rex rata-rata bertempo riang dengan lirik-lirik yang sederhana. Bolan juga
jarang sekali memasukkan melodi gitar yang ruwet, khas gitaris-gitaris rock.
Sebaliknya, dalam-dalam lagu-lagu T.Rex, instrumen gitar yang dimainkan Bolan
seperti tak lebih dari rhythm section. Namun, tetap memberi nyawa tersendiri
pada laga tersebut.
Dengar
saja lagu “20th Century Boy” atau “Children of Revolution” yang merupakan lagu
wajib mereka. Bahkan, di lagu “Get It On”, Bolan nyaris tak memasukkan melodi
pada interlude.
Tapi,
justru karena kesederhanaannya ini lagu-lagu T.Rex jadi amat digemari karena
sangat easy listening dan membangkitkan semangat. Banyak yang bilang Bolan
selalu mampu memberikan “ruh” di setiap lagunya.
Fashionable
MARC BOLAN (foto: fanpop) |
Dalam
hitungan tahun, hidup Bolan pun berubah. Publik musik Inggris mulai
mendaulatnya sebagai ikon baru rock n roll Inggris setelah Elvis Presley dan
The Beatles. Bolan pun jadi memiliki kesempatan yang begitu besar untuk
memengaruhi gaya hidup remaja Inggris dengan gaya glam rock-nya, yang kemudian
menjadi ciri khasnya.
Dalam
setiap aksi panggungnya, Bolan mulai menggunakan atribut-atribut yang nyeleneh.
Topi ala tukang sulap, serta atasan yang berkilau kerap dikenakannya. Tak lupa
Bolan juga mengalungkan “ular-ularan” dari bulu (feather boa) di lehernya dan
mengenakan maskara.
Di
lain kesempatan, dia mengenakan jaket kulit dengan glitter yang amat
menyilaukan mata. Sementara rambut gondrong kritingnya amat kontras dengan
bentuk wajahnya yang imut.
Tapi,
itulah superstar. Apapun yang dilakukan, dikenakan terasa pantas di mata
penggemarnya. Gaya berpakaian Bolan pun sempat jadi tren di kalangan anak muda
Inggris. “Right or wrong, it’s my superstar,” mungkin begitu kata mereka.
Menurut,
kakak kandung Bolan, Harry Feld, sang adik memang sudah sejak remaja terobsesi
terhadap fashion. Terutama setelah membaca buku karangan “The Incredible Beau
Brummell”. Karakter utama dalam buku karangan Samuel Tenenbaum itu memang
digambarkan sebagai sosok yang dandy dan fashionable.
Sementara,
seorang fashion designer terkenal di Inggris, Zandra Rhodes, menyebut Bolan
memiliki taste yang sangat kuat dalam hal penampilan. “Bolan merupakan pioner
glam rock dengan caranya berdandan, berpakaian. Dia tak malu berdandan ala
wanita,” ujar Zandra dalam sebuah program dokumenter BBC, “Mark Bolan: The
Final Word”. “Ketika itu, gayanya berpakaian Bolan sangat revolusioner.”
Dan,
terbukti, belakangan, gaya berpakaian dan atribut Bolan di panggung, menjadi
contoh musisi-musisi glam rock di era selanjutnya. Sebuat saja Quiet Riot,
Twisted Sister, Ratt, bahkan hingga Motley Crue. Tentu saja dengan sejumlah
inovasi mengikuti zamannya.
Di
luar itu, Bolan adalah sosok yang bersahaja, nyentrik, pribagi yang hangat, dan
musisi yang genius. Dia adalah figur yang bisa menularkan aura positif terhadap
rekan-rekannya. Wajar, meski terkesan otoriter, Bolan tetap disukai rekan-rekan
sejawatnya, di kalangan musisi Inggris tempo itu.
Ratu
rock n roll Suzi Quatro, yang berperan sebagai narator dalam program BBC di
atas, menyebut, Bolan adalah sosok yang persistens dan ambisius. Seorang yang
mampu mewujudkan mimpinya dari remaja pinggiran kota menjadi rock star.
Bowie,
Sahabat-Rival
Hal
lain yang sangat menarik dari karier musik dan hidup Bolan adalah hubungannya
dengan Bowie. Di satu sisi, dua sosok ini bersahabat sangat kental. Namun, di
panggung musik, mereka amat bersaing, meski keduanya sempat merekam lagu
bersama “The Prettiest Stars”, single Bowie di tahun 1970.
SOHIB - Bolan (kanan) bersama David Bowie (foto: daily mail) |
Bowie
masih bernama David Jones, pemuda asal Bromley berusia 18 tahun saat bertemu
Bolan di sebuat kantor pemandu bakat di London di pertengahan tahn 1960-an.
Ketika itu, Bolan alias Mark Feld, bahkan belum genap 17 tahun.
Keduanya
sering berdiskusi soal musik, mengembangkan gaya dan karakter musiknya
masing-masing. Mencoba hal-hal baru demi membuat sesuatu yang berbeda. Sebuah
kafe bernama La Gioconda di Soho, London Timur, menjadi tempat nongkrong Bowie
dan Bolan muda setiap akhir pekan.
Persahabatan
keduanya berlanjut hingga mereka meriah bintang menjadi superstar. Persahabatan
yang berubah menjadi persaingan dalam menunjukkan pamor dan nama besar keduanya
di kancah musik rock Inggris.
Puncaknya
adalah di awal tahun 1970-an, saat nama keduanya sama-sama menjulang di area
glam rock Inggris. Memang, sangat mudah melihat persaingan keduanya, semudah
melihat lagu-lagu mereka yang berkejaran di tangga-tangga lagu Inggris ketika
itu.
Di
tahun 1972, misalnya. Tiga lagu Bowie, “Starman”, “John I’m Only Dancing”, dan
“The Jean Genie” berada di posisi ke-10, 12, 2 tangga-tangga lagu top di
Inggris. Sedangkan Bolan menempatkan dua lagu T.Rex, “”Telegram Sam” dan “Metal
Guru” sebagai pemuncak di tangga lagu lainnya. Begitu juga dengan “Children Of The
Revolution” dan “Solid Gold Easy Action” yang berada di posisi kedua.
Setahun
berikutnya, malah lebih menarik. Lagu Bowie, “Live on Mars” dan “Sorrow” serta
lagu T. Rex, “20th Century Boy” sama-sama berada di posisi ketiga. Perang pun
dimulai. Persaingan makin panas, lantaran Bolan sempat keki mendapati Tony
Visconti, yang sebelumnya memanajeri dia, mulai berpaling dan lebih
memprioritaskan Bowie.
“Jelas
ada rivalitas di antara mereka,” ujar Keith Altham, yang pada tahun 1970-an
bertindak sebagai humas Bowie dan Bolan, seperti dikutip Daily Mail. “Namun,
tetap ada cinta di antara mereka. Bowie dan Bolan memiliki banyak kesamaan.
Mereka bisa jadi saudara kandung.”
Tak
salah kata Altham. Sebab, setelah meninggalnya Bolan, Bowie begitu peduli dan
banyak membantu putra Bolan, Rolan, dan jandanya, Gloria, terutama dari segi
finansial. Bahkan, Bowie disebut-sebut bapak angkat Rolan.
Maklum,
hingga saat ini, Bowie masih masuk dalam kategori musisi terkaya dunia. Bahkan,
situs bonrich.com memperkirakan kekayaan Bowie saat ini mencapai 215 juta dolar
AS atau sekitar Rp 2,5 triliun. Sementara, usai kematian Bolan, Gloria jatuh
bangkrut.
“Kedermawanan
David Bowie membantu saya dan ibu untuk menyambung hidup,” ujar Rolan, yang
kini bergelar sarjana seni rupa dan kini tinggal di Kalifornia, Amerika
Serikat. Rolan menyebut, Bowie kerap meneleponnya dan mengatakan jangan pernah
ragu meminta bantuan kepadanya. “Jika ada yang bisa saya lakukan, saya pasti
akan membantu,” ujar Rolan menirukan ucapan Bowie. Ya, “Friends will always be
friends” kata Queen.
Sumber:
biography, daily mail, firstpost, BBC Documentary, “Marc Bolan: The Final
Word”, you tube, wikipedia, bornrich
Diskografi
Marc Bolan
Bersama
Tyrannosaurus Rex
*
My People Were Fair and Had Sky in Their Hair… But Now They’re Content to Wear
Stars on Their Brows (1968)
*
Prophets, Seers & Sages: The Angels of the Ages (1968)
*
Unicorn (1969)
* A
Beard of Stars (1970)
Bersama
T. Rex
·
T. Rex (1970)
·
Electric Warrior (1971)
·
The Slider (1972)
·
Tanx (1973)
·
Zinc Alloy and the Hidden Riders of Tomorrow (1974)
·
Bolan’s Zip Gun (1975)
·
Futuristic Dragon (1976)
·
Dandy in the Underworld (1977)
No comments:
Post a Comment