Wednesday, November 20, 2013

Marc Bolan, Manis Getir Sang Raja Glam Rock

MARC BOLAN (foto: uncut)
TAK salah jika banyak orang menyebut David Bowie sebagai pioner glam rock dari daratan Inggris. Namun, dari “Negeri Pangeran Charles” itu, sebenarnya ada satu nama lagi yang rasanya pantas disematkan sebagai bapak glam rock. Dialah Marc Bolan!

Bersama grup yang dibentuknya, T-Rex, Bolan sempat merajai musik Inggris dengan gaya bermusiknya yang nyentrik. Tak hanya gaya bermusik, gaya dia berpakaian, dandanan, serta aksi panggungnya juga selalu mengundang perhatian.

Lagu-lagu mereka, seperti “Ride a White Swan”, “Jeepster”, “Get It On”, “Solid Gold Easy Action”, “Children of the Revolution”, “Hot Love”, “Telegram Sam”, “20th Century Boy”, “Debora”, atau “Teenage Dream”, bergantian merajai tangga-tangga lagu di Inggris Raya pada periode awal hingga pertengan 1970-an.

Didukung dengan wajah rupawan dan gaya flam boyan, Bolan juga dengan mudah memincut hati remaja-remaja putri. “Demam Bolan” dan T-Rex pun melanda. Tak salah jika salah, jika pria yang terlahir dengan nama Mark Feld ini pun didaulat sebagai “Raja Glam Rock” sesungguhnya.

Sayang, popularitas yang menjulang bikin Bolan terlena. Pergaulan bebas dan narkotika sempat membuat Bolan kehilangan fokus. Hingga tibalah hari nahas itu. Bolan yang lahir di London, 30 September 1947 tewas dalam kecelakaan mobil yang mengenaskan dua minggu sebelum hari ulang tahunnya yang ke-30 di sekitar Queens Ride, Barnes, Barat Daya London. “Live fast die young”, kata orang.

Mobil yang dikendarai Gloria Jones, kekasih Bolan (sebelumnya Bolan sudah menikah dengan Rachel June) menabrak pohon Ara yang berada di sisi pagar pembatas jalan sepulang mereka dari minum-minum di sebuah restoran. Pada tragedi yang terjadi pukul empat pagi itu, Gloria selamat. Gloria, yang ketika itu telah memiliki putra dari Bolan, bernama Rolan, hanya mengalami patah tangan dan rahang.

Musik Inggris pun berduka. Saat pemakaman, sejumlah musisi ternama hadir. Gitaris blues legendaris Les Paul, Rod Stewart, Eric Clapton, serta Bowie yang merupakan sahabat sekaligus rival Bolan, datang memberikan penghormatan terakhir.

Namun, hingga kini, nama Bolan tetap dikenang. Pada 30 September 2007, atau hari ulang tahun ke-60 Bolan, dibuatlah tugu peringatan di sekitar tempat kecelakaan. Tugu ini kemudian dinamakan “Bolan’s Rock Shrine”.


Menjulang Bersama T.Rex
T-REX: Bolan (kanan) dan Steve P Took (foto: pinterest)
Sejak kanak-kanak, Bolan memang sudah mendapat “nyawa” rock n roll lantaran gandrung mendengar musik-musik dari Bob Dylan, Chuck Barry, Gene Vincent, atau Donovan. Naluri bermusiknya makin tumbuh saat pada usia sembilan tahun dibelikan gitar oleh orangtuanya.

Bolan pun mulai fokus bermusik dan meninggalkan sekolah pada usia 14 tahun. Menariknya, dia sempat merambah karier sebagai model di usia 17-an meski akhirnya dia tinggalkan. Belakangan, pengalamannya menjadi model, ikut membentuknya menjadi pribadi yang flamboyan, dan sangat berperan menunjang penampilannya sebagai rock star pujaan.

Pada tahun 1967, saat bergabung dengan band John Children, Bolan menanggalkan nama belakang keluarganya, “Feld” dan memproklamirkan “Bolan” sebagai “surename”-nya.

Sayang, meski sempat sukses di berbagai konser, John Children tak pernah mampu menjual album. Hingga akhirnya band ini bubar, dan Bolan membentuk Tyrannosaurs Rex bersama drummer John Children, Steve Peregrin Took akhir tahn 1960-an.

Duo Tyrannosaurs Rex ini menarik, karena Bolan hanya memainkan gitar akustik. Sedangkan Peregrin “bersenjatakan” perkusi atau bongo drum. Sementara musik yang mereka mainkan amat terpengaruh dengan gaya psychedelic rock. Maka, jadilah “psychedelic folk-rock acoustic”, begitulah aliran Tyrannosaurs Rex.

Namun, sulit dimungkiri, nama Bolan baru benar-benar menjulang saat memendekkannya nama bandnya, menjadi T.Rex dan merilis single “Ride a White Swan” di awal tahun 1970-an. Lagu ini sempat bertengger di posisi puncak tangga-tangga lagu Inggris Raya ketika itu.

Setelah itu, full album pun dirilis bertitel “T.Rex” dengan bantuan produser Tony Visconti, yang juga ikut memainkan piano. Bolan kemudian menambah jumlah personel bandnya dengan mendatangkan Steve Currie pada bass dan Bill Legend pada drum. Sebelumnya, Mickey Finn telah didatangkan menggantikan Peregrin pada perkusi. Bolan sendiri, akhirnya kembali memainkan gitar listrik.

Formasi inilah yang kemudian berhasil menaklukkan peta musik Inggris. Album “The Slider” yang dirilis pada tahun 1972, bisa dibilang merupakan langkah terbesar T.Rex. Dengan lagu “Metal Guru” dan “Telegram Sam” T.Rex pun makin terkenal. Setahun sebelumnya, T. Rex juga sempat lewat “Jeepster” dan “Get It On” di album “Electric Warriors”. Bahkan, lagu “Get It On” sendiri sempat sukses menembus pasar Amerika Serikat.

Lagu-lagu T.Rex rata-rata bertempo riang dengan lirik-lirik yang sederhana. Bolan juga jarang sekali memasukkan melodi gitar yang ruwet, khas gitaris-gitaris rock. Sebaliknya, dalam-dalam lagu-lagu T.Rex, instrumen gitar yang dimainkan Bolan seperti tak lebih dari rhythm section. Namun, tetap memberi nyawa tersendiri pada laga tersebut.

Dengar saja lagu “20th Century Boy” atau “Children of Revolution” yang merupakan lagu wajib mereka. Bahkan, di lagu “Get It On”, Bolan nyaris tak memasukkan melodi pada interlude.

Tapi, justru karena kesederhanaannya ini lagu-lagu T.Rex jadi amat digemari karena sangat easy listening dan membangkitkan semangat. Banyak yang bilang Bolan selalu mampu memberikan “ruh” di setiap lagunya.

Fashionable
MARC BOLAN (foto: fanpop)
Dalam hitungan tahun, hidup Bolan pun berubah. Publik musik Inggris mulai mendaulatnya sebagai ikon baru rock n roll Inggris setelah Elvis Presley dan The Beatles. Bolan pun jadi memiliki kesempatan yang begitu besar untuk memengaruhi gaya hidup remaja Inggris dengan gaya glam rock-nya, yang kemudian menjadi ciri khasnya.

Dalam setiap aksi panggungnya, Bolan mulai menggunakan atribut-atribut yang nyeleneh. Topi ala tukang sulap, serta atasan yang berkilau kerap dikenakannya. Tak lupa Bolan juga mengalungkan “ular-ularan” dari bulu (feather boa) di lehernya dan mengenakan maskara.

Di lain kesempatan, dia mengenakan jaket kulit dengan glitter yang amat menyilaukan mata. Sementara rambut gondrong kritingnya amat kontras dengan bentuk wajahnya yang imut.
Tapi, itulah superstar. Apapun yang dilakukan, dikenakan terasa pantas di mata penggemarnya. Gaya berpakaian Bolan pun sempat jadi tren di kalangan anak muda Inggris. “Right or wrong, it’s my superstar,” mungkin begitu kata mereka.

Menurut, kakak kandung Bolan, Harry Feld, sang adik memang sudah sejak remaja terobsesi terhadap fashion. Terutama setelah membaca buku karangan “The Incredible Beau Brummell”. Karakter utama dalam buku karangan Samuel Tenenbaum itu memang digambarkan sebagai sosok yang dandy dan fashionable.

Sementara, seorang fashion designer terkenal di Inggris, Zandra Rhodes, menyebut Bolan memiliki taste yang sangat kuat dalam hal penampilan. “Bolan merupakan pioner glam rock dengan caranya berdandan, berpakaian. Dia tak malu berdandan ala wanita,” ujar Zandra dalam sebuah program dokumenter BBC, “Mark Bolan: The Final Word”. “Ketika itu, gayanya berpakaian Bolan sangat revolusioner.”

Dan, terbukti, belakangan, gaya berpakaian dan atribut Bolan di panggung, menjadi contoh musisi-musisi glam rock di era selanjutnya. Sebuat saja Quiet Riot, Twisted Sister, Ratt, bahkan hingga Motley Crue. Tentu saja dengan sejumlah inovasi mengikuti zamannya.

Di luar itu, Bolan adalah sosok yang bersahaja, nyentrik, pribagi yang hangat, dan musisi yang genius. Dia adalah figur yang bisa menularkan aura positif terhadap rekan-rekannya. Wajar, meski terkesan otoriter, Bolan tetap disukai rekan-rekan sejawatnya, di kalangan musisi Inggris tempo itu.

Ratu rock n roll Suzi Quatro, yang berperan sebagai narator dalam program BBC di atas, menyebut, Bolan adalah sosok yang persistens dan ambisius. Seorang yang mampu mewujudkan mimpinya dari remaja pinggiran kota menjadi rock star.
Bowie, Sahabat-Rival

Hal lain yang sangat menarik dari karier musik dan hidup Bolan adalah hubungannya dengan Bowie. Di satu sisi, dua sosok ini bersahabat sangat kental. Namun, di panggung musik, mereka amat bersaing, meski keduanya sempat merekam lagu bersama “The Prettiest Stars”, single Bowie di tahun 1970.

SOHIB - Bolan (kanan) bersama David Bowie (foto: daily mail)
Bowie masih bernama David Jones, pemuda asal Bromley berusia 18 tahun saat bertemu Bolan di sebuat kantor pemandu bakat di London di pertengahan tahn 1960-an. Ketika itu, Bolan alias Mark Feld, bahkan belum genap 17 tahun.

Keduanya sering berdiskusi soal musik, mengembangkan gaya dan karakter musiknya masing-masing. Mencoba hal-hal baru demi membuat sesuatu yang berbeda. Sebuah kafe bernama La Gioconda di Soho, London Timur, menjadi tempat nongkrong Bowie dan Bolan muda setiap akhir pekan.

Persahabatan keduanya berlanjut hingga mereka meriah bintang menjadi superstar. Persahabatan yang berubah menjadi persaingan dalam menunjukkan pamor dan nama besar keduanya di kancah musik rock Inggris.

Puncaknya adalah di awal tahun 1970-an, saat nama keduanya sama-sama menjulang di area glam rock Inggris. Memang, sangat mudah melihat persaingan keduanya, semudah melihat lagu-lagu mereka yang berkejaran di tangga-tangga lagu Inggris ketika itu.

Di tahun 1972, misalnya. Tiga lagu Bowie, “Starman”, “John I’m Only Dancing”, dan “The Jean Genie” berada di posisi ke-10, 12, 2 tangga-tangga lagu top di Inggris. Sedangkan Bolan menempatkan dua lagu T.Rex, “”Telegram Sam” dan “Metal Guru” sebagai pemuncak di tangga lagu lainnya. Begitu juga dengan “Children Of The Revolution” dan “Solid Gold Easy Action” yang berada di posisi kedua.

Setahun berikutnya, malah lebih menarik. Lagu Bowie, “Live on Mars” dan “Sorrow” serta lagu T. Rex, “20th Century Boy” sama-sama berada di posisi ketiga. Perang pun dimulai. Persaingan makin panas, lantaran Bolan sempat keki mendapati Tony Visconti, yang sebelumnya memanajeri dia, mulai berpaling dan lebih memprioritaskan Bowie.

“Jelas ada rivalitas di antara mereka,” ujar Keith Altham, yang pada tahun 1970-an bertindak sebagai humas Bowie dan Bolan, seperti dikutip Daily Mail. “Namun, tetap ada cinta di antara mereka. Bowie dan Bolan memiliki banyak kesamaan. Mereka bisa jadi saudara kandung.”

Tak salah kata Altham. Sebab, setelah meninggalnya Bolan, Bowie begitu peduli dan banyak membantu putra Bolan, Rolan, dan jandanya, Gloria, terutama dari segi finansial. Bahkan, Bowie disebut-sebut bapak angkat Rolan.

Maklum, hingga saat ini, Bowie masih masuk dalam kategori musisi terkaya dunia. Bahkan, situs bonrich.com memperkirakan kekayaan Bowie saat ini mencapai 215 juta dolar AS atau sekitar Rp 2,5 triliun. Sementara, usai kematian Bolan, Gloria jatuh bangkrut.

“Kedermawanan David Bowie membantu saya dan ibu untuk menyambung hidup,” ujar Rolan, yang kini bergelar sarjana seni rupa dan kini tinggal di Kalifornia, Amerika Serikat. Rolan menyebut, Bowie kerap meneleponnya dan mengatakan jangan pernah ragu meminta bantuan kepadanya. “Jika ada yang bisa saya lakukan, saya pasti akan membantu,” ujar Rolan menirukan ucapan Bowie. Ya, “Friends will always be friends” kata Queen.

Sumber: biography, daily mail, firstpost, BBC Documentary, “Marc Bolan: The Final Word”, you tube, wikipedia, bornrich




Diskografi Marc Bolan
Bersama Tyrannosaurus Rex
* My People Were Fair and Had Sky in Their Hair… But Now They’re Content to Wear Stars on Their Brows (1968)
* Prophets, Seers & Sages: The Angels of the Ages (1968)
* Unicorn (1969)
* A Beard of Stars (1970)
Bersama T. Rex
· T. Rex (1970)
· Electric Warrior (1971)
· The Slider (1972)
· Tanx (1973)
· Zinc Alloy and the Hidden Riders of Tomorrow (1974)
· Bolan’s Zip Gun (1975)
· Futuristic Dragon (1976)
· Dandy in the Underworld (1977)

No comments:

Post a Comment