NAMA band legendaris Inggris, Led Zeppelin, sepertinya
tak cukup besar bagi Steven Tyler. Buktinya, vokalis Aerosmith itu
menolak kesempatan menjadi penyanyi utama Zeppelin, menggantikan Robert
Plant.
“Saya memang sempat mengikuti audisi untuk menggantikan Robert Plant. Tapi, saya berubah pikiran,” ujar Tyler seperti dikutip Guardian, beberapa
hari lalu. ”Saat Jimmy Page (gitaris Zeppelin) menanyakan apakah saya
bersedia merekam lagu bersama mereka, saya katakan ‘tidak’. Saya masih
penyanyi Aerosmith.”
Seperti diketahui, Zeppelin yang namanya benar-benar menjulang pada
pertengahan tahun 1970-an itu memang berniat melakukan reuni dan
mengeluarkan album baru. Page dan John Paul Jones tetap memainkan gitar
dan bass. Sementara posisi drummer yang lowong lantaran meninggalnya
John Bonham di tahun 1980, diisi putranya, Jason. Hanya Robert Plant,
yang menolak kembali bergabung.
Untuk itulah, Zeppelin menggelar audisi, sejak November tahun lalu.
Beberapa nama vokalis top pun dijajal, termasuk Myles Kennedy, vokalis
Alter Bridge. Sayang, begitu mereka merasa cocok dengan Tyler, ayah
model dan aktris cantik, Liv Tyler itu malah menolak.
RETAK - Steven Tyler dan Joe Perry dikabarkan retak (foto:nightmaircreative)
Tyler yang telah menelurkan 14 album bersama Aerosmith itu mengaku,
awalnya mengetahui Zeppelin menggear audisi dari manajer grup tersebut,
Peter Mench, yang juga sahabatnya. “Dia mengatakan Robert Plant tak mau
lagi bermain dengan Page dan menanyakan apakah saya mau bermain dengan
Zeppelin. Saat itu saya memang tertarik,” Tyler, 62 tahun, menjelaskan.
Status Tyler sendiri sebenarnya sedang tidak jelas di Aerosmith. Gitaris
Joe Perry, bahkan sempat menyebut bahwa Tyler telah mundur dari
Aerosmith, meski belakangan, mereka dikabarkan kembali rujuk. Hanya
saja, Perry tampaknya belum sepenuhnya bisa menghilangkan kekesalannya
terhadap Tyler, yang diawali dengan bergabungnya Tyler sebagai salah
satu juri program American Idols.
Tak heran, terkait pernyataan Tyler yang menyebut dirinya menolak
bergabung dengan Zeppelin, Perry menanggapinya dengan nyinyir. Kepada Pulse of Radio,
dia menyebut, dalam audisi tersebut, Tyler sebenarnya gagal karena
terkesan gugup dan tidak hapal lirik lagu Zeppelin. “Jadi, Zeppelin yang
memutuskan tak merekrutnya. Bukan Tyler yang menolak bergabung,” ujar
Perry. Jadi, mana yang benar?
YA, sebutlah dia, Lenny Kravitz, sang rocker plus. Sebagai
penyanyi rock, dia tak hanya memiliki karakter vokal yang khas, melainkan juga
mempunyai kemampuan memainkan alat musik, dari gitar, bass, drum, hingga
keyboard.
Tak hanya bisa, melainkan mahir. Bahkan, kerap, di
album-albumnya, Kravitz memainkan semua instrumendi
atas. Julukan rocker plus, rasanya juga makin lengkap lantaran dalam musiknya,
Kravitz mencampur rock dengan unsur-unsur soul, funk, reggae, hard
rock, psychedelic, folk, dan balada.
Namun, tetap, warna rock selalu dominan dalam musik pria
kelahiran New York, Amerika Serikat (AS), 26 Mei 1964 ini. Itu setidaknya
terlihat dengan upaya Kravitz mempertahankan sound gitar rock yang menjadi
nyawa di setiap lagunya. Kravitz memang bukan musisi kemaren sore. Sejak merilis album debutnya, Let Love Rule, di
tahun 1989, total, tak kurang dari sembilan album telah dilahirkan putra aktris
Roxie Roker ini. Album terbaru Kravitzs sendiri, Black and White America,
kabarnya akan dirilis musim panas, tahun ini. Namun, salah satu singlenya, "Come
On Get It" telah dirilis sejak 2010 lalu, dan menjadi theme song
iklan komersial kompetisi NBA.
Empat penghargaan bergengsi di ajang Grammy Award, "Best
Male Rock Vocal Performance" empat tahun berturut-turut (1999-02) juga
membuktikan kapasitas mantan suami aktris Lisa Bonet mantan bintang "The
Cosby Show" itu.
Di luar itu, dia juga sempat terlibat di beberapa
produksi film Hollywood. Salah satunya, Precious, di mana Kravitz
berperan sebagai perawat. Di film ini, Kravitz beradu peran dengan Mariah
Carey.
Satu lagi kehebatan Kravitz, dia tak hanya menulis lagu
untuk dinyanyikannya sendiri. Melainkan juga untuk penyanyi-penyanyi terkenal
lainnya. Mulai dari Madonna, Steven Tyler, hingga mendiang Michael Jackson.
Kehebatan Kravitz memang tak hanya terletak pada
melodi-melodi yang unik, rift-rift catchy, dan enak didengar, seperti pada latu
"Mr. Cab Driver", "American Woman",
"Are Gonna Go My Way", ataupun "Love
Revolution". Melainkan juga kekuatannya dalam membuat lirik di setiap
lagunya.
Lagu
untuk Ayah
Tak hanya soal cinta, Kravitz juga kerap mengangkat
tema-tema sosial. Salah satu lagunya, "A Long and Sad Goodbye"
di album It Is Time for a Love Revolution, bahkan dia buatnya khusus
sebagai ode untuk sang ayah, Sy Kravitz, seorang produser di NBC Tv, yang
meninggal pada tahun 2005 lantaran leukemia.
Seperti diketahui, Kravitz memang tak memiliki hubungan
harmonis dengan sang ayah.
Papa, who's to blame?
Why you never had your fortune and famePapa,
what did you gain?
To leave the love you had for a two bit damePapa,
you meant the world to me
Dalam sebuah wawancara, Kravitz menuturkan, dirinya
dengan ayahnya sempat berbaikan dua minggu sebelum sang ayah meninggal.
"Hubungan saya memang buruk dengan ayah karena dia telah menyakiti ibu
saya, dengan berselingkuh," ujar Kravitz. "Suatu hari, dia pergi
meninggalkan kami. Begitu saja, tanpa bicara apa-apa."
Kravitz, yang sempat menggunakan nama panggung Romeo
Blue, memang langsung menjulang saat merilis album debut Let Love Rule
di tahun 1989. Album tersebut cukup sukses, terutama di pasar Eropa, di mana
mampu terjual 2 juta kopi, dan mendapat sertifikat gold di AS, tahun 1995.
Nama Kravitz kian menjulang usai mengeluarkan album
kedua, Mama Said, tahun 1991. Di album ini, dia menggandeng gitaris Slash, yang
tengah berkibar namanya bersama Guns N' Roses dan Sean Lennon, putra mendiang
John Lennon, dedengkot The Beatles.
Album ini sendiri konon banyak bercerita tentang kisah
kehidupan Kravitz dengan Lisa Bonet, wanita yang dinikahinya pada tahun 1987
dan diceraikannya enam tahun kemudian. Saat ini, buah cinta Kravitz dan Bonet,
telah berusia 22 tahun, Zoe yang mulai merintis dunia model dan film.
Tembang "It Ain't Over 'til It's Over" dan
"Always on the Run", yang mengandalkan gaya gitaran Slash,
menjadi jagoan di album ini. Namun, lagu-lagu balada seperti "Stand by
My Woman" dan "All I Ever Wanted" (featuring Sean
Lennon) juga cukup menyita perhatian pencinta musik rock saat itu.
Setelah itu, bisa ditebak, jalan Kravitz di pentas musik
dunia pun kian lapang. Tak heran, enam album selanjutnya: Are You
Gonna Go My Way (1993), Circus (1995), 5 (1998), Lenny (2001), Baptism (2004),
serta It Is Time for a Love Revolution (2008) pun selalu menangguk sukses.
Album 5 yang menelurkan hits-hits macam "I
Belong to You", "Thinking of You", dan "Fly Away"
bahkan sempat meraih dua Grammy Award, untuk Best Rock Album dan
Best Male Rock Vocal Performance. So, are you gonna go my way?
Diskografi
1989 Let Love Rule
1991 Mama Said
1993 Are You Gonna Go
My Way
1995 Circus
1998 5
2001 Lenny
2004 Baptism
2008 It Is Time for a
Love Revolution
2011 Black and White
America
Sumber: Wikipedia, musicroom, The Desert Sun, Independent, youtube,
berbagai sumber