FRANCESCO TOTTI (foto:ciaonews) |
FRANCESCO Totti ibarat candu bagi
suporter AS Roma. Kehadirannya di lapangan, selalu membuat “Romanisti”—julukan untuk
suporter Roma—semakin kencang
berteriak, menari, bernyanyi mendukung klub dengan julukan “I Giallorossi” ini.
Kini, “sang candu” telah berusia lebih dari 20 tahun sejak pertama kali
melakukan debut di laga lawan Brescia di bawah arahan pelatih Vujadin Boskov.
Namun, kecintaan tifosi kepada sosok
berusia 36 tahun ini tak pernah pupus.
Totti, suami artis cantik Italia, Ilary Blasi ini tetap dipuja. “Il Principe” alias “Sang Pangeran”, begitu
dia dipanggil, seperti juga Giuseppe Giannini, legenda Roma di era 1980
dan 1990-an. Tapi, media Italia juga kerap menjulukinya “Il Bimbo d’Oro” atau “Si Bocah Emas”, “Er Pupone”, “Il Gladiatore”, bahkan “Il Re di Roma” alias “Raja Roma”.
Seperti juga Giannini, yang sukses mengantarkan
Roma jadi kampiun Seri A 1982/83, Totti pernah membawa Roma jadi yang terbaik
di Italia, musim 2000/01 saat dilatih Fabio Capello. Plus tentu saja
gelar-gelar lainnya, seperti Piala Italia (2006/07, 2007/08), Piala Super
Italia (2001, 2007). Bahkan, lebih hebat dari Giannini, Totti pernah enam kali membawa “I Giallorossi” menutup musim sebagai
runner-up, terakhir musim 2009/10.
Musim ini, Totti juga berpeluang membawa Roma meraih gelar Piala Italia
kesepuluh mereka. Pasalnya, Rabu (17/4) atau Kamis dini hari WIB, Roma sukses
menyingkirkan Internazional di semifinal kedua dengan skor 3-2. Sebelumnya, di
laga pertama Roma juga menang 2-1. Di final nanti, Roma akan berhadapan dengan
rival sekota mereka, SS Lazio.
Dari torehan pribadi, Totti juga lebih
gemilang dibanding Giannini. Totti, misalnya, pernah lima kali dinobatkan
sebagai Pemain Terbaik Italia. Sementara di musim 2006/07, Totti menyabet gelar
Capocannoniere alias pencetak gol
terbanyak sebagai bukti ketajamannya dengan torehan 26 gol.
Namun, yang paling fenomenal tentu saja
“gelar” Totti sebagai pencetak gol terbanyak sepanjang masa di Seri A yang
masih aktif, dengan 227 gol dari total 528 penampilan.
Wajar,
memang, jika Totti amat dicintai tifosi
Roma. Bukan soal gelar dan kepiawaiannya menggocek bola saja sebenarnya. Tapi,
lebih kepada loyalitas seorang Totti. Padahal, jika mau, dia bisa saja bergabung dengan klub-klub “raksasa” Eropa, saat kariernya benar-benar menjulang beberapa musim lalu.
Tapi, Totti selalu bergeming setiap ada tawaran datang. Termasuk tawaran dari klub kaya Spanyol, Real Madrid, enam tahun lalu. Bagi Totti, memang hanya ada satu klub: Roma!
Maka itu, meski saat ini, ketika kontrak terakhirnya yang kadaluwarsa musim panas nanti belum juga diperpanjang, Totti tak tampak gamang. Sebab, bagi Totti dan Roma,
perpanjangan kontrak hanyalah formalitas.
“Saya ingin menutup karier di klub ini,” ujar Totti, suatu ketika.
Totti memang tak ingin seperti Giannini
yang menutup karier di Novara, usai hengkang dari Roma. Totti ingin seperti
Paolo Maldini (AC Milan) yang hanya membela satu klub sepanjang kariernya,
sejak junior.
Totti memang identik dengan Roma. Dia lahir dan tumbuh sebagai Romanista. Dan, di laga lawan Brescia,
28 Maret 1993, saat Totti berusia 16 tahun, seperti merupakan penahbisan
dirinya sebagai Romanista yang
sesungguhnya.
No Totti, No Party
Di lapangan, Totti juga tak hanya unjuk kemampuan
teknik, melainkan juga merupakan motivator ulung bagi rekan-rekannya, terutama pemain
muda. Singkat kata, semua pemain Roma tenang, jika ada Totti di lapangan. Hingga muncul istilah, “No Totti, no
party”.
Totti yang lahir pada 27 September 1976 juga idaman para pelatih, termasuk Zdenek Zeman yang pernah dua periode (1997-99
dan 2012-13) menangani Roma. Dulu, di periode pertama melatih Roma, Zeman kerap
ditanya wartawan tentang penilaiannya terhadap pemain Italia. Dan, saat diminta
menyebutkan tiga pemain terbaik Italia versinya, Zeman selalu menjawab,
“Totti…Totti…Totti!” Ya, bagi Zeman, memang tak ada pemain (Italia) sebaik
Totti.
Di mata tifosi, Totti juga sosok
anutan. Ayah Cristian dan Chanel ini selalu menjaga perasaan tifosi, termasuk juga menjaga imejnya sebagai
anutan. Lihat saja kehidupan rumah tangganya dengan Ilary. HIngga saat ini, tak
sekalipun ada berita miring tentang mereka berdua.
Di luar lapangan, Totti juga punya rasa empati yang sangat tinggi. Sering
dia memberikan motivasi kepada tifosi
yang kurang beruntung. Bahkan, belum lama ini, Totti secara terang-terangan menyebut
legenda Italia, Silvio Piola sebagai
salah satu idolanya. Padahal, semua orang tahu, Piola adalah mantan bintang Lazio,
musuh bebuyutan Roma.
Totti bahkan memberikan kostum Roma yang sudah ditanda tanganinya kepada cucu
Piola yang datang mengunjunginya saat Roma menggelar latihan di Novara, sebelum
semifinal Piala Italia lawan Inter.